Your webmaster search is: langkah awal
membangun perusahaan
“sebelum bersia 5 tahun, sebuah bisnis warung makan, belum
dikatakan bisa bertahan lama.” Berikut ini adalah tips dan
langkah demi
langkah yang
akan membantu anda suskes dalam
membangun dan
sekaligus memelihara bisnis Anda:
1. Siapkan Mental. Dibandingkan dengan bekerja di
perusahaan, berwirausaha memang lebih banyak
risikonya, termasuk risiko kehilangan seluruh modal yang Anda tanamkan.
Makanya menyiapkan mental adalah hal pertama yang harus Anda lakukan
sebelum memulai berbisinis. Bisnis Anda bisa sukses besar, tapi juga
bisa gagal total. Berhasil tidaknya bisnis, ada di tangan Anda.
2. Selektif. Segudang bidang usaha ada di depan
Anda, mulai dari berjualan makanan, baju sampai event organizer (EO).
Mana yang Anda pilih? Untuk menentukan bisnis yang akan Anda ambil, Anda
bisa mencari peluang yang ada di pasar atau justru menciptakan pasar.
Mencari peluang berarti harus jeli melihat apa yang sedang dibutuhkan
masyarakat. Misalnya, Anda menangkap tren ibu bekerja yang terpaksa
meninggalkan anak di rumah. Ini bisa Anda jadikan peluang untuk membuka
jasa penitipan Anak. Atau Anda juga bisa membuat pasar sendiri. Caranya,
lihat saja keahlian yang Anda miliki. Misalnya Anda ahli membuat
masakan India, mungkin Pasar belum membutuhkan produk Anda, tapi dengan
pemasaran dan kualitas produk yang oke, Anda bisa menciptakan tren dan
membuat pasar malah membutuhkan barang Anda.
3. Membuat Rencana Bisnis. Sekecilapapun bisnis
Anda, Anda harus punya rencana bisnis. Hasilnya, usaha tidak cuma
diawang-awang dan sewaktu-waktu Anda bisa lihat kerangka bisnis Anda.
Manfaat lain, rencana bisnis akan memudahkan Anda kalau suatu saat ingin
meminta pinjamaan ke bank. Dengan melihat rencana bisnis, seorang
pegawai bank (Analis Kredit) bisa melihat prospek Anda, hal ini akan
memudahkan Anda memperoleh pinjaman. Apa yang ada dalam rencana bisnis?
Yaitu:
1) Diskiripsi
Bisnis,
2) Target
Konsumen,
3) Bentuk
Bisnis,
4) Sumber Daya
Manusia,
5) Keuangan.
4. Rajin Evaluasi. Setelah bisnis Anda berjalan,
tentunya Anda ingin memantapkan bisnis Anda -sehingga tidak sekedar
numpang lewat saja. Evaluasi merupakan
langkah awal menstabilkan bisnis Anda. Dengan evaluasi yang
continue, Anda bisa mempertahankan dan meningkatkan mutu
perusahaan Anda. Misalnya, setiap empat bulan sekali,
Anda mengumpulkan karyawan Anda -untuk mencari
feed back- dan
memberikan penerangan pada mereka.
5. Mengembangkan Terus. Saat berbisnis, Anda harus
selalu jeli mencari peluang untuk mengembangkan bisnisUsahakan untuk
dapat menangkap sekecil apapun peluang yang Anda, tentunya tetap dengan
perhitungan yang matang.
6. Cerdik Hadapi Pesaing. Salah satu hambatan dalam
berbisnis adalah munculn pesaing (
competitor). Anda harus
pintar-pintar menghadapai mereka. Berusahalah untuk mencari deferensiasi
produk Anda, sehingga Anda memiliki nilai lebih (
added value)
di banding pesaing Anda. Misalnya, ketika Anda membuka bisnis fotokopi,
Anda memberikan kupon undian pada pelanggan dengan nominal pembayaran di
atas Rp 50.000,- yang akan Anda undi setiap 6 bulan sekali.
7. Menjaga Hubungan Baik. Peranan konsumenjelas
besar sekali dalam wirausaha. Untuk itu Anda harus dapat menjaga
hubungan baik dengan mereka. Misalnya dengan menyimak masukan mereka
dengan serius, mengirimkan bingkisan hari raya, sesekali memberikan
potongan harga ataupun hanya sekedar tersenyum ramah menyapa dan ngobrol
dengan mereka.
8. Jeli Mencari Pelanggan. Pemasaran memang salah
satu kunci sukses bisnis Anda. Mungkin di
awal
Anda harus memapu berjuang dari bawah, misalnya door-to-door menawarkan
barang Anda. Kemudian mencoba memasarkan produk dengan sistem imbalan
dan seterusnya
9. Belajar dari Kegagalan. Saat berwirausaha, Anda
pasti tidak akan luput dari kegagalan. Karena sudah pada hakikatnya
kegagalan selalu berjalan beriringan dengan keberhasilan. ‘Jatuh’ dan
‘Bangun’ alias masa laris tidak laris merupakan hal yang wajar. Yang
penting ketika Anda sedang ‘jatuh’, jangan sampai membuat Anda
down
atau memutuskan gulung tikar. Justru saat itulah yang harus Anda pakai
untuk mengevaluasi bisnis Anda. Misalnya dengan
1)
mencari inspirasi untk menciptakan produk dan jasa baru yang membuat
usaha Anda semakin menarik,
2)
membaca kiat sukses para wirausahawan (
businessman) dan cara
mereka melewati masa sulit,
3)
Bereksperimen dengan mencoba cara pemasaran yang baru,
4) Terus Belajar.
Pelajaran Dari Mendirikan Perusahaan Start-Up
Pelajaran Dari Mendirikan
Perusahaan Start-Up
Akhir-akhir ini banyak orang berbicara tentang
entrepreneurship. Mahasiswa digiring untuk menidirikan usaha sendiri
dengan iming-iming menjadi Bill Gates kedua. Apakah semudah itu? Jika
memang semudah itu, mengapa kita belum mendengar cerita sukesnya?
Tulisan ini mencoba menceritakan suka dukanya membuat usaha sendiri,
atau yang dikenal dengan istilah mendirikan start-up. Tulisan ini
berdasarkan kepada pengalaman penulis yang mungkin tidak dapat
digeneralisir menjadi kaidah umum dalam perjalanan mendirikan perusahan.
Paling tidak, tulisan ini mencoba menceritakan pelajaran yang penulis
peroleh. Untuk itu tulisan ini tidak terlalu formal.
Daftar Isi
Awal Perjalanan............................................................................
2
Software & hardware house: Iqra
Biomedical......................................... 2
ISP: Canada Overdrive Online........................................................... 3
Web hosting: Iscom.....................................................................
4
Perjalanan Berikutnya.....................................................................
4
Konsultan: Insan Komunikasi, Insan
Infonesia......................................... 4
Venture Capital: INDOCISC.............................................................. 4
Pengamatan lain dalam perjalanan ini................................................. 5
Pelajaran Yang Diperoleh..................................................................
6
Kesimpulan.................................................................................
7
Bagian ini akan menceritakan awal perjalanan saya
dalam mengembangkan start-up, yaitu ketika di Kanada.
Keinginan saya untuk mendirikan perusahaan dimulai
ketika saya mengambil pendidikan S2 dan S3 di Kanada. Kala itu saya
memiliki beberapa teman dari berbagai jurusan; electrical
engineering, computer science, dan dari kedokteran.
Salah seorang dari mereka pernah ditugasi dosennya untuk membuat program
untuk melakukan diagnosa pasien. Program tersebut mengimplementasikan
sebuah expert system dan mencoba menganalisa penyakit
yang diderita oleh pasien berdasarkan data-data yang diberikan oleh
pasien tersebut. Kami pikir program ini bisa diteruskan menjadi sebuah
program komersial. Selain itu rekan-rekan di kedokteran juga telah
menggunakan alat-alat elektronik untuk melakukan operasi. Mereka adalah
dokter-dokter muda yang terbiasa menggunakan komputer (e-mail dan
sejenisnya). Kemudian timbul ide untuk mengkomputerkan perangkat
laparoscopy. Dengan modal dua ide ini kami sepakat untuk membuat sebuah
usaha bersama dengan nama Iqra Biomedical. Modal kami
tidak banyak karena sebagian besar kami adalah mahasiswa, apalagi saya
mahasiswa asing yang notabene keuangannya pas-pasan.
Langkah pertama yang kami lakukan adalah
mendokumentasikan semua yang kami miliki dan melakukan pencarian
informasi (riset) awal. Setelah itu kami menghubungi sebuah institusi
yang bernama IRAP, Industrial Research
Assistance Programme yang merupakan bagian atau program dari National Research Council. Misi dari IRAP ini adalah
membantu industri kecil dan menengah dalam mengembangkan kemampuannya di
bidang teknologi dan inovasi. Saya lupa berapa yang harus kami bayar
kepada IRAP waktu itu, mungkin CAN$ 500? (ataukah CAN $100?). Yang saya
ingat adalah biayanya terjangkau. Kami berkonsultasi dengan IRAP tentang
kemungkinan teknologi dan bisnis kami itu. IRAP kemudian melakukan
risetnya dan memberikan hasilnya dalam bentuk sebuah dokumen. Dalam
dokumen tersebut ditunjukkan potensi dari bisnis, kelemahan dari bisnis
kami, kompetitor kami, pakar-pakar di Kanada yang dapat dihubungi untuk
melakukan konsultasi teknologi, dan hal-hal lain yang sangat membantu
kami dalam memfokuskan diri. Kami juga diberi kesempatan untuk banyak
melakukan konsultasi. Berdasarkan masukan ini, kami meneruskan untuk
melakukan usaha tersebut. Sebagai catatan, inisiatif seperti IRAP ini
belum ada di Indonesia.
Ataupun kalau ada, saya belum pernah mengetahui.
Sayangnya dalam perjalanannya usaha kami ini tidak
berhasil karena beberapa hal, antara lain:
· Kami kehabisan dana (untuk menggaji seorang
programmer untuk melakukan dokumentasi requirement engineering dan
menyewat tempat di basement rumah). Dugaan kami bahwa pekerjaan dapat
selesai dalam waktunya ternyata molor.;
· Komitmen dari calon pembeli alat (laparoscopy)
masih belum ada karena alat tersebut terlalu advanced
waktu itu (sekarang sudah ada yang mencobanya di Itali). Kami
mempresentasikannya di depan dokter-dokter di sebuah rumah sakit umum di
kota kami. Mereka masih
belum dapat menangkap konsepnya. We were ahead of its time;
· Biaya untuk melakukan pengujian di bidang medical
sangat mahal (karena menyangkut manusia sehingga harus hati-hati); Kami
harus mendatangkan pakar dari beberapa kota
untuk mengevaluasi produk jika sudah jadi. Ini terlalu mahal.
Akibatnya usaha tersebut berhenti di tengah jalan.
Namun kami akan mencobanya kembali. Sampai sekarang belum terlaksana.
ISP: Canada Overdrive Online
Tahun 1995 Internet mulai boleh digunakan untuk
keperluan komersial. Akses ke Internet mulai dibuka untuk masyarakat
umum. Mulailah muncul industri akses Internet yang dikenal dengan nama Internet Service Provider (ISP). Akhirnya kami pun
mendirikan perusahaan ISP dengan nama Canada Overdrive Online (COOL)
yang dimulai dari basement rumah dengan modal sebuah komputer, sebuah
modem, dan sebuah koneksi ISDN. Sebagai catatan, waktu itu belum ada
satu ISP yang sangat dominan seperti AOL saat ini. AOL masih kecil akan
tetapi tumbuh dengan cepat. Waktu itu kami berharap dapat menjadi
AOL-nya Kanada. Itulah sebabnya nama usahanya agak nyerempet AOL.
Semenjak Netscape sukses besar dengan IPO (Initial
Public Offering) di bursa saham, banyak orang yang ingin mendirikan
perusahaan high-tech dan kemudian melaju ke IPO. Inilah awal dari
munculnya “dotcom”. Usaha kami pun mulai diminati oleh beberapa orang di
komunitas. Mulailah kami membuat dokumen bisnis, meresmikan bisnis (incorporated), dan menjual saham diantara “friends
and family”. Terus terang kami tidak mengetahui teori-teori bisnis
(khususnya start-up) yang kemudian mulai muncul. Bisnis kemudian
meningkat sehingga kami harus pindah ke sebuah ruko dengan menyewa
saluran telepon yang lebih banyak.
Namun nampaknya bisnis ISP tidak semudah yang
disangka. Persaingan sangat ketat dan diperlukan investasi terus menerus
karena kemajuan teknologi. Modem yang tadinya hanya 9600 bps, harus
diganti ke 33,6 kbps. Baru selesai pergantian (investasi), harus diganti
lagi dengan 56 kbps. Implikasinya adalah keuntungan tak kunjung datang
karena keuntungan harus diinvestasikan kembali. Bahkan untuk menjaga
agar kompetitif dan break even, kami harus meningkatkan
jumlah saluran telepon.
Pada akhirnya bisnis kami ini harus kami jual kepada
orang lain karena kami tidak mampu mengurusi sisi bisnisnya. Kami
kebetulan adalah orang-orang teknis yang melihat kesempatan (opportunity),
akan tetapi tidak memiliki latar belakang bisnis yang cukup kuat untuk
menghadapi tantangan bisnis.
Pelajaran yang saya peroleh dari bisnis ini:
· Bisnis ISP merupakan bisnis yang tidak terlalu
menguntungkan. Itulah sebabnya saya cukup heran ketika kembali ke
Indonesia dan banyak orang ingin mendirikan ISP. Saya berikan
saran-saran berdasarkan pengalaman saya. Namun iming-iming untuk menjadi
sukses lebih dominan.
· Bisnis yang sangat ditentukan oleh teknologi
seperti ini harus selalu merencanakan perkembangan teknologi agar tidak
melakukan investasi terus menerus dan tidak kunjung break-even.
· Sebaiknya bisnis dijalankan oleh orang yang
mengerti bisnis, bukan oleh techie (orang teknis). Atau,
jika sang techie ingin menjalankannya, maka dia harus mengerti bisnis.
Atau, mungkin pelajaran bisnis dimasukkan sebagai bagian dari kurikulum
pendidikan teknis.
Model bisnis berikutnya yang mulai berkembang waktu
itu adalah web hosting. Maka saya pun tidak ketinggalan. Beserta
kawan-kawan (sesama mahasiswa Indonesia yang besekolah di luar negeri)
yang tersebar di berbagai penjuru dunia mulai berkeinginan untuk terjun
ke usaha web hosting lengkap dengan programmingnya dengan nama Iscom.
Lagi-lagi dimulai dari mengumpulkan dana sesama mahasiswa Indonesia.
Sayangnya bisnis ini juga gagal. Bagi saya sangat
berat untuk mempertanggung-jawabkan hilangnya uang rekan-rekan yang
dititipkan di bisnis ini. Kali ini kegagalan disebabkan oleh:
· Tidak adanya yang mau menekuni sisi bisnis. Kala
itu saya sendirian menjalankan hampir semuanya, mulai dari setup sistem
sampai ke marketing;
· Waktu itu belum banyak orang Indonesia yang
mengenal Internet, apalagi web hosting. Lagi-lagi, kami terlalu
advanced;
· Model bisnis dari web hosting ternyata juga masih
belum jelas.
Akhir tahun 1997, saya kembali ke Indonesia di
tengah badai krisis moneter. Kegagalan membuat bisnis di Kanada tersebut
tidak membuat saya jera. Saya coba kembali membuat beberapa usaha di
Indonesia.
Sebelum pulang ke Indonesia, kami sempat mendirikan
sebuah perusahaan yang memfokuskan diri ke jasa konsultasi teknologi
informasi dengan nama Insan Komunikasi (dimana ada kemiripan nama dengan
Iscom) yang kemudian akhirnya berganti nama menjadi Insan Infonesia.
Kali ini kami memulai dari keluarga sendiri dengan langkah yang
perlahan-lahan. Perusahaan ini sampai sekarang masih bertahan, meski
masih kecil. Mudah-mudahan perusahaan ini bisa menjadi contoh sukses.
Bisnis dotcom mulai meledak di tahun 1999 dan 2000.
Muncullah entity yang bernama venture
capital di dalam peta bisnis Information Technology
(IT) di Indonesia. Venture capital sendiri sebetulnya bukan sesuatu yang
baru di dunia IT. Namun di Indonesia, ini masih sesuatu yang baru. Saya
pun kemudian terbujuk untuk mencoba usaha dengan bantuan venture
capital dari Korea. Tadinya saya tidak berkeinginan untuk membuat usaha
ini karena toh sudah ada perusahaan (Insan Komunikasi, lihat bagian
sebelumnya). Namun akhirnya saya tertarik juga untuk mencoba
bekerja-sama dengan venture capital. Mulailah kami membuat badan usaha
yang bernama INDOCISC dengan bidang: community system development dan
security. (Pada akhirnya kami memfokuskan pada bidang security.)
Dari INDOCISC ini kami juga mengembangkan badan
usaha lain yang bergerak dalam bidang pengembangan komunitas dan SDM,
serta penempatan SDM IT di luar negeri. Sayangnya badan usaha lain ini
tidak berjalan dengan semestinya. Hal ini disebabkan karena:
· Kurangnya orang yang fokus dalam penjalankan bisnis
tersebut. Kesulitan mendapatkan SDM yang dapat menjalankan bisnis
merupakan salah satu kendala besar. SDM yang berkutat di bidang teknis
tidak terlalu masalah (meskipun masih kekurangan juga);
· Jatuhnya bisnis dotcom (bubble bust)
di seluruh dunia sehingga membuat banyak perusahaan IT tutup;
· Ketidak-cocokan antar pendiri dan pemegang saham.
Ketika masalah muncul, maka mulai nampak karakter dari masing-masing.
Kecocokan pada tahap awal belum menjadi jaminan akan cocok terus. Hal
ini sudah berulang kali terjadi.
INDOCISC sendiri akhirnya memfokuskan diri dalam
bidang security dan tidak menangani lain-lainnya (meskipun kami bisa).
Adanya fokus ini ternyata membawa berkah karena dia menjadi dikenal
dalam bidang security. Untuk pekerjaan yang non-security, INDOCISC
bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan lain yang lebih fokus dan
kompeten di bidangnya. Misalnya, jika ada yang menawarkan pekerjaan
untuk melakukan desain web, kami sarankan untuk menghubungi partner kami
yang memang fokus kepada usaha tersebut. Pelajaran baik yang dapat
dipetik:
· Fokuskan pada satu bidang atau kompetensi tertentu.
Jangan mau semua (meskipun bisa). Dalam bahasa Inggris dikenal
peribahasa: “Jack of all trades, master of none”.
· Giat dalam bidang Research &
Development (R&D). Kami tahu bahwa kekuatan dari kami adalah
pada sisi R&D nya.
· Dekat dengan perguruan tinggi merupakan salah satu
keuntungan untuk mendapatkan SDM (untuk melakukan R&D), teknologi,
dan ide-ide. Perguruan tinggi merupakan tempat yang relatif aman dan
murah untuk menguji dan mengeksplorasi ide. Mahasiswa merupakan tenaga
murah yang dapat dilibatkan dalam pengembangan. Sementara itu mahasiswa
senang dilibatkan karena dia mendapatkan pengalaman industri yang
nantinya bisa menjadi track record dia ketika dia selesai.
Selain mendirikan perusahaan, saya masih aktif
mengajar dan meneliti di perguruan tinggi. Dalam pergaulan di kampus dan
dengan industri ada beberapa komentar yang dapat saya tangkap:
· Kadang-kadang perguruan tinggi menjadi pesaing bagi
industri kecil dan menengah. Ini dianggap kurang fair bagi
entrepreneur. Bukannya mereka dibantu, mereka malah disaingi oleh
perguruan tinggi. Ada istilah entrepreneur university
yang menurut saya agak keliru. Ternyata yang dimaksud dengan
entrepreneur university adalah sang perguruan tinggi-nya lah yang
menjadi entrepreneur. Padahal seharusnya mahasiswanya, lulusannya, dan
mungkin dosennya yang didorong dan didukung untuk menjadi entrepreneur,
bukannya malah ditandingi. Situasi ini tidak kondusif.
· Beberapa perguruan tinggi mengungkapkan ingin
mendorong mahasiswanya untuk menjadi entrepreneur. Namun pada
kenyataannya belum ada laboratorium atau kurikulum yang mendukung ke
arah sana. Jadi pernyataan atau keinginan tersebut masih terbatas pada lip service. Hal ini perlu diubah jika memang perguruan
tinggi serius ingin menciptakan entrepreneurs.
· Perguruan tinggi masih belum serius dalam
mengijinkan stafnya (dosen) untuk terjun membuat usaha (menjadi
entrepreneur). Perlu dibedakan antara dosen yang mengerjakan proyek
(mroyek) dan dosen yang ingin mengembangkan industri dimana dia
merupakan salah satu pemain di industri tersebut. Keduanya masih
dianggap sama. Padahal yang terakhir ini bisa menciptakan lapangan
pekerjaan dan menjadi contoh nyata (riil) bagi mahasiswa. Kesuksesan
seorang dosen masih diukur dengan ukuran konvensional (seperti jumlah
makalah).
· Belum adanya insentif dan program dari Pemerintah.
Yang ada baru program-program yang sekedar “wah” (sehingga nama pejabat
yang bersangkutan dikenal) namun tidak memiliki visi dan langkah yang
jelas dan nyata bagi pelaku bisnis.
· Kebanyakan mahasiswa masih berjiwa “ingin kerja ke
perusahaan orang lain”. Opsi mengembangan usaha sendiri baru muncul
belakangan ini dan masih belum populer.
Pada bagian ini saya ingin merangkumkan pelajaran
yang kami peroleh dalam mendirikan menjalankan start-up. Beberapa sebab
kegagalan, antara lain:
· Teknologi dan produk yang dihasilkan terlalu advanced sehingga belum diminati. Biasanya produk ini di-drive oleh para insinyur (techie, engineers).
· Belum ada inisiatif dari Pemerintah Indonesia untuk
membantu industri kecil seperti ini. Bahkan, ada “gangguan” seperti
perpajakan untuk perusahaan yang baru tumbuh. Seharusnya ada inisiatif
untuk membantu industri kecil dengan menangguhkan perpajakan sampai
perusahaan yang bersangkutan benar-benar stabil (misalnya dengan
membebaskan dari pajak sampai 10 tahun seperti dilakukan di Malaysia
atau Taiwan). Adanya insentif ini membuat pelaku bisnis semangat untuk
melakukan investasi dan membuka lapangan kerja. Topik ini merupakan hal
yang penting dan perlu dibahas secara terpisah.
· Belum ada bantuan dari Pemerintah Indonesia,
seperti halnya adanya program IRAP (Industrial Research
Assitance Program) di Kanada. Program bantuan yang ada masih
bersifat proyek yang selesai setelah dana berhenti. Industri kecil
terpaksa belajar sendiri dari kegagalannya. Jika digabungkan
kegagalan-kegagalan yang dialami oleh semua industri kecil, jumlahnya
akan besar. Ini merupakan pelajaran yang sangat mahal.
· Kurangnya SDM yang dapat menjalankan bisnis (bukan
sisi teknis) yang mengerti teknologi. (Kemana saja lulusan ekonomi dan
management?)
· Keharmonisan antara pendiri, pemegang saham, dan
yang menjalankan bisnis belum tentu langgeng. Perlu dibuatkan aturan
main (sistem) yang disepakati bersama pada awalnya sehingga tidak
terjadi perpecahan di tengah jalan.
· Kehebatan teknis bukan menjadi jaminan kesuksesan
sebuah bisnis.
Sementara itu pelajaran lain yang diperoleh dari
usaha mendirikan start-ups antara lain:
· Pendirian usaha biasanya dimulai dari beberapa
orang yang memiliki ide. Kemudian pendanaan dimulai dari beberapa orang
ini ditambah dari kawan-kawan. Istilah yang umum adalah dari “friends
and family”. Nampaknya ini adalah rule of thumb dalam mendirikan
start-up. (Banyak buku yang membahas hal ini dan teori yang ada di buku
tersebut memang benar karena telah saya alami.)
· Fokus kepada satu bidang atau kompetensi merupakan
salah satu kunci kesuksesan. Jangan rakus dan mau semua.
· Orang teknis sebaiknya diberi bekal atau
pengetahuan (wawasan) tentang bisnis. Pendidikan di perguruan tinggi
yang memiliki jurusan teknis perlu diubah untuk mengakomodasi hal ini.
Mendirikan sebuah usaha start-up ternyata tidak
mudah. Banyak hal yang tidak diketahui pada saat mendirikan perusahaan.
Banyak perusahaan start-up yang mati di tengah jalan dikarenakan
berbagai alasan yang telah diuraikan pada tulisan ini.
Saya pribadi masih terus belajar (dan siap jatuh
bangun) mengembangkan bisnis yang bernuansa teknologi. Mudah-mudahan apa
yang saya jalankan dapat menghasilkan sesuatu yang sukses besar
sehingga dapat dijadikan contoh untuk memotivasi calon-calon
entrepreneur baru.
Awal tahun, saat yang tepat bagi anda
yang berkeinginan mendirikan perusahaan jasa kontraktor untuk mulai
mengurus Akte Pendirian, SKT dan SBU. Ketiganya merupakan syarat mutlak
bagi perusahaan yang ingin mengikuti proses pelelangan.
Berikut, sy
akan berikan langkah kerja mendirikan perusahaan berbentuk CV.
Akte
Pendirian, datangi notaris setempat dan utarakan keinginan anda untuk
mendirikan perusahaan. Pilih dan jelaskan bidang” pekerjaan yang ingin
anda cantumkan didalam akte pendirian perusahaan tersebut. Lantas
beritahukan jenis perusahaan yang akan anda dirikan, berbentuk CV atau
PT. Karena sy cuma akan menjelaskan perusahaan berbentuk CV maka point”
dibawah ini dapat anda ikuti. Sayarat untuk dapat mengurus Akte
Pendirian adalah, bukti pembayaran PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) tempat
perusahaan itu beralamat dan berkantor nantinya.
Urus surat SITU, SIUP, TDP, FISKAL dan SURAT
PEMERIKSAAN ALAT PROTEKSI/PEMADAM KEBAKARAN di pemerintahan setempat
(kantor Walikota atau Bupati). syarat mengurus surat” ini adalah
melampirkan kopian akte notaris, pas photo dan cap perusahaan.
Untuk
SIUP, anda akan ditanyakan apakah golongan usaha KECIL, MENENGAH atau
BESAR. pilih sesuai besar modal yang anda miliki, ini akan menentukan
dalam mengikuti pelelangan JASA PENGADAAN (ingat, bukan untuk JASA
PEMBORONGAN)
Setelah kesemuanya sudah anda dapatkan berkasnya,
hal berikutnya yang mesti anda urus adalah NPWP (Nomor Pokok Wajib
Pajak) perusahaan di Direktorat Pajak setempat. Pengurusan NPWP dengan
melampirkan kopi berkas” yang sebelumnya telah anda urus (poin 1 dan 2)
atau tanyakan lagi dengan jelas syarat” lainnya. disini anda akan
mendapatkan
- Kartu NPWP
- SKPD (SURAT KETETAPAN PAJAK DAERAH)
-
SURAT KETERANGAN TERDAFTAR
Setelah NPWP telah anda dapatkan
(berbentuk seperti KTP) maka anda perlu mengurus lagi PKP (Pengusaha
Kena Pajak ) masih di Direktorak Pajak Setempat. ini gunanya untuk dapat
mengurus pembayaran pajak apabila anda mendapat pembayaran (termin)
dari pekerjaan yang anda lakukan.
Ingat ! setiap daerah mungkin
memiliki beberapa persyaratan lainnya sebagai syarat kelengkapan
administrasi perusahaan…jangan malu bertanya !
Sekarang anda telah
dapat mengikuti pelelangan JASA PENGADAAN.
Kalo Jasa Pemborongan ?
Tentu
belum !
Anda mesti melengkapi lagi dengan SKT (Surat Keterangan
Tenaga Teknis ) dan SBU (Surat Badan Usaha).
Sebelum mengurus SBU,
biasanya asosiasi tempat kita mengurus SBU akan menanyakan tentang
tenaga teknis perusahaan. Jika anda seorang direktur yang kebetulan
memiliki ijazah teknik maka anda dapat sekaligus menjadi tenaga
teknisnya. (ini khusus untuk perusahaan yang berbentuk CV) dan jika anda
bukan direktur dengan ijazah teknik maka anda mesti mencari seseorang
minimal tamatan STM untuk ditempatkan sebagai tenaga teknis diperusahaan
anda.
dimana mengurus SKT ?
Bisa langsung ke LPJK atau asosiasi”
profesi yang telah diakui oleh LPJK. Asosiasi itu antara lain di
IAI-Ikatan Arsitek Indonesia (khusus teknik arsitek), HAKI-Himpunan Ahli
Kontruksi Indonesia (khusus teknis sipil), ATAKI (Asosiasi Tenaga Ahli
Konstruksi Indonesia (bisa teknik arsitek, teknik sipil, teknik lainnya
dan Sekolah Kejuruan Teknik) dll.
Asosiasi” ini merupakan badan
sertifikasi.
Anda pilih…mengurus SKT atau langsung SKA/KTA (khusus
untuk s1 dan jenjang pendidikan diatasnya)
Selanjutnya anda dapat
memilih sub bidang apa saja yang yang tercantum nantinya didalam
sertifikat keahlian anda (anda dimungkinkan memilih 3 sub bidang
keahlian).
contohnya : perumahan, jalan dan drainase
syarat
mengurus SKT atau SKA adalah ; kopi ijazah terakhir, pas photo dan
mengisi formulir pendaftaran. (atau syarat lainnya dapat ditanyakan
langsung ke masing” asosiasi profesi tersebut) dan anda mesti lulus
ujian sertifikasi terlebih dahulu.
Setelah anda memiliki,
Akte Pendirian, Surat “ Izin dari Pemda, NPWP dan SKT/SKA maka anda
dapat segera mengurus SBU. Ada banyak asosiasi kontraktor seperti ;
GAPENSI, GAPEKSINDO, GAPEKNAS, APBI dll silahkan anda pilih asosiasinya
sesuai dengan kriteria anda sendiri dan silahkan anda pilih sub bidang
pekerjaannya (sesuaikan dengan keahlian perusahaan anda). Persyaratan
tambahannya adalah, neraca perusahaan
Maka lengkap sudah
administrasi perusahaan anda. Anda dapat segera membeli koran yang
berisi pengumuman pelelangan atau melihat di papan pengumuman asosiasi
atau instansi setempat atau anda dapat memasang telinga lebar-lebar
untuk mendengar bisik-bisik dimana instansi yang akan melakukan
pelelangan !
Flashback,
Cari tau informasi” penting lainnya
dan alamat” tempat pengurusan terlebih dahulu biar anda gak bingung
-
Alamat Notaris
- Alamat Instansi” Pemda setempat
- Alamat
Direktorat Pajak
- Alamat LPJK
- Alamat Asosiasi Profesi (IAI,
HAKI, ATAKI dll)
- Alamat Asosiasi jasa kontraktor (GAPENSI,
GAPEKSINDO, GAPEKNAS dll)
Prev: Arsitek,
pekerjaan hebatNext: Arsitek yang
dilupakan
refrensssi : http://www.lawindo.biz/prosedurpendirianpt.htm
Maraknya dunia usaha di
Indonesia
yang tumbuh bak cendawan di musim penghujan yang terjadi paska krisis
moneter yang melanda negeri ini patut dibanggakan. Pasalnya, usaha kecil
dan menengah adalah sebagai backbone atau tulang punggung negara yang
tahan terhadap badai krisis, karena mereka lebih fleksibel untuk
mengubah bentuk sesuai dengan kebutuhan.
Nah, untuk itu suatu dibutuhkan persiapan sekecil dan sederhana
apapun. Bukan berarti kita harus takut dan banyak berpikir sehingga
akhirnya waktu dan tenaga kita terkuras hanya untuk memikirkan how to
begin and make preparation
create a
business. Ini lebih kepada bagaimana membuat usaha atau bisnis
kita nantinya dapat berjalan dan dijalankan dengan baik, kuat dan penuh
strategi. Terlebih melihat persaingan yang ada sekarang, sebuah bisnis
dituntut untuk bisa bersaing diantara puluhan bahkan ribuan pesaing.
Untuk itu berikut adalah tip-tip sederhana yang rasanya perlu kita
perhatikan dalam memulai suatu bisnis;
Tabunglah sebanyak mungkin uang sebelum Anda memulai sebuah
bisnis.
Terlalu sering terjadi, dalam membuat sebuah bisnis baru, orang selalu
menggunakan pinjaman uang, entah dari teman, bank atau
Small Business Administration (SBA)
sebuah lembaga kredit keuangan bagi usaha kecil. Mereka berharap dan
berpikir bahwa mereka akan dapat mengembalikan pinjaman dengan segera
dari profit yang mereka hasilkan dari bisnisnya.
Mereka sebetulnya tidak menyadari bahwa untuk mendapatkan keuntungan
dari sebuah bisnis yang baru dibangun membutuhkan waktu dalam hitungan
bulan atau bahkan tahun. Dan ketika si pemberi pinjaman mengetahui bahwa
bisnis tersebut tidak memberikan keuntungan seperti yang diharapkan,
pemberi pinjaman mungkin akan memberi pinjaman atau menolak untuk
meminjamkan lagi di masa mendatang. Akhirnya yang terjadi banyak di
antara mereka yang kemudian memberikan jaminan rumah atau menggunakan
kartu kredit mereka untuk melunasi pinjaman.
Maka cara terbaik untuk membuat sebuah bisnis adalah dengan menabung
uang sebanyak mungkin untuk keperluan investasi, termasuk biaya hidup
Anda untuk satu atau dua tahun pertama. Untuk mengantisipasi kalau-kalau
usaha Anda tidak menguntungkan di tahun pertama atau kedua.
Mulailah dengan Apa Adanya
Berpikirlah dari yang kecil. Jangan menyewa tempat terlebih dahulu kalau
Anda masih dapat melakukan itu di tempat sendiri dan jangan merekrut
pegawai kalau memang Anda belum terlalu membutuhkannya.
Orang yang memulai bisnisnya dengan sederhana, seperti memulainya
dengan memanfaatkan garasi, ruang kecil yang tidak terpakai atau bahkan
tempat sampah/gudang, dan membuat barang-barang atau pelayanan pertama
mereka dengan lebih banyak keringat ketimbang uang, bersusah payah.
Mereka mendapatkan suatu kemewahan membuat suatu kesalahan yang tak
terelakkan dalam sekala kecil saja. Dan itu pasti karena mereka baru
memulai, mereka tidak terjerat dalam hutang, mereka biasanya dapat
belajar dari kesalahan dan dapat keluar dari problem yang mereka hadapi.
Lindungilah Aset Pribadi Anda.
Ketika Anda membuat sebuah bisnis pribadi, Anda biasanya secara pribadi
bertanggung jawab atas semua keputusan dan hutang yang berasal dari
bisnis tersebut. Hal ini termasuk pinjaman perusahaan, pajak, uang para
supplier barang dan yang menyewakan
tempat dan tanggung jawab-tanggung jawab lainnya yang menjadi tanggung
jawab Anda terhadap perusahaan akibat gugatan hukum. Jika Anda tidak
melindungi diri, seorang kreditor bisa pergi begitu saja dengan membawa
pergi aset pribadi Anda, seperti
mobil
dan rumah Anda, untuk membayar hutang Anda.
Sebetulnya Anda dapat melindungi diri Anda di hadapan hukum dengan
membeli asuransi pertanggungjawaban perusahaan, tetapi hal ini tidak
akan membantu Anda. Jika Anda ingin berhutang dalam jumlah besar,
pertimbangkan untuk membuat sebuah perusahaan atau perusahaan terbatas.
Pahamilah Bagaimana –dan jika- Anda Akan Membuat Keuntungan
Anda dapat membuat satu kalimat pendek untuk mengungkapkan itu bagaimana
bisnis plan Anda dapat membuat profit yang besar. Bagi pemula, Anda
mesti tahu berapa biaya yang akan Anda keluarkan: berapa banyak Anda
akan menghabiskan uang untuk membeli peralatan, membayar sewa, membayar
pegawai dan menutup biaya-biaya tak terduga lainnnya. Maka Anda dapat
menggambarkan secara tepat seberapa banyak Anda harus menjual tiap
bulannya, untuk mendapatkan rupiah, untuk menutup segala biaya dan
mendapatkan keuntungan di sisi lain. Jumlah itu semua Anda butuhkan
untuk membuat sebuah “
analisa
break even.” Atau analisa keuntungan dan balik modal.
Membuat perencanaan bisnis, tak peduli seberapa banyak
Setelah mengetahui jumlah keuntungan dan membuat sebuah analisa
break-even adalah langkah pertama dalam membuat sebuah perencanaan
bisnis. Bagi sebagian besar perusahaan kecil, bagian kunci dari sebuah
perencanaan bisnis adalah analisa break-even, taksiran rugi laba, dan
proyeksi
cash flow.
Memproyeksikan cash flow adalah kunci dan itu langkah untuk
mengetahui perusahaan Anda untung atau rugi: walaupun bisnis Anda dapat
berjalan dan manjual banyak produk, jika Anda tidak dapat balik modal
dalam tempo waktu 90-180 hari, itu artinya bisnis Anda tidak dapat
betahan lebih lama lagi kecuali Anda telah mem-planing untuk
mengantisipasinya.
Membuat sebuah perencanaan bisnis juga memungkinkan Anda untuk
menentukan dana awal yang Anda proyeksikan untuk memulai (berapa banyak
uang yang Anda butuhkan untuk Anda simpan) dan apa strategi
marketing yang akan Anda gunakan (yaitu
cara bagaimana Anda menyentuh konsumen Anda untuk menjual). Jika Anda
tidak bisa untuk membuat sejumlah langkah kerja di atas kertas, maka
Anda juga tidak bisa untuk mengaplikasikannya di lapangan.
Dapatkan dan Jaga nilai persaingan bisnis Anda
Membangun nilai persaingan dalam bisnis Anda adalah hal yang sangat
penting dilakukan untuk menggapai sebuah kesuksesan jangka panjang.
Beberapa cara untuk menciptakan nilai persaingan adalah dengan cara
mengenali dengan baik lawan Anda atau pesaing Anda, membuat sebuah
produk yang sulit untuk ditiru, memproduksi dan mendistribusikan produk
Anda dengan secara lebih efisien, memilih lokasi yang tepat, atau dengan
cara memberikan pelayanan yang terbaik dan memuaskan.
Dan satu hal lagi yang mesti Anda perhatikan dalam hal persaingan
adalah melindungi rahasia-rahasia dagang Anda -informasi rahasia yang
memberikan Anda manfaat persaingan di pasar. Contoh dari rahasia dagang
meliputi data konsumen Anda, metode survei, strategi pemasaran dan
tehnik-tehnik produksi. Untuk melindungi rahasia dagang Anda di bawah
perlindungan hukum, langkah yang dapat Anda lakukan dengan menjaga
kerahasiaan informasi. Langkah-langkah tersebut adalah dengan memberikan
label “rahasia” terhadap
dokumen-dokumen, menggunakan password untuk memprotek segala informasi
yang ada di dalam komputer, menggunakan perjanjian yang bersifat
tertutup dan membatasi akses karyawan dengan alasan yang tepat untuk
mengetahui rahasia dagang Anda.
Dan cara lain untuk menjaga daya saing usaha/bisnis Anda adalah
dengan beraksi cepat terhadap segala berita buruk. Bila suatu saat Anda
melihat bahwa bisnis Anda perlu untuk beriklan, maka lakukan dengan
segera. Yang memuat bisa soal perpindahan kantor Anda ke lokasi lain,
pengenalan produk baru atau pelayanan, atau membuat suatu terobosan
untuk mencapai customer.
Buat seluruh perjanjian secara tertulis
Segala hukum yang Anda nyatakan baik kontrak atau pun segala perjanjian
harus dibuat secara tertulis:
Walau pun secara hukum tidak disyaratkan, adalah bijaksana bila Anda
membuat segalanya secara tertulis, karena perjanjian secara lisan sulit
bahkan tidak mungkin untuk bisa dibuktikan. Biasakan diri Anda untuk
selalu menuangkan segala bentuk perjanjian, transaksi dan kontrak secara
tertulis.
Cari dan Jaga Pegawai yang Baik
Anda harus memcari dan menjaga karyawan yang benar-benar baik, bukan
hanya karyawan yang mampu secara kompetensi saja. Karyawan yang
berkompetensi tinggi dan benar-benar antusias adalah minimal dua atau
bahkan tiga kali lebih berharga dari orang yang berkemampuan pada
umumnya.
Untuk menciptakan keseimbangan dan kebahagian dalam suasana kerja,
adalah sangat penting tidak hanya para pegawai Anda yang percaya bahwa
mereka di perlakukan secara adil, tapi juga bahwa bisnis Anda adalah
pantas dihargai. Karena pegawai yang menyukai pekerjaannya akan
memberikan yang terbaik buat Anda baik saat kerja atau tidak. Dan para
konsumen akan lebih senang lagi untuk merekomendasikan ke orang-orang
terdekat mereka.
Bayar semua billing dan pajak Anda tepat waktu
Di jaman sekarang ini, dimana reputasi untuk menjaga janji seorang
adalah aset yang sangat berharga, strategi yang baik adalah baik
membayar rekening Anda di muka atau membayar mereka di awal.
Majid