من يهده الله فلا مضلَّ له، ومن يضلل فلا هادي له، أشهد أن لا إله إلاَّ الله وحده لا شريك له وأشهد أنَّ محمداً عبده ورسوله.
فإن أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه و سلم ،
وشر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة في النار.
Segala puji hanya milik Allah Ta’ala, Dzat yang telah mengaruniakan
berbagai kenikmatan kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga
senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga, dan seluruh
sahabatnya.
Amiin.
Pendahuluan
Bumi beserta isinya yang demikian luas dan besar, tidaklah terwujud
begitu saja.Tidaklah langit dan bumi beserta seluruh makhluq yang berada
diantara keduanya diciptakan begitu saja alias sia-sia.
وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا
لَاعِبِينَ . مَا خَلَقْنَاهُمَا إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ
لَا يَعْلَمُونَ .
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di
antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya
melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (Qs. Ad Dukhan: 38-39)
Saudaraku! Tahukah anda bahwa bumi beserta isinya adalah milik anda. Bumi beserta segala isinya adalah karunia Allah untuk anda.
Bila anda adalah seorang yang benar-benar beriman, niscaya anda
benar-benar merasakan karunia Allah ini. Di mata anda, bumi beserta
isinya ada untuk anda bukan sebaliknya, anda ada untuk bumi beserta
isinya.
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُم مَّا فِي الأَرْضِ جَمِيعاً
“Dialah Allah Yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu.” (Qs. Al Baqarah: 29)
Imam para ahli tafsir, yaitu Ibnu Jarir At Thabari menafsirkan ayat ini dengan berkata:
فأخبرهم جل ذكره أنه خلق لهم ما في الأرض جميعًا، لأنّ الأرضّ وجميعَ ما
فيها لبني آدم منافعُ. أما في الدين، فدليلٌ على وحدانية ربهم، وأما في
الدنيا فمعاشٌ وبلاغ لهم إلى طاعته وأداء فرائضه. فلذلك قال جل ذكره:”هو
الذي خلق لكم ما في الأرض جميعًا”.
“Allah Ta’ala Yang Maha Agung mengabarkan bahwa Ia menciptakan
segala yang ada di bumi hanyalah untuk kepentingan umat manusia. Karena
bumi beserta isinya berfungsi untuk memenuhi kepentingan umat manusia.
Adapun dalam urusan agama, maka bumi beserta isinya merupakan bukti
nyata akan ke-Esaan Allah. Sedangkan dalam urusan dunia, maka padanya
terdapat sumber-sumber kehidupan dan bekal mereka untuk menjalankan
ketataan kepada Allah. Oleh karena itu Allah Ta’ala menegaskan bahwa:
Dialah Yang telah menciptakan segala isi bumi demi kepentinganmu.” (
Tafsir At Thabari 1/426)
Tujuan Hidup Seorang Muslim
Allahu Akbar! Bumi beserta isinya diciptakan demi kemaslahatan kita; umat manusia.
Tidakkah anda bertanya: Bumi yang begitu luas, beserta isinya yang
begitu beraneka ragam, diciptakan untuk kepentingan saya? Mengapa
demikian besar karunia Allah kepada saya?
Saudaraku, ketahuilah bahwa jawaban pertanyaan anda ini hanya ada satu, yaitu yang termaktub pada firman Allah Ta’ala berikut:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Qs. Az Dzariyat: 56)
Sikap ini tentu berbeda dengan sikap sebagian kita yang silau oleh
gemerlap kehidupan dunia, hingga mengalahkan akal sehat dan imannya.
Perhiasan hidup dunia lebih ia cintai dibanding lainnya, sehingga segala
aktifitasnya bertujuan untuk menumpuk keuntungan dunia.
ذَلِكَ بِأَنَّهُمُ اسْتَحَبُّواْ الْحَيَاةَ الْدُّنْيَا عَلَى الآخِرَةِ وَأَنَّ اللّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
“Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka
mencintai kehidupan dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada
memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.” (Qs. An Nahl: 107)
Ia mengorbankan jiwa, raga dan bahkan agamanya guna mendapatkan
keuntungan dunia. Dunia adalah cita-cita dan tujuan hidupnya, kemewahan
harta benda adalah harapan tertingginya:
أُولَـئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُاْ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِالآَخِرَةِ فَلاَ يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلاَ هُمْ يُنصَرُونَ
“Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan
(kehidupan) akhirat, maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka
tidak akan ditolong.” (Qs. Al Baqarah : 86)
Saudaraku! Mungkin anda akan berkata bahwa anda pasti bahagia dengan
harta benda yang melimpah, istana yang megah dan kendaraan yang mewah.
Demikianlah persepsi banyak orang, dan demikianlah impian mereka.
Ketahuilah, saudaraku! Sesungguhnya masing-masing kita adalah hamba
sahaya bagi rasa cintanya. Bila anda mencintai wanita, maka anda pasti
rela untuk mengabdi dan berkorban dengan apa saja demi menuruti
keinginan wanita idaman anda. Bila anda adalah pencinta harta benda,
maka andapun pasti rela mengorbankan segala yang anda punya demi
mendapatkan dan menjaganya. Inilah yang mendasari nenek moyang kita
untuk berpetuah: cinta adalah pengorbanan.
Tatkala anda mencintai sesuatu dari apa yang telah saya sebutkan di
atas, dan berkorban untuknya, pasti anda meyakini bahwa kebahagiaan anda
akan terwujud dengannya. Akan tetapi apakah keyakinan anda ini
benar-benar nyata? Coba renungkan baik-baik.
Imam Ibnul Qayyim menjelaskan tentang kaitan kebahagian dengan
kecintaan seseorang terhadap hal-hal tersebut: “Barang siapa mencintai
sesuatu selain Allah Azza wa Jalla, pasti ia merasakan penderitaan
karenanya. Baik ia berhasil mendapatkan hal yang ia cintai atau tidak.
Bila ia tidak berhasil mendapatkannya, pasti ia tersiksa dan menderita,
Sebesar rasa cintanyalah siksa dan derita yang ia rasakan. Dan bila ia
berhasil mendapatkannya, maka sebelum berhasil mendapatkannya ia pasti
terlebih dahulu menderita, setelah ia mendapatkannya penderitaanya pun
terus berlanjut hingga setelah sesuatu yang ia cintai itu sirna, derita
dan penyesalan tetap merudung hidupnya. Dengan demikian, derita dan lara
yang menderanya melebihi kesenangan yang berhasil ia rasakan.
Dinyatakan oleh seorang penyair:
Tiada manusia yang lebih nestapa dibanding orang yang sedang dirundung asmara
Ia mabuk kepayang karna mengharap manisnya asmara.
Tangis dan duka tak kunjung berpisah darinya
takut akan perpisahan atau rindu yang slalu melandanya.
Ia menangis bila jauh karena rindu kepayang
Ia menangis bila dekat, karna perpisahan yang akan datang menghadang.
Panas slalu matanya tatkala berjumpa
dan panas slalu matanya karna perpisahan telah menerpa. (
Ighatsatul Lahafan 1/39-40)
Demikianlah gambarannya anak manusia yang dilanda asmara dan cinta terhadap sesuatu dari kehidupan dunia.
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاء وَالْبَنِينَ
وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ
الْمُسَوَّمَةِ وَالأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ
الدُّنْيَا وَاللّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa
yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari
jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah
ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat
kembali yang baik (surga). (Qs. Ali Imran: 14)
Saudaraku! sudikah kiranya anda aku tunjukkan terhadap cinta yang
pasti mendatangkan kebahagiaan yang abadi dan tak akan pernah sirna?
Cinta yang pasti mewujudkan kedamaian dan riang gembira sepanjang masa?
Walau badai kehidupan datang menerpa, walau cobaan dunia silih berganti,
kebahagiaan anda tidak akan lekang karenanya dan juga tak kan pernah
padam olehnya.Itulah cinta kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya.
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ
ذَاكَ لأَحَدٍ إلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إن أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ،
فَكَانَ خَيْرًا له، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ، صَبَرَ، فَكَانَ خَيْرًا
له
“Sungguh mengherankan urusan seorang yang beriman, sungguh
seluruh urusannya baik, dan hal itu tidak mungkin dimiliki melainkan
oleh orang yang beriman. Bila ia ditimpa kesenangan, ia bersyukur, maka
kesenangan itu baik baginya. Dan bila ia ditimpa kesusahan, ia bersabar,
maka kesusahan itu baik baginya.” (Riwayat Muslim)
Cinta kepada Allah yang senantiasa membangkitkan rasa syukur dan kesabaran.
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا
أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ
فَلَهُ السَّخَطُ
“Sesungguhnya besarnya pahala bersama besarnya ujian, dan
sesungguhnya bila Allah Azza wa Jalla bila mencintai suatu kaum, maka Ia
akan menguji mereka, barang siapa yang ridha (lapang dada) niscaya ia
mendapatkan keridhaan pula, dan barang siapa yang benci, niscaya iapun
mendapatkan kebencian.” (Riwayat Ahmad, At Tirmizi dan dinyatakan sebagai hadits shahih oleh Al Albani)
Hanya dengan kedua amalan inilah anda akan benar-benar merasakan nimatnya hidup dan indahnya dunia.
عَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه و سلم قَالَ:
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ
اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا ، وَأَنْ يُحِبَّ
الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ
فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ
Diriwayatkan dari sahabat Anas radhiallahu ‘anhu, ia meriwayatkan
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tiga perangai, barang
siapa yang ketiga-tiganya telah terealisasi pada dirinya, niscaya ia
merasakan manisnya keimanan: Apabila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai
dibanding selain keduanya, ia mencintai orang lain, tidaklah ia
mencintainya kecuali karena Allah, dan ia membenci untuk kembali kepada
kekufuran, bagaikan kebenciannya bila akan dicampakkan ke dalam kobaran
api.” (Muttafaqun ‘alaih)
Saudaraku! Dalam mengarungi kehidupan dunia ini, anda pasti melalui
dua jenis kejadian; yaitu kesenangan atau kesusahan. Agar kedua hal ini
tidak merusak kedamaian dan kebahagiaan anda, maka dalam menghadapinya,
anda membutuhkan kepada dua hal:
- Syukur.
- Kesabaran.
Bila anda sedang mendapatkan karunia dari Allah Ta’ala berupa
kesenangan dan kenikmatan, maka dengan bersyukur berarti anda sedang
menjaga dan mengupayakannya agar terus bertambah.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan ingatlah tatkala Tuhanmu mengumandangkan: “Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika
kamu mengingkari (ni’mat-Ku) maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Qs. Ibrahim: 7)
Dan dengan bersabar, berarti ketabahan anda dalam menghindarkan
segala hal yang dapat membinasakan kenikmatan anda, serta mewujudkan
segala hal yang dapat menjaga keutuhannya.
Bila anda sedang dalam kesusahan, maka anda bersabar untuk tidak
berkeluh kesah, karena kesusahan sebenarnya diwujudkan demi kemaslahatan
anda. Betapa tidak, anda merasa susah dengan panasnya terik matahari,
akan tetapi betapa banyak kemaslahatan yang anda peroleh darinya. Betapa
banyak kemaslahatan yang dapat anda petik dari berbagai musibah dan
kesusahan lainnya.
Coba renungkan, dengan seksama, pelajaran dan pengalaman berharga
dalam hidup anda lebih banyak didapatkan dari kegagalan atau kesusahan
yang pernah menimpa anda atau orang lain daripada dari keberhasilan dan
kemudahan. Karenanya, dahulu orang-orang tua kita berpetuah: kegagalan
adalah awal dari keberhasilan.
Dengan demikian, walaupun awalnya adalah pedih dan susah, akan tetapi
akhirnya adalah manis dan keberhasilan, dengan demikian kesusahan dan
musibah di dunia dapat berubah menjadi kenikmatan yang patut disyukuri.
Oleh karena itu, ‘Aisyah mengisahkan kepada kita sikap Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menghadapi dua keadaan ini dengan berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا رَأَى مَا يُحِبُّ
قَالَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ.
وَإِذَا رَأَى مَا يَكْرَهُ قَالَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ.
رواه ابن ماجة وابن السني والطبراني وصححه الألباني
Dahulu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bila mendapatkan
sesuatu yang beliau senangi, beliau segera berucap: “Segala puji syukur
hanya milik Allah yang atas karunia-Nyalah segala kebaikan dapat
terwujud”, dan bila mendapatkan sesuatu yang beliau benci, beliau
berucap: “Segala puji syukur hanya milik Allah dalam segala keadaan yang
menimpa.” (Riwayat Ibnu Majah, Ibnu As Sunni, At Thabrani dan dinyatakan sebagai hadits shohih oleh Al Albani)
Dengan senantiasa menyandingklan syukur dan sabar yang merupakan
aplikasi langsung dari kecintaan kepada Allah demikian inilah,
kebahagian hidup dan kedamaian cinta akan terwujud dalam hidup anda.
Inilah hikmah dijadikannya kecintaan kepada Allah sebagai inti dari
seluruh syari’at Isalam, bahkan syari’at seluruh nabi yang pernah diutus
ke dunia.
Ibnul Qayyim berkata: “Inti ajaran kitab-kitab Allah Ta’ala yang
pernah diturunkan dari yang pertama hingga yang terakhir adalah perintah
untuk mencintai Allah dan segala konsekwensinya serta larangan dari
mencintai yang menyelisihi kecintaan kepada Allah dan segala yang
menjadi konsekwensinya.” (
Ighatsatul Lahafan 2/133)
Saudaraku! apapun aktifitas dan profesi anda di dunia ini, bila
kecintaan kepada Allah telah tumbuh-subur dalam jiwa anda, niscaya anda
menjadi ringan hati dalam menjalankan setiap ketataan dan menjauhi
setiap kemaksiatan.
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللّهُ
وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ . قُلْ
أَطِيعُواْ اللّهَ وَالرَّسُولَ فإِن تَوَلَّوْاْ فَإِنَّ اللّهَ لاَ
يُحِبُّ الْكَافِرِينَ
“Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah
aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah, “Taatilah Allah dan
Rasul-Nya; Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang kafir.” (Qs. Ali Imran: 31-32)
Bila kecintaan kepada Allah telah tumbuh subur dalam jiwa anda, maka kecintaan ini akan tercermin pada setiap aktifitas anda:
مَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ، وَأَبْغَضَ لِلَّهِ، وَأَعْطَى لِلَّهِ، وَمَنَعَ
لِلَّهِ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ الإِيمَانَ. رواه أبو داود والطبراني وصححه
الألباني
“Barang siapa yang mencintai karenma Allah, membenci karena
Allah, memberi karena Allah, dan mencegahpun karena Allah, berarti ia
telah mencapai kesempurnaan iman.” (Riwayat Abu Dawud, At Thabrani dan dinyatakan sebagai hadits shahih oleh Al Albani)
Peranan Cinta Kepada Allah Dalam Kehidupan Pengusaha Muslim
Telah disinggung di atas bahwa kecintaan kepada Allah yang telah
tertanam dalam jiwa seorang muslim akan menjadi asas setiap
aktifitasnya. Bila dia adalah seorang negarawan, maka kecintaan kepada
Allah akan terpancar pada setiap kebijaksanaan dan keputusan yang ia
lahirkan. Bila ia adalah seorang petani, maka kecintaan kepada Allah-pun
akan terpancar pada kegiatan pertaniannya. Dan bila ia adalah seorang
pengusaha alias pedagang, maka perdagangannya pasti mencerminkan akan
kecintaanya kepada Allah.
Berikut beberapa cerminan nyata dalam kehidupan seorang pengusaha yang benar-benar mencintai Allah Ta’ala:
CERMINAN PERTAMA: Perniagaannya tidak menjadikannya melalaikan Allah.
Ini adalah cerminan utama seorang yang beriman dan cinta kepada
Allah. Perniagaan baginya adalah sarana penunjang untuk melancarkan
amalannya berzikir dan beribadah kepada Allah.
رِجَالٌ لَّا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَن ذِكْرِ اللَّهِ
وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاء الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ
فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ
“Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula)
oleh jual beli dari mengingat Allah, mendirikan shalat, dan membayarkan
zakat. Mereka takut pada suatu hari yang (di hari itu) hati dan
penglihatan menjadi goncang.” (Qs. An Nur: 37)
Ibnu Katsir menafsirkan ayat in dengan berkata: “Mereka tidak
disibukkan oleh urusan, perhiasan, kenikmatan dan keuntungan dunia dari
mengingat Tuhan mereka yang telah menciptakan dan melimpahkan rizki
kepada mereka. Mereka senantiasa sadar bahwa kenikmatan di sisi Allah
lebih baik dan berguna dibanding segala kekayan yang ada padanya. Yangd
demikian itu karena kekayan yang mereka miliki akan sirna sedangkan
kenikmatan di sisi Allah kekal abadi.” (
Tafsir Ibnu katsir 6/68)
Keuntungan dunia bagi seorang mukmin adalah modal untuk menggapai
keuntungan di sisi Allah. Betapa meruginya bila keuntungan dunia digapai
dengan mengorbankan keuntungan akhirat.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا
أَوْلَادُكُمْ عَن ذِكْرِ اللَّهِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ
الْخَاسِرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-bendamu dan
anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang
membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (Qs. Al Munafiqun: 9)
CERMINAN KEDUA: Tujuan perniagaan yang luhur.
Setiap manusia yang berakal sehat pasti memiliki tujuan dari setiap
aktifitas yang ia lakukan. Hanya orang yang kurang sempurna akalnya
sajalah yang beraktifitas tanpa tujuan yang jelas. Karena perbuatan yang
tidak memiliki tujuan yang jelas adalah perbuatan sia-sia. Dan
perbuatan yang sia-sia adalah kebiasan orang-orang yang jahil alias
bodoh:
Sebagai seorang muslim yang cinta kepada Allah pasti memiliki
tujuan-tujuan yang luhur dari setiap perniagaannya. Berikut beberapa
tujuan terpuji nan luhur yang seyogyanya dimiliki oleh seorang pengusaha
muslim:
1. Dapat hidup layak dan terhormat.
عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ صَدَقَةٌ، قِيلَ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ يَجِدْ؟
قَالَ: يَعْتَمِلُ بِيَدَيْهِ فَيَنْفَعُ نَفْسَهُ وَيَتَصَدَّقُ، قَالَ:
قِيلَ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ؟ قَالَ: يُعِينُ ذَا الْحَاجَةِ
الْمَلْهُوفَ، قَالَ: قِيلَ لَهُ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ؟ قَالَ:
يَأْمُرُ بِالْمَعْرُوفِ أَوِ الْخَيْرِ، قَالَ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ
يَفْعَلْ؟ قَالَ: يُمْسِكُ عَنِ الشَّرِّ فَإِنَّهَا صَدَقَةٌ. رواه متفق
عليه
“Wajib atas setiap orang muslim untuk bersedekah.” Dikatakan
kepada beliau: “Bagaimana bila ia tidak mampu?” Beliau menjawab: “Ia
bekerja dengan kedua tangannya, sehingga ia menghasilkan kemanfaatan
untuk dirinya sendiri dan (dengannya ia dapat) bersedekah.” Dikatakan
lagi kepadanya: “Bagaimana bila ia tidak mampu juga?” Beliau menjawab:
“Ia dapat membantu orang yang benar-benar dalam kesusahan.” Dikatakan
lagi kepada beliau: “Bagaimana bila ia tidak mampu juga?” Beliau
menjawab: “Ia memerintahkan yang ma’ruf atau kebaikan.” Penanya kembali
berkata: “Bagaimana bila ia tetap saja tidak (mampu) melakukannya?”
Beliau menjawab: “Ia menahan diri dari perbuatan buruk, maka
sesungguhnya itu adalah sedekah.” (Muttafaqun ‘alaih)
Pada suatu hari Al Fudhail bin ‘Iyaadh berkata kepada Abdullah bin Al Mubarak:
“Engkau
menganjurkan kami untuk berzuhud, hidup sederhana, dan hanya
mencukupkan diri dengan sedikit harta, sedangkan kami menyaksikanmu
terus-menerus berniaga, bagaimana ini?” Abdullah bin Al Mubarak menjawab:
“Wahai
Abu Ali, sesungguhnya aku melakukan ini semua hanyalah untuk menjaga
kehormatan dan harga diriku, dan sebagai bekal untuk menjalankan
keta’atan kepada Allah.” Mendengar jawaban ini Al Fudhail berkata:
“Betapa indahnya hal ini wahai Ibnul Mubarak bila benar-benar dapat terwujud.” (
Siyar A’alam An Nubala’ 8/387).
Saudaraku! bila anda sedikit merenung lalu bertanya kepada diri
sendiri? Mengapa saya harus capek-capek bekerja, bating tulang dan peras
keringat? Saya kira jawaban pertama yang akan terbetik di benak anda
ialah: “Ya agar dapat mencukupi kebutuhan sendiri dan kalo bisa agar
dapat makan enak, tidur nyenyak, berpakaian layak dan memiliki tabungan
banyak, alias hidup kaya raya.”
Saudaraku! tahukah anda bahwa Allah Ta’ala telah menjanjikan hal itu
kepada anda bila anda memusatkan perhatian dan pikiran anda pada
kecintaan kepada Allah?
من كانت همه الآخرة جمع الله له شمله و جعل غناه في قلبه و أتته الدنيا
راغمة و من كانت همه الدنيا فرق الله عليه أمره و جعل فقره بين عينيه و لم
يأته من الدنيا إلا ما كتب الله لهز رواه هناد في الزهد وصححه الألباني
“Barang siapa yang pikirannya terpusat pada urusan akhirat,
niscaya Allah akan menyatukan urusannya, menjadikan kekayaannya ada pada
hatinya, dan kekayaan dunia akan menghampirinya dengan tunduk lagi
mudah. Sedangkan barang siapa yang pikirannya terpusat pada urusan
dunia, niscaya Allah akan mencerai-beraikan urusannya, kemiskinan selalu
berada di depan matanya, dan tidak ada dari kekayaan dunia yang
menghampirinya selain yang telah Allah tuliskan untuknya.” (Riwayat Al Hannad dalam kitab
Az Zuhud dan dinyatakan oleh Al Albani sebagai hadits shahih)
Nuruddin bin Abdul Hadi As Sindy mengomentari hadits ini dengan
berkata: “Kesimpulannya, setiap rizqi yang telah dituliskan untuk
seorang hamba pasti akan datang menghampirinya. Hanya saja barang siapa
yang berjuang membangun kehidupan akhirat, niscaya rizkinya akan
menghampirinya dengan begitu mudah. Sedangkan orang yang hanya berpikir
mengejar keuntungan dunia, rizkinya hanya akan ia peroleh dengan penuh
susah payah. Dengan demikian orang yang berjuang membina kehidupan
akhirat berhasil menggabung keuntungan dunia dan akhirat. Sedangkan
tujuan utama dari mencari rizki adalah untuk dapat hidup dengan nyaman,
dan itu benar-benar berhasil digapai oleh pejuang akhirat. Sedangkan
pejuang dunia ditimpa kerugian di dunia dan akhirat, karena selama di
dunia ia senantiasa menanggung kesusahan dalam upaya mencari harta. Bila
demikian adanya, maka apalah gunanya harta benda bila pemiliknya tidak
pernah merasakan kenyamanan?”
2. Memenuhi kebutuhan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya.
Nafkah yang kita berikan kepada anak dan istri serta orang-orang yang
menjadi tanggung jawab anda merupakan infak yang paling utama.
دِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى
رَقَبَةٍ وَدِينَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِينٍ وَدِينَارٌ
أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ أَعْظَمُهَا أَجْرًا الَّذِى أَنْفَقْتَهُ
عَلَى أَهْلِكَ. رواه مسلم
“(Perbandingan pahala antara) uang satu dinar yang engkau
infakkan di jalan Allah (jihad di jalan Allah), satu dinar yang engkau
belanjakan untuk memerdekakan budak, satu dinar yang engkau infakkan
kepada orang miskin, dan satu dinar yang engkau infakkan untuk memenuhi
kebutuhan keluargamu, yang paling besar pahalanya ialah yang engkau
infakkan untuk menafkahi keluargamu.” (Riwayat Muslim)
Pada riwayat lain nabi berpesan kepada sahabat Sa’ad bin Abi Waqqaas
radhiallahu ‘anhu dengan sabdanya:
إنك أن تذر ورثتك أغنياء خير من أن تذرهم عالة يتكففون الناس، وإنك لن
تنفق نفقة تبتغي بها وجه الله إلا أجرت بها حتى ما تجعل في في امرأتك. متفق
عليه
“Sesungguhnya bila engkau meninggalkan ahli warismu dalam keadaan
kaya, lebih baik daripada engkau meninggalkan mereka dalam keadaan
miskin dan meminta-minta kepada orang lain. Dan sesungguhnya engkau
tidaklah menafkahkan suatu nafkah yang engkau mengharap dengannya
keridhaan Allah, melainkan engkau akan diberi pahala karenanya,
sampaipun suapan makanan yang engkau suapkan ke mulut istrimu.” (Muttafaqun ‘alaih)
Sebaliknya, menterlantarkan orang-orang yang wajib anda nafkahi, adalah perbuatan dosa yang sangat besar:
كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يَحْبِسَ عَمَّنْ يَمْلِكُ قُوتَهُ. رواه أحمد والبيهقي وأصل الحديث رواه مسلم
“Cukuplah sebagi dosa (yang akan membinakan-pen) seseorang, bila ia menterlantarkan nafkah orang-orang yang wajib ia nafkahi.” (HR. Ahmad, dan Al Baihaqy dan hadits ini diriwayatkan juga oleh Imam Muslim tanpa menyebutkan kisah sebelumnya)
Imam Al Khatthabi menjelaskan: “Hadits ini adalah suatu isyarat bahwa
tidak sepantasnya seseorang itu bersedekah dengan hartanya, sehingga
menjadikan nafkah keluarganya tidak tercukupi. Bila ia melakukan hal
ini, maka bukannya pahala yang ia peroleh, akan tetapi dosa besar yang
ia sandang.” (
‘Aunul Ma’bud 5/76)
3. Keuntungan dunia adalah ladang untuk menyemai bekal bagi kehidupan di akhirat.
Sebagai anggota masyarakat, tentunya anda beritikad untuk menjadi
anggota masyarakat yang berguna. Dan diantara bentuk jasa yang dapat
anda berikan kepada masyarakat anda ialah dengan banyak-banyak
memberikan uluran tangan kepada anggota masyarakat lain yang
membutuhkannya
Dengan cara ini kita dapat menjadikan kehidupan dunia sebagai ladang untuk menyemai bekal kehidupan di akhirat.
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ
نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ
وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ
الْمُفْسِدِينَ
“Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negri di akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu
dari kenikmatan kehidupan dunia, dan berbuatlah baik sebagaimana Allah
telah berbuat baik kepadamu. Janganlah kamu berbuat kerusakan di muka
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.” (Qs. Al Qashash: 77)
عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ صَدَقَةٌ، قِيلَ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ يَجِدْ؟
قَالَ: يَعْتَمِلُ بِيَدَيْهِ فَيَنْفَعُ نَفْسَهُ وَيَتَصَدَّقُ، قَالَ:
قِيلَ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ؟ قَالَ: يُعِينُ ذَا الْحَاجَةِ
الْمَلْهُوفَ، قَالَ: قِيلَ لَهُ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ؟ قَالَ:
يَأْمُرُ بِالْمَعْرُوفِ أَوِ الْخَيْرِ، قَالَ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ
يَفْعَلْ؟ قَالَ: يُمْسِكُ عَنِ الشَّرِّ فَإِنَّهَا صَدَقَةٌ. رواه متفق
عليه
“Wajib atas setiap orang muslim untuk bersedekah.” Dikatakan
kepada beliau: “Bagaimana bila ia tidak mampu?” Beliau menjawab: “Ia
bekerja dengan kedua tangannya, sehingga ia menghasilkan kemanfaatan
untuk dirinya sendiri dan (dengannya ia dapat) bersedekah.” Dikatakan
lagi kepadanya: “Bagaiman bila ia tidak mampu juga?” Beliau menjawab:
“Ia dapat membantu orang yang benar-benar dalam kesusahan.” Dikatakan
lagi kepada beliau: “Bagaimana bila ia tidak mampu juga?” Beliau
menjawab: “Ia memerintahkan yang ma’ruf atau kebaikan.” Penanya kembali
berkata: “Bagaimana bila ia tetap saja tidak (mampu) melakukannya?”
Beliau menjawab: “Ia menahan diri dari perbuatan buruk, maka
sesungguhnya itu adalah sedekah.” (Muttafaqun ‘alaih)
Pada riwayat lain, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا ، أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا ،
فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ أَوْ إِنْسَانٌ أَوْ بَهِيمَةٌ ، إِلاَّ كَانَ
لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ. متفق عليه
“Tidaklah ada seorang muslim yang menanam pepohonan, atau tanaman
lalu ada seekor burung atau manusia atau binatang ternak yang
memakannya, melainkan apa yang dimakan itu akan menjadi pahala sedekah
bagi penanamnya.” (Muttafaqun ‘alaih)
Penjelasan ini membuktikan kepada anda bahwa begitu pentingnya
peranan niat dan seluk-beluknya dalam kehidupan anda. Dahulu sebagian
orang bijak menyatakan:
عِبَادَاتُ أَهْلِ الغَفْلَةِ عَادَاتٌ، وَعَادَاتُ أَهْلِ اليَقَظَةِ عِبَادَاتٌ.
Amal ibadah orang bodoh itu hanya sekedar adat kebiasaan, sedangkan kegiatan rutinitas orang yang berilmu itu adalah ibadah.
Saudaraku! Tidakkah anda merasa tertarik untuk menjadi orang-orang
yang berilmu, sehingga apapun aktifitas anda semuanya bermaknakan
ibadah? Anda di pasar, di kantor, di pabrik, di ladang di rumah atau di
masjid, semuanya bermakna ibadah dan mendatangkan pahala serta
keberkahan bagi hidup anda, di dunia dan di akhirat.
Coba anda bayangkan: semasa hidup di dunia anda adalah seorang
pengusaha sukses, sehingga hidup kecukupan, kaya raya dan ketika mati
dimasukkan ke surga.
Ini adalah sebagian dari makna sabda Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam:
نِعْمَ الْمَالُ الصَّالِحُ لِلْمَرْءِ الصَّالِحِ. رواه أحمد وابن حبان وصححه الألباني
“Sebaik-baik harta yang berharga ialah yang dimiliki oleh orang yang sholeh.” (Riwayat Imam Ahmad, Ibnu Hibban dan dinyatakan sebagai hadits yang shahih oleh Al Albani)
Kisah berikut adalah gambaran para pengusaha sukses yang beriman dan
berilmu: Pada suatu hari sekelompok fakir-miskin dari sahabat Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam menemui beliau dan mengeluhkan perihal hidup mereka:
ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ بِالدَّرَجَاتِ الْعُلَى وَالنَّعِيمِ
الْمُقِيمِ. فَقَالَ وَمَا ذَاكَ. قَالُوا: يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّى،
وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُوم،ُ وَيَتَصَدَّقُونَ وَلاَ نَتَصَدَّقُ،
وَيُعْتِقُونَ وَلاَ نُعْتِقُ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه و
سلم : أَفَلاَ أُعَلِّمُكُمْ شَيْئًا تُدْرِكُونَ بِهِ مَنْ سَبَقَكُمْ
وَتَسْبِقُونَ بِهِ مَنْ بَعْدَكُمْ وَلاَ يَكُونُ أَحَدٌ أَفْضَلَ
مِنْكُمْ إِلاَّ مَنْ صَنَعَ مِثْلَ مَا صَنَعْتُمْ ؟. قَالُوا: بَلَى يَا
رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ: تُسَبِّحُونَ، وَتُكَبِّرُونَ، وَتَحْمَدُونَ،
دُبُرَ كُلِّ صَلاَةٍ، ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ مَرَّةً. فَرَجَعَ فُقَرَاءُ
الْمُهَاجِرِينَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم فَقَالُوا:
سَمِعَ إِخْوَانُنَا أَهْلُ الأَمْوَالِ بِمَا فَعَلْنَا، فَفَعَلُوا
مِثْلَهُ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم : ذَلِكَ فَضْلُ
اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ. متفق عليه
“Orang-orang yang kaya raya telah berhasil menggapai kedudukan
yang tinggi dan kenikmatan yang kekal abadi.” Mendengar keluhan
sahabatnya itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya:
“Mengapa demikian?” Para sahabat menjawab: “Mereka (orang-orang kaya)
menunaikan sholat, sebagaimana kita juga sholat, mereka berpuasa
sebagaimana kita berpuasa, dan mereka bersedekah, sedangkan kita tidak
mampu untuk bersedekah, mereka memerdekakan budak, sedangkan kami tidak
mampu melakukannya.” Menanggapi keluha sahabatnya ini, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidakkah kalian mau aku ajari
suatu amalan yang dengannya kalian mampu menyusul orang-orang yang
mendahului kalian, mendahului orang-orang yang datang setelah kalian,
dan tidak akan ada orang yang melebih keutamaan kalian, selain orang
yang turut mengamalkan amalan kalian?” Spontan seluruh sahabat itu
menjawab tawaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan
berkata: “Tentu kami semua mau ya Rasulullah!” Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: Betasbih, bertakbir, bertahmidlah setiap
kali usai mendirikan sholat sebanyak 33 kali. Tak selang berapa lama,
orang-orang fakir-miskin itu kembali menjumpai Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dan melapor kepada beliau: “Saudara-saudara kita yang
kaya raya mengetahui apa yang kami amalkan, lalu merekapun turut
mengamalkannya.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
kepada mereka: “Itu adalah kemurahan dari Allah yang dikaruniakan kepada
orang-orang yang Ia kehendaki.” (Muttafaqun ‘alaih)
Demikianlah gambaran lehidupan seorang pengusaha muslim sukses, kaya
harta dan pahala. Bagaimana pendapatmu wahai saudaraku? Anda ingin
seperti mereka? Selamat mencoba.
Hikmah Bersedekah
Saudaraku, mungkin setelah menyimak pemaparan di atas, anda akan berkata:
“Mengapa syari’at Islam menganjurkan umatnya untuk banyak-banyak bersedekah, terlebih-lebih kepada fakir miskin?”
Ketahuilah saudaraku, anjuran bersedekah, terutama kepada fakir dan miskin memiliki banyak hikmah:
Hikmah pertama: Sebagai wujud nyata dari penghargaan atas hak kepemilikan.
Anda pasti telah merasakan betapa lelah dan susah untuk mendapatkan
harta benda. Pengorbanan demi pengorbanan anda lakukan demi mendapatkan
harta benda, maka Islam mengarahkan agar jerih payah anda ini tidak
sia-sia. Islam menghendaki agar anda yang telah bersusah payah
benar-benar merasakan kegunaan dan manfaat harta benda anda. Islam
menginginkan agar anda benar-benar diuntungkan oleh harta benda anda dan
tidak bertambah sengsara setelah mendapatkan harta.
Saudaraku! Pada suatu hari Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam menemui sahabatnya dan bertanya kepada mereka:
أَيُّكُمْ مَالُ وَارِثِهِ أَحَبُّ إِلَيْهِ مِنْ مَالِهِ
“Siapakah yang lebih mencintai harta ahli warisnya dibanding hartanya sendiri?” Spontan seluruh sahabat menjawab pertanyaan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan berkata:
يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا مِنَّا أَحَدٌ إِلاَّ مَالُهُ أَحَبُّ إِلَيْهِ .
“Ya Rasulullah, setiap kita pasti lebih mencintai harta bendanya sendiri dibanding harta benda ahli warisnya.” Mendengar jawaban sahabatnya ini, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam menimpalinya dengan bersabda:
فَإِنَّ مَالَهُ مَا قَدَّمَ ، وَمَالُ وَارِثِهِ مَا أَخَّرَ
“Sesungguhnya harta-bendamu ialah seluruh harta-benda yang telah
engkau infakkan, sedangkan harta ahli-warimu ialah seluruh harta-benda
yang ia sisakan (tabungkan).” (Riwayat Al Bukhari)
Pada hadits lain Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan fakta umat manusia dengan harta kekayaan mereka:
يقول ابن آدَمَ: مَالِي مَالِي قال: وَهَلْ لك يا بن آدَمَ من مَالِكَ
إلاَّ ما أَكَلْتَ فَأَفْنَيْتَ أو لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ أو تَصَدَّقْتَ
فَأَمْضَيْتَ . رواه مسلم
“Anak keturunan Adam (senantiasa) berkata: Hartaku, hartaku!
Apakah engkau wahai anak Adam mendapatkan bagian dari hartamu selain
yang engkau makan sehingga engkau habiskan, atau engkau pakai sehingga
engkau rusakkan atau yang engkau shadaqohkan sehingga engkau sisakan
(untuk kehidupan akhirat)” (Riwayat Muslim)
Saudaraku! Hanya dengan cara inilah anda benar-benar dapat menikmati
harta bendamu, maka perbanyaklah infak di jalan-jalan yang dicintai
Allah, niscaya anda akan menemukan nikmatnya memiliki harta-benda.
Tidak heran bila anda mendapatkan pada biografi para ulama’ dan tokoh zaman dahulu, mereka sangat dermawan dalam urusan sedekah.
Dikisahkan bahwa penghasilan Al Laits bin Saad setiap tahun berkisar
antara 20 hingga 25 ribu dinar, walau demikian ia tidak pernah
berkewajiban membayar zakat. Bila anda menghitung penghasilannya maka
akan anda temukan angka yang sangat besar:
20.000 x 3,75 gram (berat satu dinar) = 75.000 gram atau 75 Kg emas
25.000 x 3,75 gram = 93.750 gram atau 93,75 Kg emas
Bila harga 1 gram emas adalah Rp.100.000,-, maka penghasilan beliau berkisar antara:
7,5 miliar rupiah s/d 9,375 miliar rupiah. Sedemikian besar penghasilan
beliau setiap tahun, akan tetapi beliau tidak pernah berkewajiban
membayar zakat. Kemanakah uang sebanyak itu ia belanjakan? Semuanya
dibelanjakan di jalan-jalan Allah.
Adapun membelanjakan harta benda dengan sesuka-hati, sering kali
menjadi sumber petaka dan bencana, sebagaiman yang dialami oleh orang
yang membelanjakan hartanya pada khomer, makanan haram, dan perbuatan
haram. Berbagai azab Allah Ta’ala baik di dunia atau di akhir
berdatangan silih berganti. Sehingga pada akhirnya terbukti bahwa ia
tidak dapat menikmati harta kekayaannya, dan hanya petaka serta
bencanalah yang ia tuai.
Hikmah kedua: Sebagai upaya melipatgandakan kekayaan.
Bila anda telah menempuh segala cara untuk melipatgandakan harta
kekayaan anda dan ternyata tak juga kunjung berhasil, maka masih ada
satu jalan yang mungkin belum anda tempuh.
Tahukah anda, apa jalan itu? Jalan itu adalah jalan sedekah.
Mengherankan bukan? Mungkin selama ini anda berpikiran bahwa sedekah
hanya akan menguras harta kekayaan belaka? Betapa tidak, anda memberi,
akan tetapi tidak boleh ada pamprih dari pemberian tersebut.
وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَى حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا
وَأَسِيرًا . إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمْ
جَزَاء وَلَا شُكُورًا
“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang
miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi
makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak
menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.” (Qs. Al Insan: 8-9)
Akan tetapi demikianlah fakta dan kenyataannya. Tidak pernah ada
orang kaya atau pengusaha yang menjadi rugi atau bangkrut gara-gara
sedekah atau zakat. Yang terjadi malah sebaliknya, yang kaya semakin
kaya sebagai akibat dari keberkahan sedekahnya.
Anda tidak percaya? Simaklah janji Allah dan rasul-Nya berikut:
يَمْحَقُ اللّهُ الْرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ وَاللّهُ لاَ يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak
menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat
dosa.” (Qs. Al Baqarah: 276)
Pada ayat lain, Allah Ta’ala berfirman:
مَّثَلُ الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ
كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنبُلَةٍ مِّئَةُ
حَبَّةٍ وَاللّهُ يُضَاعِفُ لِمَن يَشَاء وَاللّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah, adalah serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tidap-tiap bulir terdapat seratus
biji. Allah melipat gandakan bagi orang yang Ia kehendaki. Dan Allah
Maha Luas lagi Maha Mengetahui.” (Qs. Al Baqarah: 261)
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ
إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ.
رواه مسلم
“Tidaklah shodaqoh itu akan mengurangi harta, dan tidaklah Allah
menambahkan kepada seorang hamba dengan memaafkan melainkan kemuliaan,
dan tidaklah seseorang bertawadhu’/merendahkan diri karena Allah,
melainkan Allah akan meninggikannya.” (Riwayat Muslim)
Anda tidak percaya? Silahkan dibuktikan, bila anda takut membuktikan,
maka silahkan anda menyaksikan buktinya yang banyak anda temui di
masyarakat.
CERMINAN KETIGA: Bersikap baik dan tidak melanggar batasan Allah.
Sebagai bagian dari aplikasi keimanan anda kepada Allah Ta’ala Yang
Maha Kuasa atas penciptaan dan pengaturan alam semesta, ialah dengan
meyakini bahwa Allah-lah yang mengatur dan membagi rizqi hamba-Nya.
أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَةَ رَبِّكَ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُم
مَّعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ
بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُم بَعْضًا سُخْرِيًّا وَرَحْمَتُ
رَبِّكَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Rabbmu Kami telah
menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan
Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain
beberapa derajat, agar sebahagian mereka dapat mempergunakan sebahagian
yang lain. Dan rahmat Rabbmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (Qs. Az Zukhruf: 32)
Saudaraku! Bila Allah Ta’ala telah menentukan jatah rizki anda, maka
tidak ada gunanya anda memaksakan diri dengan melanggar syari’at Allah
dalam mencari rizki. Bekerja dan berusahalah tanpa harus melalaikan
ibadah kepada Allah dan tanpa melanggar syari’at-Nya.
لاَ تَسْتَبْطِئُوا الرِّزْقَ فَإِنَّهُ لَمْ يَكُنْ عَبْدٌ يَمُوتُ
حَتَّى يَبْلُغَهُ آخِرُ رِزْقٍ هُوَ لَهُ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا
فِى الطَّلَبِ مِنَ الْحَلاَلِ وَتَرْكِ الْحَرَامِ. رواه ابن ماجة وعبد
الرزاق والحاكم، وصححه الألباني.
“Janganlah kamu merasa bahwa rizqimu telat datangnya, karena
sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga telah datang
kepadanya rizqi terakhir (yang telah ditentukan) untuknya, maka
tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rizqi, yaitu dengan mengambil
yang halal dan meninggalkan yang haram.” (Riwayat Ibnu Majah, Abdurrazzaq, Ibnu Hibban, dan Al Hakim, serta dishohihkan oleh Al Albani)
Penutup
Saudaraku, mungkin hitungan harta kekayaan pada zaman sekarang yang
begitu besar menjadikan anda tergiur dan lalai akan kehidupan akhirat.
Ketahuilah saudaraku, bahwa dunia beserta isinya ini walau nampak di
mata kita begitu besar dan berharga, akan tetapi di sisi Allah tidaklah
lebih berat bila dibanding sehelai sayap seekor nyamuk.
لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ الله جَنَاحَ بَعُوضَةٍ مَا سَقَى كَافِراً مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ. رواه الترمذي ابن ماجه
“Andai dunia ini di sisi Allah senilai sehelai sayap nyamuk,
niscaya Allah tidak akan memberi minum kepada orang kafir walau hanya
seteguk air.” (Riwayat At Tirmizy, Ibnu Majah)
Demikianlah nilai dunia dan segala isinya di sisi Allah. Bila anda
telah mengetahui itu, layakkah anda mempertaruhkan segala yang anda
miliki demi mendapatkan kehidupan dunia ini?
Bahkan bila anda semakin jauh mengkaji dalil-dalil yang berkaitan
dengan dunia, maka anda akan dapatkan bahwa nilai dunia sangat
tergantung dengan kecintaan kepada Allah. Apabila suatu bagian dari
kehidupan dunia mendukung terwujudnya kecintaan anda kepada Allah, maka
hal tersebut menjadi terpuji. Sebaliknya bila malah menjadi penghalang
atau menyibukkan anda dari merealisasikan kecintan kepada Allah, maka
hal itu menjadi tercela. Oleh karena itu Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الدُنْيَا مَلْعُونَةٌ، مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلاَّ مَا ابْتُغِيَ بِهَ وَجْهُ اللهِ تَعَالَى. رواه الطبراني وحسنه الألباني
“Dunia itu terlaknat (jauh dari Allah) dan seluruh isinya
terlaknat pula, kecuali sesuatu yang dilakukan demi mencari keridhaan
Allah Ta’ala.” (Riwayat At Thabrani dan dinyatakan sebagai hadits hasan oleh Al Albani)
Pada riwayat lain, beliau bersabda:
الدُنْيَا مَلْعُونَةٌ، مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلاَّ ذِكْرَ اللهِ وَمَا
وَالاَهُ، أَوْ عَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّماً. رواه الترمذي وابن ماجة وصححه
الألباني.
“Dunia itu terlaknat (jauh dari Allah) dan seluruh isinya
terlaknat pula, kecuali dzikir kepada Allah, atau yang semakna dengannya
atau seorang yang berilmu (ulama’) atau penuntut ilmu.” (Riwayat At Tirmizy, Ibnu Majah dan dinyatakan sebagai hadits shahih oleh Al Albani)
Imam Ibnul Qayyim menjelaskan hadits ini dengan berkata: “Dikarenakan
dunia itu tiada harganya di sisi Allah, sampai-sampai lebih remeh
dibanding sehelai sayap nyamuk, maka ini adalah bukti bahwa dunia dan
seluruh isinya benar-benar jauh dari Allah, dan inilah hakekat dari
makna laknat. Allah Yang Maha Suci hanyalah menciptakannya agar menjadi
tempat menyemai benih-benih kehidupan akhirat dan sebagai jembatan
menuju kepadanya. Pada kehidupan dunia inilah umat manusia mengumpulkan
bekal berupa amal ibadah untuk meniti perjalanan menuju ke akhirat.
Dengan demikian, tidak ada suatu apapun dari urusan dunia yang dapat
mendekatkan manusia dari kehidupan akhirat selain yang mengandung dzikir
kepada Allah dan bermuara pada kecintaan-Nya, yaitu ilmu; dengannya
anda mengenal, beribadah, berzikir, memuji dan menyanjung Allah. Untuk
tujuan inilah Allah menciptakan dunia dan penghuninya, sebagaimana
ditegaskan pada firman-Nya:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Qs. Az Dzariyat: 56)” (
Miftah Darissa’adah 1/69-70)
Saudaraku: Pada suatu hari Ibnu As Simaak menemui Harun Ar Rasyid di
dalam istananya. Tak berapa lama, Harun Ar Rasyid merasa haus, sehingga
iapun segera minta agar diambilkan air minum. Tanpa pikir panjang
seorang pelayan segera membawa bejana yang berisi air yang sebelumnya
telah didinginkan. Sebelum Harun Ar Rasyid meminum air itu, ia berkata
kepada Ibnu As Simaak:
“Berilah aku petuah!” Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan Ibnu As Simaak pun segera berkata kepadanya:
“Wahai
Amirul Mukminin! Berapakah engkau akan menghargai air minum itu bila
engkau sedang kehausan dan ternyata aku menghalangimu darinya?” Harun pun menjawab:
“Dengan separoh kerajaanku.” Selanjutnya Ibnu As Simaak berkata:
“Silahkan engkau menikmati air minummu.” Dan seusai Harun Ar Rasyid meminum air itu, Ibnu As Simaak kembali bertanya:
“Bayangkan
andai aku menghalang-halangi air minum yang telah engkau minum untuk
keluar dari tubuhmu (menyumbat saluran air senimu), berapakah biaya yang
akan engkau keluarkan agar air senimu dapat keluar?” Harun Ar Rasyid pun kembali menjawab:
“Sebesar sisa kerajaanku.” Mendengar jawaban ini, Ibnu As Simak pun menimpalinya dengan berkata:
“Suatu
kerajaan yang separohnya dihargai dengan seteguk air, dan sisanya
dihargai dengan air seni, tidaklah pantas untuk diperebutkan.” Mendengar petuah ini, spontan Harun Ar Rasyid pun menangis tersendu-sendu. (
Tarikh At Thobary 6/538 &
Al Bidayah wa An Nihayah 10234)
اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الإِيْمَانَ وَزَيِّنْهُ فِيْ قُلُوْبِنَا
وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ وَاجْعَلْنَا
مِنَ الرَّاشِدِيْنِ. اللَّهُمَّ تَوَفَّنَا مُسْلِمِيْنَ وَأَحْيِنَا
مُسْلِمِيْنَ وَأَلْحِقْنَا بِالصَّالِحِيْنَ غَيْرَ خَزَايَا وَلاَ
مَفْتُوْنِيْنَ. آمين
“Ya Allah, limpahkanlah kepada kami kecintaan kepada keimanan dan
jadikanlah keimanan itu indah dalam hati kami. Limpahkanlah kepada kami
kebencian kepada kekufuran, kefasikan, dan kemaksiatan. Jadikanlah kami
termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk. Ya Allah wafatkanlah kami
dalam keadaan muslim, dan hidupkanlah kami dalam keadaan muslim, dan
kumpulkanlah kami dengan orang-orang sholeh tidak dalam keadaan hina,
tidak juga tertimpa fitnah.” Amiin.
***
Penulis: Ustadz Muhammad Arifin Badri, M.A.
Artikel www.pengusahamuslim.com
Menjadi Pengusaha Muslim? Siapa Takut |
|
|
Friday, 09 April 2010 |
ALHIKMAHONLINE.COM-- Selama ini umat muslim banyak yang enggan untuk
menjadi seorang pengusaha. Padahal, menjadi pengusaha adalah hal yang
mudah. Umat muslim saat ini hanya menjadi penonton dan sasaran konsumen
dalam percaturan global.
“Islam itu luar biasa! Banyak potensi yang dapat dikembangkan agar umat Islam maju!” kata Nandang Komara, seorang praktisi dan konsultan SDM, saat membuka seminar di Rabbani, Jumat, 9 april 2010.
Dengan
tajuk, Bisnis-Bisnis Akhir Zaman: Peluang dan Tantangan Di Indonesia,
Rabbani Hamas Institute mengadakan seminar untuk menjawab permasalahan
tersebut.
Di dalam seminar dikemukakan hal-hal apa saja yang menjadi ganjalan umat muslim untuk bangkit menjadi seorang pengusaha.
“Tidak
ada perbedaan antara umat Islam dengan yang lainnya. Semuanya hanya
dibedakan berdasar, perilaku, pendidikan dan kebudayaan yang mengatur
pola hidup dimana umat itu berada. Mengapa banyak umat muslim sekarang
terpuruk? Sebab jauh dari nilai-nilai Islam,” lanjut Nandang.
Lebih jauh, Nandang Komara mengemukakan bahwa sudah saatnya umat Islam bangkit. Menjadi pengusaha-pengusaha andal. “Umat Islam adalah pangsa potensial, maka umat Islam sendirilah yang harus memanfaatkan hal itu,” katanya.
Selama ini, hal-hal seperti kerudung, peci, bahkan sandal
bakiak pun masih banyak diproduksi oleh pengusaha umat lain. Dapat
dibayangkan berapa keuntungan yang dapat diambil oleh seorang pengusaha
muslim ketika memroduksi hal tersebut. Tentu saja, banyak lapangan pekerjaan yang dapat dibangun. Lantas pada akhirnya, umat Islam dapat keluar dari keterpurukan.
“Ini
adalah titik tolak kebangkitan umat Islam. Seluruh elemen umat, harus
mampu meraih hal itu,” pungkas Nandang mengakhiri pembicaraannya.
|
Siapa Bilang Pengusaha bukan Hamba Tuhan!
Pernahkah Anda mendengar gurauan ini?
Ada lima kategori hamba Tuhan yang sesuai dengan nama kitab-kitab Taurat:
a. Orang yang lebih suka mendengar suara setan yang memelintir firman Tuhan alias hamba Tuhan jadi-jadian (“Kejadian”).
b. Orang yang disebut hamba Tuhan karena “keluaran” sekolah teologi.
c. Hamba Tuhan kategori ketiga adalah orang yang mengalami lahir baru
alias dilahirkan kembali sebagai keturunan imam (“Imamat”).
d. Hamba Tuhan yang blessing minded, yaitu orang yang suka hitung-hitungan dengan Tuhan (“Bilangan”).
e. Yang terakhir adalah orang yang masih senang mengulang perbuatan
manusia lama alias hamba Tuhan “ulangan”, Anda mau termasuk kategori
yang mana?
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang
kudus, umat Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan
yang besar dari Dia yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan
kepada terang-Nya yang ajaib. (I Petrus 2:9).
Salah satu implikasi dari reformasi gereja adalah pemulihan “keimaman
semua orang percaya” (the priesthood of all believers). Ini amat
penting, namun sering dilupakan. Sampai saat ini, kita masih sering
mendengar pembedaan kelompok imam dan awam. Pilihan tegasnya adalah
menjadi hamba Tuhan atau menjadi hamba setan. Semestinya kita semua
adalah hamba Tuhan. Pendeta adalah hamba Tuhan. Doker adalah hamba
Tuhan. Profesional, karyawan, atau pengusaha, semua adalah hamba Tuhan.
Jika Anda adalah seorang pengusaha, buku ini ditujukan bagi Anda dan
mengajak Anda untuk menjadi pengusaha yang diurapi untuk memberkati
banyak orang melalui bisnis Anda, melalui karunia yang Tuhan percayakan
kepada Anda, dan melalui segenap kehidupan Anda!
Wirausahawan (
Inggris :
Entrepreneur) adalah orang yg pandai atau berbakat mengenali
produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun
operasi untuk pengadaan produk baru,
memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.
[1]
Pengertian
Wirausahawan menciptakan sebuah bisnis baru dalam menghadapi risiko
dan ketidakpastian untuk tujuan mencapai keuntungan dan pertumbuhan
dengan mengidentifikasi peluang signifikan dan sumber daya yang
diperlukan.
[2]. Kamus Besar Bahasa Indonesi (
KBBI) mendefinisikan wirausahawan sebagai "orang yang pandai atau berbakat mengenali
produk
baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun operasi untuk
pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta
memasarkannya. Sedangkan,
Louis Jacques Filion
menggambarkan wirausahawan sebagai orang yang imajinatif, yang ditandai
dengan kemampuannya dalam menetapkan sasaran serta dapat mencapai
sasaran-sasaran itu. Ia juga memiliki kesadaran tinggi untuk menemukan
peluang-peluang dan membuat keputusan. Persamaannya dari pengertian -
pengertian tersebut yaitu wirausahawan memiliki dan mampu berpikir
kreatif-imajinatif, melihat peluang dan membuat bisnis baru. Seorang
wirausahawan adalah seorang manajer, tetapi melakukan kegiatan tambahan
yang tidak dilakukan semua manajer.
[3]
Manajer bekerja dalam hierarki manajemen yang lebih formal, dengan
kewenangan dan tanggung jawab yang didefinisikan secara jelas sedangkan
pengusaha menggunakan jaringan daripada dari kewenangan formal.
[3]
Mitos - Mitos
Mitos- mitos tentang wirausahawan katanya wirausahawan adalah pelaku, bukan pemikir.
[4] Seringkali mereka adalah orang yang sangat metodis sehingga merencanakan tindakan mereka dengan hati-hati.
[4] Mereka dilahirkan, tidak diciptakan. Hari ini, pengakuan EAS Adiscipline membantu untuk menghilangkan mitos ini.
[4] Seperti semua disiplin ilmu, wirausahawan memiliki model, proses, dan kasus yang memungkinkan topik untuk dipelajari.
[4]
- Mereka adalah penemu, misalnya Ray Kroc, bukan ia yang menemukan waralaba makanan, tetapi ide-ide inovatifnya membuat McDonalds terbesar ke seluruh dunia.
- Mereka adalah orang aneh akademik dan sosial, keyakinan bahwa
pengusaha adalah akademisi dan sosialisi yang tidak berhasil akibat dari
beberapa pemilik usaha yang memulai perusahaan yang sukses setelah
putus sekolah atau berhenti bekerja tapi tidak lagi dipandang demikian,
saat ini dipandang sebagai seorang profesional.
- Orientasi wirausahawan adalah uang, uang adalah sumber daya tetapi tidak pernah menjadi tujuan akhir.
- Semua membutuhkan keberuntungan, benar bila keberuntungan berada di
tempat yang tepat pada waktu yang tepat akan selalu menghasilkan
keuntungan. Tapi keberuntungan terjadi ketika persiapan bertemu
kesempatan.
- Wirausahawan adalah pengambil risiko yang ekstrim (penjudi), sebaliknya bekerja dengan resiko yang diperhitungkan.[4]
Wirausahawan bekerja paling sukses keras lewat perencanaan dan
persiapan untuk meminimalkan risiko yang terlibat dalam rangka untuk
lebih mengontrol nasib visi mereka.
Perbedaan-Perbedaan
Antara wirausahawan dengan profesi lainnya:
Kelebihan - kelebihan yang dimiliki,yaitu:
1. Kesempatan untuk mewujudkan cita-cita.
2. Kesempatan untuk menciptakan perubahan.
3. Untuk mencapai potensi penuh Anda.
4. Untuk menuai keuntungan yang mengesankan.
5. Memberikan kontribusi kepada masyarakat dan mendapatkan pengakuan untuk usaha Anda.
6. Dapat melakukan apa yang disukai dan bersenang-senang.
Kekurangan yang dimiliki,yakni:
1. Ketidakpastian pendapatan, mendirikan dan menjalankan bisnis tidak
memberikan jaminan akan mendapatkan cukup uang untuk bertahan hidup.
2. Risiko kehilangan seluruh investasi, tingkat kegagalan bisnis kecil relatif tinggi.
3. Jam kerja yang panjang dan bekerja keras, dun & Survei
bradsheet melakukan survey, 65% dari wirausahawan mencurahkan waktunya
40 jam atau lebih setiap minggunya untuk perusahaan mereka.
4. Kualitas hidup lebih rendah sampai bisnis didirikan.
5. Tanggung jawab kompleks, banyak pengusaha diharuskan untuk membuat keputusan mengenai isu-isu di luar bidang ilmu.
6. Putus asa,sangat membutuhkan
dedikasi, disiplin, dan keuletan untuk mengatasinya.
[sunting] Sikap- sikap
yang umum ditemui,yaitu:
[2]
1. Keinginan untuk preferensi tanggung jawab atas risiko yang lebih
besar, wirausahawan tidak mengambil resiko secara liar melainkan
memperhitungkan terlebih dahulu risiko yang akan diambil.
2. Keyakinan akan kemampuan mereka untuk berhasil. Biasanya memiliki kepercayan diri terhadap kemampuan mereka untuk berhasil.
3. Keinginan untuk hasil segera.
4. Tingkat tinggi energi, lebih energik daripada rata-rata orang.
5. Orientasi terhadap masa depan. Berorientasi pada masa depan,
wirausahawan kurang peduli dengan apa yang telah mereka lakukan kemarin
dibandingkan dengan apa yang akan mereka lakukan besok.
6. Keahlian dalam pengorganisasian, tahu bagaimana menempatkan orang yang tepat di tempat yang tepat.
7. Secara efektif mencipatakan sinergi antara orang dan pekerjaan,
sehingga memungkinkan wirausahawan untuk mewujudkan visi mereka menjadi
kenyataan.
8. Nilai prestasi atas uang.
[sunting] Menjadi Wirausahawan
[sunting] Menggali Diri
Kunci untuk mengidentifikasi jiwa pengusaha adalah dengan cara
melihat karakter seseorang, khususnya pada hal-hal yang menjadi
kebiasaan, alami dan dilakukan dengan baik. Setiap dari kita, memiliki
susunan karakter tertentu yang menjadikan kita, apa adanya. Kami
menggunakan kata
Tema Karakter untuk menggambarkan unsur-unsur yang membentuk susunan karakter. Mengetahui
Tema Karakter Seseorang adalah permulaan.
[5]
Tema Karakter adalah inti, seperti pusat bola salju yang mengumpulkan
lebih banyak salju ketika menggelinding menuruni bukit. Ia mengumpulkan
pengetahuan dan pengalaman dalam prosesnya. Tema Karakter membentuk
pengetahuan dan pengalaman dalam satu wilayah yang berhubungan. Bila
seseorang dengan kreativitas sebagai tema karakter yang dominan, akan
memiliki kemampuan lebih untuk mengatasi situasi yang membutuhkan
adaptasi dan perubahan dibandingkan dengan yang memiliki tema karakter
dengan kreativitas yang lebih rendah. Pengalaman Hidup dapat
mengembangkan dan memperkuat tema karakter, tetapi dapat juga
menguranginya. Pendidikan dan latihan juga memberikan bentuk dan ukuran
bola salju, pentingnya mengetahui tema karakter kita tidak dapat
diremehkan sebaliknya semakin cepat kita mengetahuinya akan lebih baik.
[6] Wirausahawan memiliki enam tema karakter utama yang membentuk akronim: F(
Focus) untuk fokus, A(
Advantage) untuk keuntungan, C(
Creativity) untuk kreativitas, E(
Ego) untuk ego, T(
Team) untuk tim, S(
Social) untuk sosial.
[sunting] Memulai Usaha
Ada empat subkategori menjadi wirausahawan:
[5]
1.
Penemu, mendefinisikan konsep, unik, baru, penemuan atau
metodologi
2.
Inovator, menerapkan sebuah teknologi baru atau metodologi untuk memecahkan masalah baru.
3.
Marketer, mengidentifikasi kebutuhan di pasar dan memenuhinya dengan produk baru atau produk substitusi yang lebih efisien.
4.Oportunis, pada dasarnya sebuah
broker,
pialang, yang menyesuaikan antara kebutuhan dengan jasa diberikan dan
komisi.
[sunting] Kemampuan yang Diperlukan
Keterampilan yang dibutuhkan oleh para pengusaha dapat dikelompokkan
menjadi tiga area utama: keterampilan teknis seperti menulis,
mendengarkan, presentasi lisan, pengorganisasian, pembinaan, bekerja
dalam tim, dan teknis tahu-bagaimana(know-how), keterampilan
manajemen usaha termasuk hal-hal dalam memulai , mengembangkan, dan mengelola perusahaan. Keterampilan dalam membuat keputusan,
pemasaran, manajemen, pembiayaan,
akuntansi, produksi, kontrol, dan
negosiasi
juga sangat penting dalam membangun dan mengembangkan usaha baru.
Keterampilan terakhir melibatkan keterampilan kewirausahaan. Beberapa
keterampilan ini, membedakan pengusaha dari manajer termasuk disiplin,
pengambil risiko,
inovatif, teguh, kepemimpinan visioner, dan yang berorientasi perubahan.
[7]
[sunting] Kesalahan umum dan Solusi
Berikut adalah sepuluh kesalahan umum yang sering dilakukan oleh wirausahawan, saat awal menjalankan bisnisnya:
[3]
1. Kesalahan Dalam Mengelola
2. Kurangnya Pengalaman
Manajer bisnis kecil perlu memiliki pengalaman jika mereka ingin mengembangkan usahanya.
3. Kontrol Keuangan Kurang
Bisnis yang sukses membutuhkan kontrol keuangan yang tepat.
4. Upaya Pemasaran yang Lemah,
Membangun konsumen untuk bertambah secara berkesinambungan membutuhkan usaha, pemasaran secara terus-menerus dan kreatif.
Slogan, pelanggan secara otomatis akan datang, hampir tidak pernah terjadi.
5. Kegagalan untuk Mengembangkan Rencana Strategis.
Gagal dalam merencanakan, berarti gagal untuk bertahan .
6. Pertumbuhan Tidak Terkendali
Pertumbuhan adalah hal yang alami, sehat dan diinginkan oleh setiap
perusahaan. Namun, harus direncanakan dan dikendalikan. Pakar manajemen
Peter Drucker
berkata perusahaan-perusahaan baru lebih baik untuk memperkirakan
pertumbuhan modal hanya setiap peningkatan penjualan 40 hingga 50
persen.
7. Lokasi Kurang Strategis
Memilih lokasi yang tepat adalah sebagian
seni dan sebagian
ilmu. Seringkali, lokasi bisnis dipilih tanpa penelitian yang benar,
investigasi, dan perencanaan.
8. Kontrol Persediaan yang Barang Buruk
Pengendalian persediaan barang adalah salah satu tanggung jawab manajerial yang sering terabaikan.
9. Harga Tidak Tepat
Menetapkan harga yang tepat sehingga menghasilkan keuntungan yang
diperkirakan menuntut pemilik bisnis mengerti berapa biaya untuk
membuat, memaasarkan dan mendistribusikan barang dan
jasa.
10. Ketidakmampuan dalam Membuat Transisi
Entreprenurial
Setelah memulai,akan terjadi pertumbuhan, biasanya membutuhkan gaya
manajemen yang sangat berbeda. Pertumbuhan mengharuskan wirausahawan
untuk mendelegasikan wewenangnya dan tidak menangani - kegiatan
operasional sehari-hari - sesuatu yang tidak bisa dilakukan olehnya.
Berikut adalah solusi untuk mengatasinya:
[8]
1. Mengenal bisnis secara mendalam.
2. Mengembangkan rencana bisnis yang matang.
3. Mengelola keuangan.
4. Memahami laporan keuangan.
5. Belajar mengelola manusia secara efektif.
6. Jaga kondisi Anda.
Modal Utama Menjadi Pengusaha
Rabu, 14 April 2010 04:53
sitokkedua
Banyak orang menganggap bahwa modal utama untuk mulai menjadi
pengusaha adalah uang sejuta, dua juta, semilyar, sepuluh milyar dan
sebagainya.
Ada juga yang menganggap menjadi pengusaha harus
dimulai dengan membuka warung, toko, kantor atau bahkan pabrik. Kalau
benar anggapan ini, tentu sama saja membenarkan anggapan bahwa modal
utama menjadi pengusaha adalah modal uang yang besar. Padahal
kenyataannya, modal utama menjadi pengusaha bukanlah modal uang yang
besar atau harus dimulai dari membuka warung, toko, kantor atau pabrik
dengan modal uang besar.
Yang benar adalah, modal uang yang besar
baru dibutuhkan nanti bila usaha kita sudah berkembang menjadi besar,
dan pada saat usaha kita berkembang besar, akan ada banyak sekali pihak
yang berlomba-lomba meminjamkan uangnya untuk diputar pada usaha kita.
Kenapa mereka berlomba-lomba? Karena mereka yang berlomba memberi
pinjaman modal kepada kita itu mengharapkan bagi hasil atau bunga, atau
apa pun istilahnya, agar jumlah uang mereka bertambah setelah diputar
pada usaha kita, yang sudah terbukti sukses berkembang.
Tentang
toko, warung, kantor, apalagi pabrik, semuanya juga bukanlah syarat
utama untuk merintis jalan menjadi pengusaha. Toko, warung, kantor, atau
pabrik baru diperlukan nanti ketika usaha kita sudah berkembang
sedemikian rupa sehingga benar-benar membutuhkannya.
Sedikit berbagi kisah nyata...Saya bersama dengan 2 adik kandung
mendirikan S1TOK Communication, sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang desain grafis & offset, hanya dengan modal uang Rp 225.000
pada pertengahan tahun 2003. Itu pun yang Rp 25.000 hasil ngutang kepada
teman, dan tanpa kantor atau toko sama sekali. Pada awalnya, semua
operasi kami kendalikan dari sebuah rumah tua di sebuah gang yang
merupakan pinjaman gratis 100% dari teman kami yang baik hati. Peralatan
untuk mendesain dan memproduksi pesanan? Kami pinjam dari teman juga,
dengan berbagi hasil bila ada untungnya. Bila tidak? Ucapan terima kasih
dan sikap baik untunglah sudah mereka anggap cukup.
Mulai tahun
2006, omzet kami sudah dalam angka ratusan juta/ tahun, mampu menyewa
kantor 10 meter dari jalan utama kota kami, memiliki beberapa alat
produksi sendiri, dan mencermati perkembangan yang ada, pada tahun 2010
semoga kami mulai memperoleh omzet hitungan milyar pertama kami. Tidak
buruk untuk sebuah perusahaan yang dimulai dengan modal seadanya bukan?
Jadi, jika bukan modal uang yang besar, apa modal utama menjadi pengusaha? Salah satunya adalah
PERMINTAAN. Maksudnya? Pernahkah Anda mengalami salah satu atau beberapa situasi berikut ini?
1. Anda pandai bermain musik atau menyanyi. Teman-teman
sekolah atau kantor Anda suka jika Anda bermain musik atau bernyanyi.
Karena kecanduan, beberapa teman mulai meminta Anda untuk memeriahkan
acara ulang tahun mereka dengan musik atau nyanyian Anda.
2.
Anda mampu menggambar dengan baik. Banyak yang meminta Anda untuk
menggambar sesuatu untuk menghias pintu kamar, komputer, atau tas
mereka.
3. Orang mengagumi cara Anda berbicara. Akhirnya
banyak dari mereka yang meminta Anda menjadi pemandu acara ulang tahun,
reuni sekolah atau pernikahan mereka.
4. Anda termasuk orang
yang memiliki kemampuan menulis yang baik. Banyak dari teman Anda yang
meminta Anda menuliskan laporan atau makalah yang harus mereka buat.
5.
Anda terkenal sebagai orang yang jago memilih barang berkualitas tinggi
atau berharga miring. Banyak dari teman yang akhirnya sering nitip uang
minta dibelikan segala sesuatu yang mereka inginkan kepada Anda, karena
yakin kalau pilihan Anda pasti benar-benar bagus atau berharga miring.
6.
Siapa pun mengakui kalau Anda mampu menghasilkan masakan yang lezat.
Banyak tetangga yang akhirnya minta tolong dibuatkan masakan ini-itu
kepada Anda.
7. Anda memiliki rumah dengan pekarangan yang
lumayan luas. Anda hobi menanaminya dengan berbagai macam buah-buahan.
Biasanya, saat panen banyak dari teman atau tetangga yang meminta hasil
kebun Anda.
8. Soal elektronik Anda jagonya. TV, radio, CD,
AC, komputer, HP atau benda apa pun asalkan elektronik, Anda mampu
memperbaiki atau menjadikannya lebih baik. Gara-gara kemampuan ini, Anda
sering diminta membetulkan atau meng-upgrade alat-alat elektronik
tetangga atau teman.
9. Anda paling hobi menciptakan keindahan
ruang di manapun Anda tinggal. Banyak dari teman atau keluarga yang
heran tiap kali Anda menginap di rumah mereka, ruangan yang Anda
tinggali jadi lebih rapi dan enak dipandang mata. Akhirnya beberapa di
antara kenalan Anda ada yang meminta Anda membantu menatakan rumah baru
mereka atau ruangan tempat mereka akan mengadakan acara khusus.
10.
Anda adalah internet dan komputer mania. Karena hobi yang satu ini,
Anda jadi punya banyak sekali wawasan tentang sumber-sumber freeware,
dan banyak dari teman Anda yang meminta dicarikan dan di
installkan macam-macam freeware bagi mereka.
11.
Entah karena apa, banyak dari teman atau saudara Anda yang ketika ingin
menjual miliknya, meminta Anda untuk membantu menjualkannya. Dan
anehnya, banyak di antaranya yang benar-benar laku terjual berkat jasa
tangan dingin Anda.
Dalam 11 contoh di atas Anda pasti berhasil
melihat dengan jelas ada orang lain yang meminta Anda melakukan sesuatu
untuk mereka. Dengan kata lain, di sana telah terjadi sesuatu yang
bernama PERMINTAAN. Masih banyak contoh lain, yang dengan kreativitas
dan kecerdasan Anda bisa Anda temukan sendiri.