Tips Sukses 9 Langkah Membangun Bisnis

Mar 11th, 2009 | By admin | Category: Tips Usaha
Your webmaster search is: langkah awal membangun perusahaan
“sebelum bersia 5 tahun, sebuah bisnis warung makan, belum dikatakan bisa bertahan lama.” Berikut ini adalah tips dan langkah demi langkah yang akan membantu anda suskes dalam membangun dan sekaligus memelihara bisnis Anda:
1. Siapkan Mental. Dibandingkan dengan bekerja di perusahaan, berwirausaha memang lebih banyak risikonya, termasuk risiko kehilangan seluruh modal yang Anda tanamkan. Makanya menyiapkan mental adalah hal pertama yang harus Anda lakukan sebelum memulai berbisinis. Bisnis Anda bisa sukses besar, tapi juga bisa gagal total. Berhasil tidaknya bisnis, ada di tangan Anda.
2. Selektif. Segudang bidang usaha ada di depan Anda, mulai dari berjualan makanan, baju sampai event organizer (EO). Mana yang Anda pilih? Untuk menentukan bisnis yang akan Anda ambil, Anda bisa mencari peluang yang ada di pasar atau justru menciptakan pasar. Mencari peluang berarti harus jeli melihat apa yang sedang dibutuhkan masyarakat. Misalnya, Anda menangkap tren ibu bekerja yang terpaksa meninggalkan anak di rumah. Ini bisa Anda jadikan peluang untuk membuka jasa penitipan Anak. Atau Anda juga bisa membuat pasar sendiri. Caranya, lihat saja keahlian yang Anda miliki. Misalnya Anda ahli membuat masakan India, mungkin Pasar belum membutuhkan produk Anda, tapi dengan pemasaran dan kualitas produk yang oke, Anda bisa menciptakan tren dan membuat pasar malah membutuhkan barang Anda.
3. Membuat Rencana Bisnis. Sekecilapapun bisnis Anda, Anda harus punya rencana bisnis. Hasilnya, usaha tidak cuma diawang-awang dan sewaktu-waktu Anda bisa lihat kerangka bisnis Anda. Manfaat lain, rencana bisnis akan memudahkan Anda kalau suatu saat ingin meminta pinjamaan ke bank. Dengan melihat rencana bisnis, seorang pegawai bank (Analis Kredit) bisa melihat prospek Anda, hal ini akan memudahkan Anda memperoleh pinjaman. Apa yang ada dalam rencana bisnis? Yaitu: 1) Diskiripsi Bisnis, 2) Target Konsumen, 3) Bentuk Bisnis, 4) Sumber Daya Manusia, 5) Keuangan.
4. Rajin Evaluasi. Setelah bisnis Anda berjalan, tentunya Anda ingin memantapkan bisnis Anda -sehingga tidak sekedar numpang lewat saja. Evaluasi merupakan langkah awal menstabilkan bisnis Anda. Dengan evaluasi yang continue, Anda bisa mempertahankan dan meningkatkan mutu perusahaan Anda. Misalnya, setiap empat bulan sekali, Anda mengumpulkan karyawan Anda -untuk mencari feed back- dan memberikan penerangan pada mereka.
5. Mengembangkan Terus. Saat berbisnis, Anda harus selalu jeli mencari peluang untuk mengembangkan bisnisUsahakan untuk dapat menangkap sekecil apapun peluang yang Anda, tentunya tetap dengan perhitungan yang matang.
6. Cerdik Hadapi Pesaing. Salah satu hambatan dalam berbisnis adalah munculn pesaing (competitor). Anda harus pintar-pintar menghadapai mereka. Berusahalah untuk mencari deferensiasi produk Anda, sehingga Anda memiliki nilai lebih (added value) di banding pesaing Anda. Misalnya, ketika Anda membuka bisnis fotokopi, Anda memberikan kupon undian pada pelanggan dengan nominal pembayaran di atas Rp 50.000,- yang akan Anda undi setiap 6 bulan sekali.
7. Menjaga Hubungan Baik. Peranan konsumenjelas besar sekali dalam wirausaha. Untuk itu Anda harus dapat menjaga hubungan baik dengan mereka. Misalnya dengan menyimak masukan mereka dengan serius, mengirimkan bingkisan hari raya, sesekali memberikan potongan harga ataupun hanya sekedar tersenyum ramah menyapa dan ngobrol dengan mereka.
8. Jeli Mencari Pelanggan. Pemasaran memang salah satu kunci sukses bisnis Anda. Mungkin di awal Anda harus memapu berjuang dari bawah, misalnya door-to-door menawarkan barang Anda. Kemudian mencoba memasarkan produk dengan sistem imbalan dan seterusnya
9. Belajar dari Kegagalan. Saat berwirausaha, Anda pasti tidak akan luput dari kegagalan. Karena sudah pada hakikatnya kegagalan selalu berjalan beriringan dengan keberhasilan. ‘Jatuh’ dan ‘Bangun’ alias masa laris tidak laris merupakan hal yang wajar. Yang penting ketika Anda sedang ‘jatuh’, jangan sampai membuat Anda down atau memutuskan gulung tikar. Justru saat itulah yang harus Anda pakai untuk mengevaluasi bisnis Anda. Misalnya dengan 1) mencari inspirasi untk menciptakan produk dan jasa baru yang membuat usaha Anda semakin menarik, 2) membaca kiat sukses para wirausahawan (businessman) dan cara mereka melewati masa sulit, 3) Bereksperimen dengan mencoba cara pemasaran yang baru, 4) Terus Belajar.

Pelajaran Dari Mendirikan Perusahaan Start-Up

Pelajaran Dari Mendirikan Perusahaan Start-Up
Akhir-akhir ini banyak orang berbicara tentang entrepreneurship. Mahasiswa digiring untuk menidirikan usaha sendiri dengan iming-iming menjadi Bill Gates kedua. Apakah semudah itu? Jika memang semudah itu, mengapa kita belum mendengar cerita sukesnya? Tulisan ini mencoba menceritakan suka dukanya membuat usaha sendiri, atau yang dikenal dengan istilah mendirikan start-up. Tulisan ini berdasarkan kepada pengalaman penulis yang mungkin tidak dapat digeneralisir menjadi kaidah umum dalam perjalanan mendirikan perusahan. Paling tidak, tulisan ini mencoba menceritakan pelajaran yang penulis peroleh. Untuk itu tulisan ini tidak terlalu formal.

Daftar Isi

Awal Perjalanan............................................................................ 2
Software & hardware house: Iqra Biomedical......................................... 2
ISP: Canada Overdrive Online........................................................... 3
Web hosting: Iscom..................................................................... 4
Perjalanan Berikutnya..................................................................... 4
Konsultan: Insan Komunikasi, Insan Infonesia......................................... 4
Venture Capital: INDOCISC.............................................................. 4
Pengamatan lain dalam perjalanan ini................................................. 5
Pelajaran Yang Diperoleh.................................................................. 6
Kesimpulan................................................................................. 7

Awal Perjalanan

Bagian ini akan menceritakan awal perjalanan saya dalam mengembangkan start-up, yaitu ketika di Kanada.

Software & hardware house: Iqra Biomedical

Keinginan saya untuk mendirikan perusahaan dimulai ketika saya mengambil pendidikan S2 dan S3 di Kanada. Kala itu saya memiliki beberapa teman dari berbagai jurusan; electrical engineering, computer science, dan dari kedokteran. Salah seorang dari mereka pernah ditugasi dosennya untuk membuat program untuk melakukan diagnosa pasien. Program tersebut mengimplementasikan sebuah expert system dan mencoba menganalisa penyakit yang diderita oleh pasien berdasarkan data-data yang diberikan oleh pasien tersebut. Kami pikir program ini bisa diteruskan menjadi sebuah program komersial. Selain itu rekan-rekan di kedokteran juga telah menggunakan alat-alat elektronik untuk melakukan operasi. Mereka adalah dokter-dokter muda yang terbiasa menggunakan komputer (e-mail dan sejenisnya). Kemudian timbul ide untuk mengkomputerkan perangkat laparoscopy. Dengan modal dua ide ini kami sepakat untuk membuat sebuah usaha bersama dengan nama Iqra Biomedical. Modal kami tidak banyak karena sebagian besar kami adalah mahasiswa, apalagi saya mahasiswa asing yang notabene keuangannya pas-pasan.
Langkah pertama yang kami lakukan adalah mendokumentasikan semua yang kami miliki dan melakukan pencarian informasi (riset) awal. Setelah itu kami menghubungi sebuah institusi yang bernama IRAP, Industrial Research Assistance Programme yang merupakan bagian atau program dari National Research Council. Misi dari IRAP ini adalah membantu industri kecil dan menengah dalam mengembangkan kemampuannya di bidang teknologi dan inovasi. Saya lupa berapa yang harus kami bayar kepada IRAP waktu itu, mungkin CAN$ 500? (ataukah CAN $100?). Yang saya ingat adalah biayanya terjangkau. Kami berkonsultasi dengan IRAP tentang kemungkinan teknologi dan bisnis kami itu. IRAP kemudian melakukan risetnya dan memberikan hasilnya dalam bentuk sebuah dokumen. Dalam dokumen tersebut ditunjukkan potensi dari bisnis, kelemahan dari bisnis kami, kompetitor kami, pakar-pakar di Kanada yang dapat dihubungi untuk melakukan konsultasi teknologi, dan hal-hal lain yang sangat membantu kami dalam memfokuskan diri. Kami juga diberi kesempatan untuk banyak melakukan konsultasi. Berdasarkan masukan ini, kami meneruskan untuk melakukan usaha tersebut. Sebagai catatan, inisiatif seperti IRAP ini belum ada di Indonesia. Ataupun kalau ada, saya belum pernah mengetahui.
Sayangnya dalam perjalanannya usaha kami ini tidak berhasil karena beberapa hal, antara lain:
·         Kami kehabisan dana (untuk menggaji seorang programmer untuk melakukan dokumentasi requirement engineering dan menyewat tempat di basement rumah). Dugaan kami bahwa pekerjaan dapat selesai dalam waktunya ternyata molor.;
·         Komitmen dari calon pembeli alat (laparoscopy) masih belum ada karena alat tersebut terlalu advanced waktu itu (sekarang sudah ada yang mencobanya di Itali). Kami mempresentasikannya di depan dokter-dokter di sebuah rumah sakit umum di kota kami. Mereka masih belum dapat menangkap konsepnya. We were ahead of its time;
·         Biaya untuk melakukan pengujian di bidang medical sangat mahal (karena menyangkut manusia sehingga harus hati-hati); Kami harus mendatangkan pakar dari beberapa kota untuk mengevaluasi produk jika sudah jadi. Ini terlalu mahal.
Akibatnya usaha tersebut berhenti di tengah jalan. Namun kami akan mencobanya kembali. Sampai sekarang belum terlaksana.

ISP: Canada Overdrive Online

Tahun 1995 Internet mulai boleh digunakan untuk keperluan komersial. Akses ke Internet mulai dibuka untuk masyarakat umum. Mulailah muncul industri akses Internet yang dikenal dengan nama Internet Service Provider (ISP). Akhirnya kami pun mendirikan perusahaan ISP dengan nama Canada Overdrive Online (COOL) yang dimulai dari basement rumah dengan modal sebuah komputer, sebuah modem, dan sebuah koneksi ISDN. Sebagai catatan, waktu itu belum ada satu ISP yang sangat dominan seperti AOL saat ini. AOL masih kecil akan tetapi tumbuh dengan cepat. Waktu itu kami berharap dapat menjadi AOL-nya Kanada. Itulah sebabnya nama usahanya agak nyerempet AOL.
Semenjak Netscape sukses besar dengan IPO (Initial Public Offering) di bursa saham, banyak orang yang ingin mendirikan perusahaan high-tech dan kemudian melaju ke IPO. Inilah awal dari munculnya “dotcom”. Usaha kami pun mulai diminati oleh beberapa orang di komunitas. Mulailah kami membuat dokumen bisnis, meresmikan bisnis (incorporated), dan menjual saham diantara “friends and family”. Terus terang kami tidak mengetahui teori-teori bisnis (khususnya start-up) yang kemudian mulai muncul. Bisnis kemudian meningkat sehingga kami harus pindah ke sebuah ruko dengan menyewa saluran telepon yang lebih banyak.
Namun nampaknya bisnis ISP tidak semudah yang disangka. Persaingan sangat ketat dan diperlukan investasi terus menerus karena kemajuan teknologi. Modem yang tadinya hanya 9600 bps, harus diganti ke 33,6 kbps. Baru selesai pergantian (investasi), harus diganti lagi dengan 56 kbps. Implikasinya adalah keuntungan tak kunjung datang karena keuntungan harus diinvestasikan kembali. Bahkan untuk menjaga agar kompetitif dan break even, kami harus meningkatkan jumlah saluran telepon.
Pada akhirnya bisnis kami ini harus kami jual kepada orang lain karena kami tidak mampu mengurusi sisi bisnisnya. Kami kebetulan adalah orang-orang teknis yang melihat kesempatan (opportunity), akan tetapi tidak memiliki latar belakang bisnis yang cukup kuat untuk menghadapi tantangan bisnis.
Pelajaran yang saya peroleh dari bisnis ini:
·         Bisnis ISP merupakan bisnis yang tidak terlalu menguntungkan. Itulah sebabnya saya cukup heran ketika kembali ke Indonesia dan banyak orang ingin mendirikan ISP. Saya berikan saran-saran berdasarkan pengalaman saya. Namun iming-iming untuk menjadi sukses lebih dominan.
·         Bisnis yang sangat ditentukan oleh teknologi seperti ini harus selalu merencanakan perkembangan teknologi agar tidak melakukan investasi terus menerus dan tidak kunjung break-even.
·         Sebaiknya bisnis dijalankan oleh orang yang mengerti bisnis, bukan oleh techie (orang teknis). Atau, jika sang techie ingin menjalankannya, maka dia harus mengerti bisnis. Atau, mungkin pelajaran bisnis dimasukkan sebagai bagian dari kurikulum pendidikan teknis.

Web hosting: Iscom

Model bisnis berikutnya yang mulai berkembang waktu itu adalah web hosting. Maka saya pun tidak ketinggalan. Beserta kawan-kawan (sesama mahasiswa Indonesia yang besekolah di luar negeri) yang tersebar di berbagai penjuru dunia mulai berkeinginan untuk terjun ke usaha web hosting lengkap dengan programmingnya dengan nama Iscom. Lagi-lagi dimulai dari mengumpulkan dana sesama mahasiswa Indonesia.
Sayangnya bisnis ini juga gagal. Bagi saya sangat berat untuk mempertanggung-jawabkan hilangnya uang rekan-rekan yang dititipkan di bisnis ini. Kali ini kegagalan disebabkan oleh:
·         Tidak adanya yang mau menekuni sisi bisnis. Kala itu saya sendirian menjalankan hampir semuanya, mulai dari setup sistem sampai ke marketing;
·         Waktu itu belum banyak orang Indonesia yang mengenal Internet, apalagi web hosting. Lagi-lagi, kami terlalu advanced;
·         Model bisnis dari web hosting ternyata juga masih belum jelas.

Perjalanan Berikutnya

Akhir tahun 1997, saya kembali ke Indonesia di tengah badai krisis moneter. Kegagalan membuat bisnis di Kanada tersebut tidak membuat saya jera. Saya coba kembali membuat beberapa usaha di Indonesia.

Konsultan: Insan Komunikasi, Insan Infonesia

Sebelum pulang ke Indonesia, kami sempat mendirikan sebuah perusahaan yang memfokuskan diri ke jasa konsultasi teknologi informasi dengan nama Insan Komunikasi (dimana ada kemiripan nama dengan Iscom) yang kemudian akhirnya berganti nama menjadi Insan Infonesia. Kali ini kami memulai dari keluarga sendiri dengan langkah yang perlahan-lahan. Perusahaan ini sampai sekarang masih bertahan, meski masih kecil. Mudah-mudahan perusahaan ini bisa menjadi contoh sukses.

Venture Capital: INDOCISC

Bisnis dotcom mulai meledak di tahun 1999 dan 2000. Muncullah entity yang bernama venture capital di dalam peta bisnis Information Technology (IT) di Indonesia. Venture capital sendiri sebetulnya bukan sesuatu yang baru di dunia IT. Namun di Indonesia, ini masih sesuatu yang baru. Saya pun kemudian terbujuk untuk mencoba usaha dengan bantuan venture capital dari Korea. Tadinya saya tidak berkeinginan untuk membuat usaha ini karena toh sudah ada perusahaan (Insan Komunikasi, lihat bagian sebelumnya). Namun akhirnya saya tertarik juga untuk mencoba bekerja-sama dengan venture capital. Mulailah kami membuat badan usaha yang bernama INDOCISC dengan bidang: community system development dan security. (Pada akhirnya kami memfokuskan pada bidang security.)
Dari INDOCISC ini kami juga mengembangkan badan usaha lain yang bergerak dalam bidang pengembangan komunitas dan SDM, serta penempatan SDM IT di luar negeri. Sayangnya badan usaha lain ini tidak berjalan dengan semestinya. Hal ini disebabkan karena:
·         Kurangnya orang yang fokus dalam penjalankan bisnis tersebut. Kesulitan mendapatkan SDM yang dapat menjalankan bisnis merupakan salah satu kendala besar. SDM yang berkutat di bidang teknis tidak terlalu masalah (meskipun masih kekurangan juga);
·         Jatuhnya bisnis dotcom (bubble bust) di seluruh dunia sehingga membuat banyak perusahaan IT tutup;
·         Ketidak-cocokan antar pendiri dan pemegang saham. Ketika masalah muncul, maka mulai nampak karakter dari masing-masing. Kecocokan pada tahap awal belum menjadi jaminan akan cocok terus. Hal ini sudah berulang kali terjadi.
INDOCISC sendiri akhirnya memfokuskan diri dalam bidang security dan tidak menangani lain-lainnya (meskipun kami bisa). Adanya fokus ini ternyata membawa berkah karena dia menjadi dikenal dalam bidang security. Untuk pekerjaan yang non-security, INDOCISC bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan lain yang lebih fokus dan kompeten di bidangnya. Misalnya, jika ada yang menawarkan pekerjaan untuk melakukan desain web, kami sarankan untuk menghubungi partner kami yang memang fokus kepada usaha tersebut. Pelajaran baik yang dapat dipetik:
·         Fokuskan pada satu bidang atau kompetensi tertentu. Jangan mau semua (meskipun bisa). Dalam bahasa Inggris dikenal peribahasa: “Jack of all trades, master of none”.
·         Giat dalam bidang Research & Development (R&D). Kami tahu bahwa kekuatan dari kami adalah pada sisi R&D nya.
·         Dekat dengan perguruan tinggi merupakan salah satu keuntungan untuk mendapatkan SDM (untuk melakukan R&D), teknologi, dan ide-ide. Perguruan tinggi merupakan tempat yang relatif aman dan murah untuk menguji dan mengeksplorasi ide. Mahasiswa merupakan tenaga murah yang dapat dilibatkan dalam pengembangan. Sementara itu mahasiswa senang dilibatkan karena dia mendapatkan pengalaman industri yang nantinya bisa menjadi track record dia ketika dia selesai.

Pengamatan lain dalam perjalanan ini

Selain mendirikan perusahaan, saya masih aktif mengajar dan meneliti di perguruan tinggi. Dalam pergaulan di kampus dan dengan industri ada beberapa komentar yang dapat saya tangkap:
·         Kadang-kadang perguruan tinggi menjadi pesaing bagi industri kecil dan menengah. Ini dianggap kurang fair bagi entrepreneur. Bukannya mereka dibantu, mereka malah disaingi oleh perguruan tinggi. Ada istilah entrepreneur university yang menurut saya agak keliru. Ternyata yang dimaksud dengan entrepreneur university adalah sang perguruan tinggi-nya lah yang menjadi entrepreneur. Padahal seharusnya mahasiswanya, lulusannya, dan mungkin dosennya yang didorong dan didukung untuk menjadi entrepreneur, bukannya malah ditandingi. Situasi ini tidak kondusif.
·         Beberapa perguruan tinggi mengungkapkan ingin mendorong mahasiswanya untuk menjadi entrepreneur. Namun pada kenyataannya belum ada laboratorium atau kurikulum yang mendukung ke arah sana. Jadi pernyataan atau keinginan tersebut masih terbatas pada lip service. Hal ini perlu diubah jika memang perguruan tinggi serius ingin menciptakan entrepreneurs.
·         Perguruan tinggi masih belum serius dalam mengijinkan stafnya (dosen) untuk terjun membuat usaha (menjadi entrepreneur). Perlu dibedakan antara dosen yang mengerjakan proyek (mroyek) dan dosen yang ingin mengembangkan industri dimana dia merupakan salah satu pemain di industri tersebut. Keduanya masih dianggap sama. Padahal yang terakhir ini bisa menciptakan lapangan pekerjaan dan menjadi contoh nyata (riil) bagi mahasiswa. Kesuksesan seorang dosen masih diukur dengan ukuran konvensional (seperti jumlah makalah).
·         Belum adanya insentif dan program dari Pemerintah. Yang ada baru program-program yang sekedar “wah” (sehingga nama pejabat yang bersangkutan dikenal) namun tidak memiliki visi dan langkah yang jelas dan nyata bagi pelaku bisnis.
·         Kebanyakan mahasiswa masih berjiwa “ingin kerja ke perusahaan orang lain”. Opsi mengembangan usaha sendiri baru muncul belakangan ini dan masih belum populer.

Pelajaran Yang Diperoleh

Pada bagian ini saya ingin merangkumkan pelajaran yang kami peroleh dalam mendirikan menjalankan start-up. Beberapa sebab kegagalan, antara lain:
·         Teknologi dan produk yang dihasilkan terlalu advanced sehingga belum diminati. Biasanya produk ini di-drive oleh para insinyur (techie, engineers).
·         Belum ada inisiatif dari Pemerintah Indonesia untuk membantu industri kecil seperti ini. Bahkan, ada “gangguan” seperti perpajakan untuk perusahaan yang baru tumbuh. Seharusnya ada inisiatif untuk membantu industri kecil dengan menangguhkan perpajakan sampai perusahaan yang bersangkutan benar-benar stabil (misalnya dengan membebaskan dari pajak sampai 10 tahun seperti dilakukan di Malaysia atau Taiwan). Adanya insentif ini membuat pelaku bisnis semangat untuk melakukan investasi dan membuka lapangan kerja. Topik ini merupakan hal yang penting dan perlu dibahas secara terpisah.
·         Belum ada bantuan dari Pemerintah Indonesia, seperti halnya adanya program IRAP (Industrial Research Assitance Program) di Kanada. Program bantuan yang ada masih bersifat proyek yang selesai setelah dana berhenti. Industri kecil terpaksa belajar sendiri dari kegagalannya. Jika digabungkan kegagalan-kegagalan yang dialami oleh semua industri kecil, jumlahnya akan besar. Ini merupakan pelajaran yang sangat mahal.
·         Kurangnya SDM yang dapat menjalankan bisnis (bukan sisi teknis) yang mengerti teknologi. (Kemana saja lulusan ekonomi dan management?)
·         Keharmonisan antara pendiri, pemegang saham, dan yang menjalankan bisnis belum tentu langgeng. Perlu dibuatkan aturan main (sistem) yang disepakati bersama pada awalnya sehingga tidak terjadi perpecahan di tengah jalan.
·         Kehebatan teknis bukan menjadi jaminan kesuksesan sebuah bisnis.
Sementara itu pelajaran lain yang diperoleh dari usaha mendirikan start-ups antara lain:
·         Pendirian usaha biasanya dimulai dari beberapa orang yang memiliki ide. Kemudian pendanaan dimulai dari beberapa orang ini ditambah dari kawan-kawan. Istilah yang umum adalah dari “friends and family”. Nampaknya ini adalah rule of thumb dalam mendirikan start-up. (Banyak buku yang membahas hal ini dan teori yang ada di buku tersebut memang benar karena telah saya alami.)
·         Fokus kepada satu bidang atau kompetensi merupakan salah satu kunci kesuksesan. Jangan rakus dan mau semua.
·         Orang teknis sebaiknya diberi bekal atau pengetahuan (wawasan) tentang bisnis. Pendidikan di perguruan tinggi yang memiliki jurusan teknis perlu diubah untuk mengakomodasi hal ini.

Kesimpulan

Mendirikan sebuah usaha start-up ternyata tidak mudah. Banyak hal yang tidak diketahui pada saat mendirikan perusahaan. Banyak perusahaan start-up yang mati di tengah jalan dikarenakan berbagai alasan yang telah diuraikan pada tulisan ini.
Saya pribadi masih terus belajar (dan siap jatuh bangun) mengembangkan bisnis yang bernuansa teknologi. Mudah-mudahan apa yang saya jalankan dapat menghasilkan sesuatu yang sukses besar sehingga dapat dijadikan contoh untuk memotivasi calon-calon entrepreneur baru.


Blog EntryCARA MENDIRIKAN PERUSAHAAN KONTRAKTORFeb 5, '08 4:41 AM
for everyone
Awal tahun, saat yang tepat bagi anda yang berkeinginan mendirikan perusahaan jasa kontraktor untuk mulai mengurus Akte Pendirian, SKT dan SBU. Ketiganya merupakan syarat mutlak bagi perusahaan yang ingin mengikuti proses pelelangan.
Berikut, sy akan berikan langkah kerja mendirikan perusahaan berbentuk CV.

Akte Pendirian, datangi notaris setempat dan utarakan keinginan anda untuk mendirikan perusahaan. Pilih dan jelaskan bidang” pekerjaan yang ingin anda cantumkan didalam akte pendirian perusahaan tersebut. Lantas beritahukan jenis perusahaan yang akan anda dirikan, berbentuk CV atau PT. Karena sy cuma akan menjelaskan perusahaan berbentuk CV maka point” dibawah ini dapat anda ikuti. Sayarat untuk dapat mengurus Akte Pendirian adalah, bukti pembayaran PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) tempat perusahaan itu beralamat dan berkantor nantinya.

Urus surat SITU, SIUP, TDP, FISKAL dan SURAT PEMERIKSAAN ALAT PROTEKSI/PEMADAM KEBAKARAN di pemerintahan setempat (kantor Walikota atau Bupati). syarat mengurus surat” ini adalah melampirkan kopian akte notaris, pas photo dan cap perusahaan.
Untuk SIUP, anda akan ditanyakan apakah golongan usaha KECIL, MENENGAH atau BESAR. pilih sesuai besar modal yang anda miliki, ini akan menentukan dalam mengikuti pelelangan JASA PENGADAAN (ingat, bukan untuk JASA PEMBORONGAN)

Setelah kesemuanya sudah anda dapatkan berkasnya, hal berikutnya yang mesti anda urus adalah NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) perusahaan di Direktorat Pajak setempat. Pengurusan NPWP dengan melampirkan kopi berkas” yang sebelumnya telah anda urus (poin 1 dan 2) atau tanyakan lagi dengan jelas syarat” lainnya. disini anda akan mendapatkan
- Kartu NPWP
- SKPD (SURAT KETETAPAN PAJAK DAERAH)
- SURAT KETERANGAN TERDAFTAR

Setelah NPWP telah anda dapatkan (berbentuk seperti KTP) maka anda perlu mengurus lagi PKP (Pengusaha Kena Pajak ) masih di Direktorak Pajak Setempat. ini gunanya untuk dapat mengurus pembayaran pajak apabila anda mendapat pembayaran (termin) dari pekerjaan yang anda lakukan.

Ingat ! setiap daerah mungkin memiliki beberapa persyaratan lainnya sebagai syarat kelengkapan administrasi perusahaan…jangan malu bertanya !
Sekarang anda telah dapat mengikuti pelelangan JASA PENGADAAN.

Kalo Jasa Pemborongan ?
Tentu belum !

Anda mesti melengkapi lagi dengan SKT (Surat Keterangan Tenaga Teknis ) dan SBU (Surat Badan Usaha).
Sebelum mengurus SBU, biasanya asosiasi tempat kita mengurus SBU akan menanyakan tentang tenaga teknis perusahaan. Jika anda seorang direktur yang kebetulan memiliki ijazah teknik maka anda dapat sekaligus menjadi tenaga teknisnya. (ini khusus untuk perusahaan yang berbentuk CV) dan jika anda bukan direktur dengan ijazah teknik maka anda mesti mencari seseorang minimal tamatan STM untuk ditempatkan sebagai tenaga teknis diperusahaan anda.
dimana mengurus SKT ?
Bisa langsung ke LPJK atau asosiasi” profesi yang telah diakui oleh LPJK. Asosiasi itu antara lain di IAI-Ikatan Arsitek Indonesia (khusus teknik arsitek), HAKI-Himpunan Ahli Kontruksi Indonesia (khusus teknis sipil), ATAKI (Asosiasi Tenaga Ahli Konstruksi Indonesia (bisa teknik arsitek, teknik sipil, teknik lainnya dan Sekolah Kejuruan Teknik) dll.
Asosiasi” ini merupakan badan sertifikasi.
Anda pilih…mengurus SKT atau langsung SKA/KTA (khusus untuk s1 dan jenjang pendidikan diatasnya)
Selanjutnya anda dapat memilih sub bidang apa saja yang yang tercantum nantinya didalam sertifikat keahlian anda (anda dimungkinkan memilih 3 sub bidang keahlian).
contohnya : perumahan, jalan dan drainase
syarat mengurus SKT atau SKA adalah ; kopi ijazah terakhir, pas photo dan mengisi formulir pendaftaran. (atau syarat lainnya dapat ditanyakan langsung ke masing” asosiasi profesi tersebut) dan anda mesti lulus ujian sertifikasi terlebih dahulu.


Setelah anda memiliki, Akte Pendirian, Surat “ Izin dari Pemda, NPWP dan SKT/SKA maka anda dapat segera mengurus SBU. Ada banyak asosiasi kontraktor seperti ; GAPENSI, GAPEKSINDO, GAPEKNAS, APBI dll silahkan anda pilih asosiasinya sesuai dengan kriteria anda sendiri dan silahkan anda pilih sub bidang pekerjaannya (sesuaikan dengan keahlian perusahaan anda). Persyaratan tambahannya adalah, neraca perusahaan

Maka lengkap sudah administrasi perusahaan anda. Anda dapat segera membeli koran yang berisi pengumuman pelelangan atau melihat di papan pengumuman asosiasi atau instansi setempat atau anda dapat memasang telinga lebar-lebar untuk mendengar bisik-bisik dimana instansi yang akan melakukan pelelangan !

Flashback,
Cari tau informasi” penting lainnya dan alamat” tempat pengurusan terlebih dahulu biar anda gak bingung
- Alamat Notaris
- Alamat Instansi” Pemda setempat
- Alamat Direktorat Pajak
- Alamat LPJK
- Alamat Asosiasi Profesi (IAI, HAKI, ATAKI dll)
- Alamat Asosiasi jasa kontraktor (GAPENSI, GAPEKSINDO, GAPEKNAS dll)
Prev: Arsitek, pekerjaan hebat
Next: Arsitek yang dilupakan

refrensssi   : http://www.lawindo.biz/prosedurpendirianpt.htm
startbusiness1   9 Tips membangun bisnis baru  Maraknya dunia usaha di Indonesia yang tumbuh bak cendawan di musim penghujan yang terjadi paska krisis moneter yang melanda negeri ini patut dibanggakan. Pasalnya, usaha kecil dan menengah adalah sebagai backbone atau tulang punggung negara yang tahan terhadap badai krisis, karena mereka lebih fleksibel untuk mengubah bentuk sesuai dengan kebutuhan.
Nah, untuk itu suatu dibutuhkan persiapan sekecil dan sederhana apapun. Bukan berarti kita harus takut dan banyak berpikir sehingga akhirnya waktu dan tenaga kita terkuras hanya untuk memikirkan how to begin and make preparation create a business. Ini lebih kepada bagaimana membuat usaha atau bisnis kita nantinya dapat berjalan dan dijalankan dengan baik, kuat dan penuh strategi. Terlebih melihat persaingan yang ada sekarang, sebuah bisnis dituntut untuk bisa bersaing diantara puluhan bahkan ribuan pesaing.
Untuk itu berikut adalah tip-tip sederhana yang rasanya perlu kita perhatikan dalam memulai suatu bisnis;
Tabunglah sebanyak mungkin uang sebelum Anda memulai sebuah bisnis.
Terlalu sering terjadi, dalam membuat sebuah bisnis baru, orang selalu menggunakan pinjaman uang, entah dari teman, bank atau Small Business Administration (SBA) sebuah lembaga kredit keuangan bagi usaha kecil. Mereka berharap dan berpikir bahwa mereka akan dapat mengembalikan pinjaman dengan segera dari profit yang mereka hasilkan dari bisnisnya.
Mereka sebetulnya tidak menyadari bahwa untuk mendapatkan keuntungan dari sebuah bisnis yang baru dibangun membutuhkan waktu dalam hitungan bulan atau bahkan tahun. Dan ketika si pemberi pinjaman mengetahui bahwa bisnis tersebut tidak memberikan keuntungan seperti yang diharapkan, pemberi pinjaman mungkin akan memberi pinjaman atau menolak untuk meminjamkan lagi di masa mendatang. Akhirnya yang terjadi banyak di antara mereka yang kemudian memberikan jaminan rumah atau menggunakan kartu kredit mereka untuk melunasi pinjaman.
Maka cara terbaik untuk membuat sebuah bisnis adalah dengan menabung uang sebanyak mungkin untuk keperluan investasi, termasuk biaya hidup Anda untuk satu atau dua tahun pertama. Untuk mengantisipasi kalau-kalau usaha Anda tidak menguntungkan di tahun pertama atau kedua.
Mulailah dengan Apa Adanya
Berpikirlah dari yang kecil. Jangan menyewa tempat terlebih dahulu kalau Anda masih dapat melakukan itu di tempat sendiri dan jangan merekrut pegawai kalau memang Anda belum terlalu membutuhkannya.
Orang yang memulai bisnisnya dengan sederhana, seperti memulainya dengan memanfaatkan garasi, ruang kecil yang tidak terpakai atau bahkan tempat sampah/gudang, dan membuat barang-barang atau pelayanan pertama mereka dengan lebih banyak keringat ketimbang uang, bersusah payah. Mereka mendapatkan suatu kemewahan membuat suatu kesalahan yang tak terelakkan dalam sekala kecil saja. Dan itu pasti karena mereka baru memulai, mereka tidak terjerat dalam hutang, mereka biasanya dapat belajar dari kesalahan dan dapat keluar dari problem yang mereka hadapi.
Lindungilah Aset Pribadi Anda.
Ketika Anda membuat sebuah bisnis pribadi, Anda biasanya secara pribadi bertanggung jawab atas semua keputusan dan hutang yang berasal dari bisnis tersebut. Hal ini termasuk pinjaman perusahaan, pajak, uang para supplier barang dan yang menyewakan tempat dan tanggung jawab-tanggung jawab lainnya yang menjadi tanggung jawab Anda terhadap perusahaan akibat gugatan hukum. Jika Anda tidak melindungi diri, seorang kreditor bisa pergi begitu saja dengan membawa pergi aset pribadi Anda, seperti mobil dan rumah Anda, untuk membayar hutang Anda.
Sebetulnya Anda dapat melindungi diri Anda di hadapan hukum dengan membeli asuransi pertanggungjawaban perusahaan, tetapi hal ini tidak akan membantu Anda. Jika Anda ingin berhutang dalam jumlah besar, pertimbangkan untuk membuat sebuah perusahaan atau perusahaan terbatas.
Pahamilah Bagaimana –dan jika- Anda Akan Membuat Keuntungan
Anda dapat membuat satu kalimat pendek untuk mengungkapkan itu bagaimana bisnis plan Anda dapat membuat profit yang besar. Bagi pemula, Anda mesti tahu berapa biaya yang akan Anda keluarkan: berapa banyak Anda akan menghabiskan uang untuk membeli peralatan, membayar sewa, membayar pegawai dan menutup biaya-biaya tak terduga lainnnya. Maka Anda dapat menggambarkan secara tepat seberapa banyak Anda harus menjual tiap bulannya, untuk mendapatkan rupiah, untuk menutup segala biaya dan mendapatkan keuntungan di sisi lain. Jumlah itu semua Anda butuhkan untuk membuat sebuah “analisa break even.” Atau analisa keuntungan dan balik modal.
Membuat perencanaan bisnis, tak peduli seberapa banyak
Setelah mengetahui jumlah keuntungan dan membuat sebuah analisa break-even adalah langkah pertama dalam membuat sebuah perencanaan bisnis. Bagi sebagian besar perusahaan kecil, bagian kunci dari sebuah perencanaan bisnis adalah analisa break-even, taksiran rugi laba, dan proyeksi cash flow.
Memproyeksikan cash flow adalah kunci dan itu langkah untuk mengetahui perusahaan Anda untung atau rugi: walaupun bisnis Anda dapat berjalan dan manjual banyak produk, jika Anda tidak dapat balik modal dalam tempo waktu 90-180 hari, itu artinya bisnis Anda tidak dapat betahan lebih lama lagi kecuali Anda telah mem-planing untuk mengantisipasinya.
Membuat sebuah perencanaan bisnis juga memungkinkan Anda untuk menentukan dana awal yang Anda proyeksikan untuk memulai (berapa banyak uang yang Anda butuhkan untuk Anda simpan) dan apa strategi marketing yang akan Anda gunakan (yaitu cara bagaimana Anda menyentuh konsumen Anda untuk menjual). Jika Anda tidak bisa untuk membuat sejumlah langkah kerja di atas kertas, maka Anda juga tidak bisa untuk mengaplikasikannya di lapangan.
Dapatkan dan Jaga nilai persaingan bisnis Anda
Membangun nilai persaingan dalam bisnis Anda adalah hal yang sangat penting dilakukan untuk menggapai sebuah kesuksesan jangka panjang. Beberapa cara untuk menciptakan nilai persaingan adalah dengan cara mengenali dengan baik lawan Anda atau pesaing Anda, membuat sebuah produk yang sulit untuk ditiru, memproduksi dan mendistribusikan produk Anda dengan secara lebih efisien, memilih lokasi yang tepat, atau dengan cara memberikan pelayanan yang terbaik dan memuaskan.
Dan satu hal lagi yang mesti Anda perhatikan dalam hal persaingan adalah melindungi rahasia-rahasia dagang Anda -informasi rahasia yang memberikan Anda manfaat persaingan di pasar. Contoh dari rahasia dagang meliputi data konsumen Anda, metode survei, strategi pemasaran dan tehnik-tehnik produksi. Untuk melindungi rahasia dagang Anda di bawah perlindungan hukum, langkah yang dapat Anda lakukan dengan menjaga kerahasiaan informasi. Langkah-langkah tersebut adalah dengan memberikan label “rahasia” terhadap dokumen-dokumen, menggunakan password untuk memprotek segala informasi yang ada di dalam komputer, menggunakan perjanjian yang bersifat tertutup dan membatasi akses karyawan dengan alasan yang tepat untuk mengetahui rahasia dagang Anda.
Dan cara lain untuk menjaga daya saing usaha/bisnis Anda adalah dengan beraksi cepat terhadap segala berita buruk. Bila suatu saat Anda melihat bahwa bisnis Anda perlu untuk beriklan, maka lakukan dengan segera. Yang memuat bisa soal perpindahan kantor Anda ke lokasi lain, pengenalan produk baru atau pelayanan, atau membuat suatu terobosan untuk mencapai customer.
Buat seluruh perjanjian secara tertulis
Segala hukum yang Anda nyatakan baik kontrak atau pun segala perjanjian harus dibuat secara tertulis:
Walau pun secara hukum tidak disyaratkan, adalah bijaksana bila Anda membuat segalanya secara tertulis, karena perjanjian secara lisan sulit bahkan tidak mungkin untuk bisa dibuktikan. Biasakan diri Anda untuk selalu menuangkan segala bentuk perjanjian, transaksi dan kontrak secara tertulis.
Cari dan Jaga Pegawai yang Baik
Anda harus memcari dan menjaga karyawan yang benar-benar baik, bukan hanya karyawan yang mampu secara kompetensi saja. Karyawan yang berkompetensi tinggi dan benar-benar antusias adalah minimal dua atau bahkan tiga kali lebih berharga dari orang yang berkemampuan pada umumnya.
Untuk menciptakan keseimbangan dan kebahagian dalam suasana kerja, adalah sangat penting tidak hanya para pegawai Anda yang percaya bahwa mereka di perlakukan secara adil, tapi juga bahwa bisnis Anda adalah pantas dihargai. Karena pegawai yang menyukai pekerjaannya akan memberikan yang terbaik buat Anda baik saat kerja atau tidak. Dan para konsumen akan lebih senang lagi untuk merekomendasikan ke orang-orang terdekat mereka.
Bayar semua billing dan pajak Anda tepat waktu
Di jaman sekarang ini, dimana reputasi untuk menjaga janji seorang adalah aset yang sangat berharga, strategi yang baik adalah baik membayar rekening Anda di muka atau membayar mereka di awal.
Majid

Diposting oleh ARIP PRASETYO OK
MARVEL and SPIDER-MAN: TM & 2007 Marvel Characters, Inc. Motion Picture © 2007 Columbia Pictures Industries, Inc. All Rights Reserved. 2007 Sony Pictures Digital Inc. All rights reserved. Template distributed by BloggerTemplatesWidgets