Siapa Pedagang dan Siapa Pengusaha?
11 Mei 2010
Pedagang
dan Pengusaha merupakan dua hal yang berbeda tetapi juga sama. Namun
pedagang belum dapat dikategorikan sebagai Pengusaha sedangkan Pengusaha
pastilah berbasis pada perdagangan baik dalam bentuk produk barang
maupun jasa.
Pedagang tidak disebut sebagai pengusaha karena ada perbedaan visi dan misi diantara keduanya. Seorang Pedagang muncul karena tidak ada pilihan lain untuk pekerjaan lain seperti pedagang asongan, pedagang makanan (warung tenda, bakso keliling, dll), pedagang sayur mayur dan sebagainya. Dimana mereka hanya berorientasi pada keuntungan jangka pendek dan tidak memiliki visi jauh kedepan.
Tetapi seorang pedagang akan disebut sebagai pengusaha jika dia dapat terlepas dari visi sempit diatas dengan melakukan pengembagan strategis. Seperti halnya jika dulunya dia seorang pedagang sayur mayur maka dia akan kita sebut sebagai pengusaha jika dia telah berkembang bukan hanya sebagai direct sales kepada konsumen namun telah mampu mengelola produk sayur mayur menjadi komoditi perdagangan yang mencakup beberapa/banyak distributor dan telah mampu menciptakan pasar.
Dari hal tersebut dapat kita katakan bahwa Pengusaha sudah pasti kita sebut sebagai pedagang yang memiliki visi dan misi yang jauh kedepan dan mampu menciptakan pasarnya sendiri sedangkan seorang Pedagang tidak dapat serta merta kita sebut sebagai seorang pengusaha.
Namun terlepas dari apapun itu, jika kita ingin menjadi seorang pengusaha kita harus berlatih untuk menjadi seorang pedagang terlebih dahulu karena sifat seorang pedagang tidak bisa terlepas dari jati diri seorang pengusaha.
Well, just Do It.
Llalu saya keluarkan dari satu uang 10ribu, saya bilang saya punya 10ribu, dan yang punya uang 1000 silakan ke depan. Saat kalimat itu aku ucapkan aku liat reaksi peserta bermacam-macam..ada yg mengeluarkan dompet..ada yang merogoh saku, ada beberapa yang mau maju tapi ragu-ragu.nah saat itu ada seorang ibu yang setelah buka dompet langsung maju ke depan. Saya ambil uang 1ribunya dan saya serahkan uang saya yang 10ribu. lalu saya minta ibu itu duduk kembali..
detik itu banyak hal pasti yang dipikirkan para peserta termasuk itu tadi. setelah dia duduk lalu saya sampaikah : NAH SEPERTI ITU TADI PELUANG, DIA SERING DATANG TANPA DIDUGA.
lalu aku buka dompet lagi dan keluarga uang 50 ribuan, dan berkata : silakan ke depan yang membawa uang 1ribu Saat saya bilang siapa yang punya uang 1ribu..hampir semua peserta berlomba2lomba merogoh/membuka dompet dan berbegas kedepan, tapi saat aku ucapkan jumlahnya 50 buah…. langkah mereka terhenti.. wah sama saja tukar itu mas , kata mereka..
Nah KADANG KESEMPATAN ATAU PELUANG KEDUA TIDAK SEINDAH YANG PERTAMA…
Apa sih yang didapatkan dari game tersebut ? yah kita memang diharapkan bisa memiliki intiusi, semangat, reflek, bahkan paradigma yang positif terhadap setiap peluang yang ada.
Yang menarik lagi adalah, kami bertemu dengan para peserta pelatihan saat syawalan. Saat saya ketemu ibu yang mendapatkan 10ribu dari game peluang yang saya. saya tanya apa kegiatan beliau sekarang. Jawabannya membuat saya terharu..
Mas, terima kasih atas uangnya dulu. Selain saya telah berubah cara pikir saya, uang 10ribu dulu saya belikan kedelai 1kg, dan gula pasir..lalu saya bertekad buat susu kedelai. Setelah jadi saya bagi-bagikan semua kepada para tetangga dan meminta pendapatnya. Dan alhamdulillah mereka senang, dan bertanya apakah bisa memesan. Saat ini tiap hari saya bisa menjual 20-25 bungkus susu kedelai mas dengan harga perbungkus 1 ribu rupiah. Subhanallah
Kita bisa banyak belajar dari pengalaman dan apa yang dilakukan ibu tadi. Nah 10ribu yang mungkin bagi banyak orang adalah uang yang sedikit, tapi bagi sebagian orang lainnya bisa menjadi sesuatu yang berharga.
Jangan-jangan kita masih banyak menyia-saikan kesempatan, peluang, modal yang ada dan kita miliki?
Yah.marilah kita berubah mulai sekarang
salam perubahan
Cari kerjaan yang sesuai dengan keinginan semakin sulit,
akhirnya para lulusan sekolahan pada pingin jadi pengusaha. Masalahnya,
sudah siapkah anda jadi pengusaha? Di bawah ini ada beberapa kriteria
yang bisa dijadikan tolok ukur kesiapan anda untuk jadi pengusaha.
Soal tidur
Yang suka bangun tidur lebih dari umumnya orang bangun tidur, adalah ciri utama calon pengusaha. Biasanya, seorang pengusaha selalu bangun tidur lebih awal atau lebih siang dari umumnya bukan pengusaha. Nah, kalau kalian masuk kategori salah satu diantara yang lebih tadi, silahkan melanjutkan membaca bahasan di bawah ini, namun jika bukan, silahkan mandi, ganti baju, berangkat ke kantor. Masih soal tidur, kalau jumlah jam tidur kalian masih lebih dari empat jam sehari, meskipun sekarang berprofesi sebagai pengusaha, segera tinggalkan dan ganti profesi jadi PNS atau guru atau pegawai pemda. saja,oke ?
Soal hobi
Selain soal tidur, cobalah di ingat-ingat dan di rasakan, kalau pas pengen wik en, kemana tujuan favorit kalian, ke Pantai, Istirahat di Villa, jalan-jalan ke Mall, atau bersih-bersih rumah. Kalau kalian lebih suka berada di Mall atau pasar-pasar tradisional, itu berarti kalian ada bakat untukjadi pengusaha. Meskipun untuk sementara kerjaan kalian cuma shoping atau cari gebetan, nggak apa-apa teruskan saja sampai kalian yakin bahwa pasar itu tempatnya duit, biar saja kalau kenyataannya saat ini kalian selalu habisin duit di tempat yang namanya pasar.
Soal kepercayaan
Calon pengusaha mesti berani ngutang. Nah..coba hitung berapa pendapatan kalian, baik itu dari kerja, di kasih tante atau dapet dari jualan jeans. Jika besaran hutang berbanding terbalik dengan pendapatan, itu akan lebih memicu adrenalinmu untuk kembali ngutang. Jangan risau, itulah bakat paling signifikan bagi para calon pengusaha. Juga berarti meningkatnya tingkat kepercayaan kreditur pada kalian.
Soal penampilan
Jaman dulu pengusaha dinilai dari tongkrongannya, semakin keren tongkrongannya semakin yakin orang kalau dia adalah pengusaha sukses. Sekarang lain, yang dinilai bukan kualitas tongkrongan, tapi kuantitasnya. Semakin sering kalian gonta-ganti kendaraan, gonta-ganti pacar, dan gonta-ganti kacamata, klien akan semakin yakin kalau kalian pengusaha yang kredibel.
Soal pemahaman deman & supply
Kuno kalau kalian punya pemahaman bahwa ada korelasi yang signifikan antara permintaan dan penawaran, yang betul adalah bahwa permintaan tergantung dari pemaksaan, jangan mengandalkan penawaran, terlalu lama.
Soal pemilihan produk andalan
Nah ini penting sekali. Kalian tak mungkin jadi pengusaha kalau nggak tau apa yang mesti di kerjakan dan dijual untuk pertama kali. Saranku, untuk belajar menjual dengan cepat dan mudah, juallah apa yang ada di dalam rumahmu, rumah mertuamu, atau rumah pacarmu, atau rumah temanmu, atau rumah tetanggamu. Jaminan keberhasilannya pasti tinggi.
Aku rasa untuk sementara cukup dulu ya, bagi yang ingin berkonsultasi lebih lanjut, silahkan isi daftar tamu di bawah ini….eh…jangan lupa bawa rokok Wismilak Diplomat…! :
Daftar konsultasi :
1………..
2………..
3………..
dst.
_____________
Semakin hari semakin aneh saja isi dunia ini, banyak yang ingin membuat mudah sesuatu yang mestinya sudah mudah,,,,
Ketika virus entrepreneurship akhir-akhir ini makin menggila, banyak orang seakan-akan kalap mengambil berbagai kesempatan yang ada. Lantas, larislah berbagai pameran bisnis dan waralaba yang sekarang ada di mana-mana.
Lucunya, ketika bertanya di booth-booth pameran, pertanyaan lucu yang selalu mengemuka adalah, “Balik modalnya berapa lama ?” Atau yang lebih lucu lagi, “Kalau bisnisnya sampai bangkrut, bagaimana ?”
Orang Indonesia memang lucu.
Franchise, Licence, Business Opportunity (BO), atau apapun labelnya pada dasarnya adalah suatu bentuk penawaran kerjasama kemitraan untuk mengembangkan suatu merek dan konsep bisnis tanpa perlu sendirian. Bahwa para mitra diuntungkan karena sudah adanya brand, sistem, standar bahan baku, pelatihan, dan berbagai dukungan lainnya, itu adalah sebuah kemudahan untuk memulai bisnis tanpa perlu merangkak dari nol. Resiko kegagalan di awal memulai bisnis bisa lebih diminimalisasi. Ingat, diminimalisasi, bukan dieliminasi. Resiko tetap ada.
Kadang orang Indonesia sering bias antara mindset entrepreneur dan investor. Entrepreneur adalah orang yang membangun dan mengembangkan bisnisnya. Ada keberanian untuk memulai, kekuatan mental untuk jatuh bangun, tekad yang luar biasa untuk tetap maju apapun rintangan yang dihadapi, kejelian menangkap peluang dan menterjemahkan peluang itu menjadi sumber uang, kemampuan untuk mengelola karyawan, serta kesediaan untuk selalu melayani pelanggan.
Investor, di sisi lain, lebih banyak berkonsentrasi pada bagaimana cara memperoleh tingkat pengembalian yang optimal untuk sejumlah kapital yang ditanamkan. Tidak perlu mengembangkan pasar. Tidak perlu memikirkan kepuasan pelanggan. Tidak perlu pusing menangani karyawan. Cukup kejelian menangkap peluang, dan keberanian untuk mengambil peluang dengan tingkat resiko yang diperhitungkan.
Orang Indonesia memang lucu.
Ketika mengambil suatu franchise atau licence, tanpa pandang bulu, kerap kali yang digunakan adalah mindset investor. Oleh karena itu hitung-hitungannya pun lebih banyak bersifat investasi. Kalau saya investasi sekian, balik modal berapa lama. Kalau saya letakkan di lokasi yang seperti ini, bisa dapat laba berapa. Dan seterusnya. Persis seperti mindset ketika menabung di deposito atau membeli ORI.
Padahal, karakter setiap franchise, licence, atau BO itu berbeda. Ketika Anda mengambil kemitraan GwGuyur, Bakso Malang Cak Eko, Salon Muslimah MOZ5, atau minimarket Omi misalnya, diperlukan mitra yang siap untuk bersama-sama mengembangkan outlet dengan segala resikonya. Anda tidak bisa hanya berinvestasi di muka lalu tidur lelap selamanya, sambil berharap omzet dan laba terus meningkat setiap waktu.
Walaupun tidak perlu ditunggui setiap saat karena sudah dibantu oleh sistem dari pusat, keterlibatan Anda tetap diperlukan. Dalam menangani karyawan, dalam mempromosikan cabang, dalam pengawasan stok, atau aspek pengelolaan operasional lainnya. Mengapa ? Karena memang pada kemitraan jenis ini pengelolaan berada di tangan Anda.
Untuk kemitraan jenis ini, mindset dan mental entrepreneurship Anda mutlak diperlukan. Bagi Anda yang benar-benar ingin menjadi entrepreneur, ini adalah kemudahan yang luar biasa untuk belajar tanpa perlu dari nol. Tidak perlu trial and error. Tapi ingat, ini bisnis Anda, maju mundurnya bisnis tetap berada di tangan Anda.
Berbeda apabila Anda mengambil penawaran franchise atau kemitraan yang pengelolaannya bersifat terpusat seperti Indomaret, Alfamart, Londre, Laundrette, Circle K, dan beberapa lainnya. Anda tinggal menyetorkan sejumlah dana, mencari lokasi yang strategis, lalu merenovasinya sesuai standar mereka. Setelah itu, Anda bisa ongkang-ongkang kaki sambil menunggu berapa bagi hasil yang akan ditransfer ke rekening Anda.
Kelihatannya enak. Namun ini tipe bisnis bagi mereka yang memiliki karakter investor, bukan entrepreneur. Pemilihan barang, karyawan, pengaturan operasional, hingga aspek keuangan ada di bawah kontrol manajemen pusat. Bukan Anda. Bagi mereka yang ingin mengembangkan diri menjadi seorang entrepreneur sejati, bukan di sini tempatnya. Yang Anda peroleh adalah uangnya, bukan exposure bisnisnya. Sebaliknya, bagi Anda yang ingin bertransformasi menjadi investor, inilah tipe bisnis yang cocok bagi Anda. Tapi ingat, tetap bukan tanpa resiko, karena setiap lokasi tetap memiliki karakteristik tersendiri yang tidak bisa ditebak 100% sebelum betul-betul masuk ke sana.
Orang Indonesia memang lucu.
Katanya ingin menjadi entrepreneur, tetapi tidak mau mengambil resiko. Katanya ingin menjadi kaya, tetapi ingin hasil instan. Katanya ingin memiliki bisnis sendiri, tetapi tidak mau repot menangani seluk-beluk bisnis dan karyawan. Katanya ingin maju dan berkembang, tetapi tidak mau terlibat dalam merintisnya setahap demi setahap.
Hahaha, orang Indonesia memang lucu.
Kalau memang tidak mau capek mengelola bisnis sebagai entrepreneur, tetapi juga tidak punya cukup dana untuk menjadi seorang investor, apalagi kemampuan untuk mengambil peluang dan resiko yang diperlukan untuk menjadi keduanya… wah, ya repot. Berarti Anda belum siap meninggalkan zona nyaman.
Mungkin, memang lebih baik Anda tetap menjadi karyawan saja…
Salam Kaya Dari Rumah.
Pedagang tidak disebut sebagai pengusaha karena ada perbedaan visi dan misi diantara keduanya. Seorang Pedagang muncul karena tidak ada pilihan lain untuk pekerjaan lain seperti pedagang asongan, pedagang makanan (warung tenda, bakso keliling, dll), pedagang sayur mayur dan sebagainya. Dimana mereka hanya berorientasi pada keuntungan jangka pendek dan tidak memiliki visi jauh kedepan.
Tetapi seorang pedagang akan disebut sebagai pengusaha jika dia dapat terlepas dari visi sempit diatas dengan melakukan pengembagan strategis. Seperti halnya jika dulunya dia seorang pedagang sayur mayur maka dia akan kita sebut sebagai pengusaha jika dia telah berkembang bukan hanya sebagai direct sales kepada konsumen namun telah mampu mengelola produk sayur mayur menjadi komoditi perdagangan yang mencakup beberapa/banyak distributor dan telah mampu menciptakan pasar.
Dari hal tersebut dapat kita katakan bahwa Pengusaha sudah pasti kita sebut sebagai pedagang yang memiliki visi dan misi yang jauh kedepan dan mampu menciptakan pasarnya sendiri sedangkan seorang Pedagang tidak dapat serta merta kita sebut sebagai seorang pengusaha.
Namun terlepas dari apapun itu, jika kita ingin menjadi seorang pengusaha kita harus berlatih untuk menjadi seorang pedagang terlebih dahulu karena sifat seorang pedagang tidak bisa terlepas dari jati diri seorang pengusaha.
Well, just Do It.
Jadi Pengusaha? Siapa Takut? (4) : Edisi Paradigma Susu Kedelai
Hai, ketemu lagi ya. saya punya cerita yang saya harap bisa jadi renungan dan motivasi bagi siapapun yang belajar berwirausaha. Beberapa bulan lalu saya melakukan pelatihan wirausaha untuk sebuah komunitas yang sebagian besar diikuti oleh perempuan-perempuan/ibu-ibu rumah tangga. Seneng rasanya kalau setiap pelatihan para peserta penuh dengan semangat. Nah waktu sesi game peluang, biasanya saya beri prolog bahwa kadang peluang itu tidak datang dua, kali..atau tidak seindah yang pertama.Atau yang paling seing saat peluang datang dan singgah kita hanya bisa menjadi penonton.Llalu saya keluarkan dari satu uang 10ribu, saya bilang saya punya 10ribu, dan yang punya uang 1000 silakan ke depan. Saat kalimat itu aku ucapkan aku liat reaksi peserta bermacam-macam..ada yg mengeluarkan dompet..ada yang merogoh saku, ada beberapa yang mau maju tapi ragu-ragu.nah saat itu ada seorang ibu yang setelah buka dompet langsung maju ke depan. Saya ambil uang 1ribunya dan saya serahkan uang saya yang 10ribu. lalu saya minta ibu itu duduk kembali..
detik itu banyak hal pasti yang dipikirkan para peserta termasuk itu tadi. setelah dia duduk lalu saya sampaikah : NAH SEPERTI ITU TADI PELUANG, DIA SERING DATANG TANPA DIDUGA.
lalu aku buka dompet lagi dan keluarga uang 50 ribuan, dan berkata : silakan ke depan yang membawa uang 1ribu Saat saya bilang siapa yang punya uang 1ribu..hampir semua peserta berlomba2lomba merogoh/membuka dompet dan berbegas kedepan, tapi saat aku ucapkan jumlahnya 50 buah…. langkah mereka terhenti.. wah sama saja tukar itu mas , kata mereka..
Nah KADANG KESEMPATAN ATAU PELUANG KEDUA TIDAK SEINDAH YANG PERTAMA…
Apa sih yang didapatkan dari game tersebut ? yah kita memang diharapkan bisa memiliki intiusi, semangat, reflek, bahkan paradigma yang positif terhadap setiap peluang yang ada.
Yang menarik lagi adalah, kami bertemu dengan para peserta pelatihan saat syawalan. Saat saya ketemu ibu yang mendapatkan 10ribu dari game peluang yang saya. saya tanya apa kegiatan beliau sekarang. Jawabannya membuat saya terharu..
Mas, terima kasih atas uangnya dulu. Selain saya telah berubah cara pikir saya, uang 10ribu dulu saya belikan kedelai 1kg, dan gula pasir..lalu saya bertekad buat susu kedelai. Setelah jadi saya bagi-bagikan semua kepada para tetangga dan meminta pendapatnya. Dan alhamdulillah mereka senang, dan bertanya apakah bisa memesan. Saat ini tiap hari saya bisa menjual 20-25 bungkus susu kedelai mas dengan harga perbungkus 1 ribu rupiah. Subhanallah
Kita bisa banyak belajar dari pengalaman dan apa yang dilakukan ibu tadi. Nah 10ribu yang mungkin bagi banyak orang adalah uang yang sedikit, tapi bagi sebagian orang lainnya bisa menjadi sesuatu yang berharga.
Jangan-jangan kita masih banyak menyia-saikan kesempatan, peluang, modal yang ada dan kita miliki?
Yah.marilah kita berubah mulai sekarang
salam perubahan
Siapa Siap Jadi Pengusaha..?
37
10
3 dari 3 Kompasianer menilai Menarik.
Soal tidur
Yang suka bangun tidur lebih dari umumnya orang bangun tidur, adalah ciri utama calon pengusaha. Biasanya, seorang pengusaha selalu bangun tidur lebih awal atau lebih siang dari umumnya bukan pengusaha. Nah, kalau kalian masuk kategori salah satu diantara yang lebih tadi, silahkan melanjutkan membaca bahasan di bawah ini, namun jika bukan, silahkan mandi, ganti baju, berangkat ke kantor. Masih soal tidur, kalau jumlah jam tidur kalian masih lebih dari empat jam sehari, meskipun sekarang berprofesi sebagai pengusaha, segera tinggalkan dan ganti profesi jadi PNS atau guru atau pegawai pemda. saja,oke ?
Soal hobi
Selain soal tidur, cobalah di ingat-ingat dan di rasakan, kalau pas pengen wik en, kemana tujuan favorit kalian, ke Pantai, Istirahat di Villa, jalan-jalan ke Mall, atau bersih-bersih rumah. Kalau kalian lebih suka berada di Mall atau pasar-pasar tradisional, itu berarti kalian ada bakat untukjadi pengusaha. Meskipun untuk sementara kerjaan kalian cuma shoping atau cari gebetan, nggak apa-apa teruskan saja sampai kalian yakin bahwa pasar itu tempatnya duit, biar saja kalau kenyataannya saat ini kalian selalu habisin duit di tempat yang namanya pasar.
Soal kepercayaan
Calon pengusaha mesti berani ngutang. Nah..coba hitung berapa pendapatan kalian, baik itu dari kerja, di kasih tante atau dapet dari jualan jeans. Jika besaran hutang berbanding terbalik dengan pendapatan, itu akan lebih memicu adrenalinmu untuk kembali ngutang. Jangan risau, itulah bakat paling signifikan bagi para calon pengusaha. Juga berarti meningkatnya tingkat kepercayaan kreditur pada kalian.
Soal penampilan
Jaman dulu pengusaha dinilai dari tongkrongannya, semakin keren tongkrongannya semakin yakin orang kalau dia adalah pengusaha sukses. Sekarang lain, yang dinilai bukan kualitas tongkrongan, tapi kuantitasnya. Semakin sering kalian gonta-ganti kendaraan, gonta-ganti pacar, dan gonta-ganti kacamata, klien akan semakin yakin kalau kalian pengusaha yang kredibel.
Soal pemahaman deman & supply
Kuno kalau kalian punya pemahaman bahwa ada korelasi yang signifikan antara permintaan dan penawaran, yang betul adalah bahwa permintaan tergantung dari pemaksaan, jangan mengandalkan penawaran, terlalu lama.
Soal pemilihan produk andalan
Nah ini penting sekali. Kalian tak mungkin jadi pengusaha kalau nggak tau apa yang mesti di kerjakan dan dijual untuk pertama kali. Saranku, untuk belajar menjual dengan cepat dan mudah, juallah apa yang ada di dalam rumahmu, rumah mertuamu, atau rumah pacarmu, atau rumah temanmu, atau rumah tetanggamu. Jaminan keberhasilannya pasti tinggi.
Aku rasa untuk sementara cukup dulu ya, bagi yang ingin berkonsultasi lebih lanjut, silahkan isi daftar tamu di bawah ini….eh…jangan lupa bawa rokok Wismilak Diplomat…! :
Daftar konsultasi :
1………..
2………..
3………..
dst.
_____________
Semakin hari semakin aneh saja isi dunia ini, banyak yang ingin membuat mudah sesuatu yang mestinya sudah mudah,,,,
Siapa Bilang Beli Franchise Jadi Pengusaha ?
By Lyra Puspa On March 8th, 2009
foto : swamediainc.com
Orang Indonesia memang lucu.Ketika virus entrepreneurship akhir-akhir ini makin menggila, banyak orang seakan-akan kalap mengambil berbagai kesempatan yang ada. Lantas, larislah berbagai pameran bisnis dan waralaba yang sekarang ada di mana-mana.
Lucunya, ketika bertanya di booth-booth pameran, pertanyaan lucu yang selalu mengemuka adalah, “Balik modalnya berapa lama ?” Atau yang lebih lucu lagi, “Kalau bisnisnya sampai bangkrut, bagaimana ?”
Orang Indonesia memang lucu.
Franchise, Licence, Business Opportunity (BO), atau apapun labelnya pada dasarnya adalah suatu bentuk penawaran kerjasama kemitraan untuk mengembangkan suatu merek dan konsep bisnis tanpa perlu sendirian. Bahwa para mitra diuntungkan karena sudah adanya brand, sistem, standar bahan baku, pelatihan, dan berbagai dukungan lainnya, itu adalah sebuah kemudahan untuk memulai bisnis tanpa perlu merangkak dari nol. Resiko kegagalan di awal memulai bisnis bisa lebih diminimalisasi. Ingat, diminimalisasi, bukan dieliminasi. Resiko tetap ada.
Kadang orang Indonesia sering bias antara mindset entrepreneur dan investor. Entrepreneur adalah orang yang membangun dan mengembangkan bisnisnya. Ada keberanian untuk memulai, kekuatan mental untuk jatuh bangun, tekad yang luar biasa untuk tetap maju apapun rintangan yang dihadapi, kejelian menangkap peluang dan menterjemahkan peluang itu menjadi sumber uang, kemampuan untuk mengelola karyawan, serta kesediaan untuk selalu melayani pelanggan.
Investor, di sisi lain, lebih banyak berkonsentrasi pada bagaimana cara memperoleh tingkat pengembalian yang optimal untuk sejumlah kapital yang ditanamkan. Tidak perlu mengembangkan pasar. Tidak perlu memikirkan kepuasan pelanggan. Tidak perlu pusing menangani karyawan. Cukup kejelian menangkap peluang, dan keberanian untuk mengambil peluang dengan tingkat resiko yang diperhitungkan.
Orang Indonesia memang lucu.
Ketika mengambil suatu franchise atau licence, tanpa pandang bulu, kerap kali yang digunakan adalah mindset investor. Oleh karena itu hitung-hitungannya pun lebih banyak bersifat investasi. Kalau saya investasi sekian, balik modal berapa lama. Kalau saya letakkan di lokasi yang seperti ini, bisa dapat laba berapa. Dan seterusnya. Persis seperti mindset ketika menabung di deposito atau membeli ORI.
Padahal, karakter setiap franchise, licence, atau BO itu berbeda. Ketika Anda mengambil kemitraan GwGuyur, Bakso Malang Cak Eko, Salon Muslimah MOZ5, atau minimarket Omi misalnya, diperlukan mitra yang siap untuk bersama-sama mengembangkan outlet dengan segala resikonya. Anda tidak bisa hanya berinvestasi di muka lalu tidur lelap selamanya, sambil berharap omzet dan laba terus meningkat setiap waktu.
Walaupun tidak perlu ditunggui setiap saat karena sudah dibantu oleh sistem dari pusat, keterlibatan Anda tetap diperlukan. Dalam menangani karyawan, dalam mempromosikan cabang, dalam pengawasan stok, atau aspek pengelolaan operasional lainnya. Mengapa ? Karena memang pada kemitraan jenis ini pengelolaan berada di tangan Anda.
Untuk kemitraan jenis ini, mindset dan mental entrepreneurship Anda mutlak diperlukan. Bagi Anda yang benar-benar ingin menjadi entrepreneur, ini adalah kemudahan yang luar biasa untuk belajar tanpa perlu dari nol. Tidak perlu trial and error. Tapi ingat, ini bisnis Anda, maju mundurnya bisnis tetap berada di tangan Anda.
Berbeda apabila Anda mengambil penawaran franchise atau kemitraan yang pengelolaannya bersifat terpusat seperti Indomaret, Alfamart, Londre, Laundrette, Circle K, dan beberapa lainnya. Anda tinggal menyetorkan sejumlah dana, mencari lokasi yang strategis, lalu merenovasinya sesuai standar mereka. Setelah itu, Anda bisa ongkang-ongkang kaki sambil menunggu berapa bagi hasil yang akan ditransfer ke rekening Anda.
Kelihatannya enak. Namun ini tipe bisnis bagi mereka yang memiliki karakter investor, bukan entrepreneur. Pemilihan barang, karyawan, pengaturan operasional, hingga aspek keuangan ada di bawah kontrol manajemen pusat. Bukan Anda. Bagi mereka yang ingin mengembangkan diri menjadi seorang entrepreneur sejati, bukan di sini tempatnya. Yang Anda peroleh adalah uangnya, bukan exposure bisnisnya. Sebaliknya, bagi Anda yang ingin bertransformasi menjadi investor, inilah tipe bisnis yang cocok bagi Anda. Tapi ingat, tetap bukan tanpa resiko, karena setiap lokasi tetap memiliki karakteristik tersendiri yang tidak bisa ditebak 100% sebelum betul-betul masuk ke sana.
Orang Indonesia memang lucu.
Katanya ingin menjadi entrepreneur, tetapi tidak mau mengambil resiko. Katanya ingin menjadi kaya, tetapi ingin hasil instan. Katanya ingin memiliki bisnis sendiri, tetapi tidak mau repot menangani seluk-beluk bisnis dan karyawan. Katanya ingin maju dan berkembang, tetapi tidak mau terlibat dalam merintisnya setahap demi setahap.
Hahaha, orang Indonesia memang lucu.
Kalau memang tidak mau capek mengelola bisnis sebagai entrepreneur, tetapi juga tidak punya cukup dana untuk menjadi seorang investor, apalagi kemampuan untuk mengambil peluang dan resiko yang diperlukan untuk menjadi keduanya… wah, ya repot. Berarti Anda belum siap meninggalkan zona nyaman.
Mungkin, memang lebih baik Anda tetap menjadi karyawan saja…
Salam Kaya Dari Rumah.
NASEHAT UNTUK PENGUSAHA MUSLIM
من يهده الله فلا مضلَّ له، ومن يضلل فلا هادي له، أشهد أن لا إله إلاَّ الله وحده لا شريك له وأشهد أنَّ محمداً عبده ورسوله.
Pendahuluan
Bumi beserta isinya yang demikian luas dan besar, tidaklah terwujud begitu saja.Tidaklah langit dan bumi beserta seluruh makhluq yang berada diantara keduanya diciptakan begitu saja alias sia-sia.
وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لَاعِبِينَ . مَا خَلَقْنَاهُمَا إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ .
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (Qs. Ad Dukhan: 38-39)
Saudaraku! Tahukah anda bahwa bumi beserta isinya adalah milik anda. Bumi beserta segala isinya adalah karunia Allah untuk anda.
Bila anda adalah seorang yang benar-benar beriman, niscaya anda benar-benar merasakan karunia Allah ini. Di mata anda, bumi beserta isinya ada untuk anda bukan sebaliknya, anda ada untuk bumi beserta isinya.
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُم مَّا فِي الأَرْضِ جَمِيعاً
“Dialah Allah Yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu.” (Qs. Al Baqarah: 29)
Imam para ahli tafsir, yaitu Ibnu Jarir At Thabari menafsirkan ayat ini dengan berkata:
فأخبرهم جل ذكره أنه خلق لهم ما في الأرض جميعًا، لأنّ الأرضّ وجميعَ ما فيها لبني آدم منافعُ. أما في الدين، فدليلٌ على وحدانية ربهم، وأما في الدنيا فمعاشٌ وبلاغ لهم إلى طاعته وأداء فرائضه. فلذلك قال جل ذكره:”هو الذي خلق لكم ما في الأرض جميعًا”.
“Allah Ta’ala Yang Maha Agung mengabarkan bahwa Ia menciptakan segala yang ada di bumi hanyalah untuk kepentingan umat manusia. Karena bumi beserta isinya berfungsi untuk memenuhi kepentingan umat manusia. Adapun dalam urusan agama, maka bumi beserta isinya merupakan bukti nyata akan ke-Esaan Allah. Sedangkan dalam urusan dunia, maka padanya terdapat sumber-sumber kehidupan dan bekal mereka untuk menjalankan ketataan kepada Allah. Oleh karena itu Allah Ta’ala menegaskan bahwa: Dialah Yang telah menciptakan segala isi bumi demi kepentinganmu.” (Tafsir At Thabari 1/426)
Tujuan Hidup Seorang Muslim
Allahu Akbar! Bumi beserta isinya diciptakan demi kemaslahatan kita; umat manusia.
Tidakkah anda bertanya: Bumi yang begitu luas, beserta isinya yang begitu beraneka ragam, diciptakan untuk kepentingan saya? Mengapa demikian besar karunia Allah kepada saya?
Saudaraku, ketahuilah bahwa jawaban pertanyaan anda ini hanya ada satu, yaitu yang termaktub pada firman Allah Ta’ala berikut:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Qs. Az Dzariyat: 56)
Sikap ini tentu berbeda dengan sikap sebagian kita yang silau oleh gemerlap kehidupan dunia, hingga mengalahkan akal sehat dan imannya. Perhiasan hidup dunia lebih ia cintai dibanding lainnya, sehingga segala aktifitasnya bertujuan untuk menumpuk keuntungan dunia.
ذَلِكَ بِأَنَّهُمُ اسْتَحَبُّواْ الْحَيَاةَ الْدُّنْيَا عَلَى الآخِرَةِ وَأَنَّ اللّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
“Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.” (Qs. An Nahl: 107)
Ia mengorbankan jiwa, raga dan bahkan agamanya guna mendapatkan keuntungan dunia. Dunia adalah cita-cita dan tujuan hidupnya, kemewahan harta benda adalah harapan tertingginya:
أُولَـئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُاْ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِالآَخِرَةِ فَلاَ يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلاَ هُمْ يُنصَرُونَ
“Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat, maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong.” (Qs. Al Baqarah : 86)
Saudaraku! Mungkin anda akan berkata bahwa anda pasti bahagia dengan harta benda yang melimpah, istana yang megah dan kendaraan yang mewah. Demikianlah persepsi banyak orang, dan demikianlah impian mereka.
Ketahuilah, saudaraku! Sesungguhnya masing-masing kita adalah hamba sahaya bagi rasa cintanya. Bila anda mencintai wanita, maka anda pasti rela untuk mengabdi dan berkorban dengan apa saja demi menuruti keinginan wanita idaman anda. Bila anda adalah pencinta harta benda, maka andapun pasti rela mengorbankan segala yang anda punya demi mendapatkan dan menjaganya. Inilah yang mendasari nenek moyang kita untuk berpetuah: cinta adalah pengorbanan.
Tatkala anda mencintai sesuatu dari apa yang telah saya sebutkan di atas, dan berkorban untuknya, pasti anda meyakini bahwa kebahagiaan anda akan terwujud dengannya. Akan tetapi apakah keyakinan anda ini benar-benar nyata? Coba renungkan baik-baik.
Imam Ibnul Qayyim menjelaskan tentang kaitan kebahagian dengan kecintaan seseorang terhadap hal-hal tersebut: “Barang siapa mencintai sesuatu selain Allah Azza wa Jalla, pasti ia merasakan penderitaan karenanya. Baik ia berhasil mendapatkan hal yang ia cintai atau tidak. Bila ia tidak berhasil mendapatkannya, pasti ia tersiksa dan menderita, Sebesar rasa cintanyalah siksa dan derita yang ia rasakan. Dan bila ia berhasil mendapatkannya, maka sebelum berhasil mendapatkannya ia pasti terlebih dahulu menderita, setelah ia mendapatkannya penderitaanya pun terus berlanjut hingga setelah sesuatu yang ia cintai itu sirna, derita dan penyesalan tetap merudung hidupnya. Dengan demikian, derita dan lara yang menderanya melebihi kesenangan yang berhasil ia rasakan. Dinyatakan oleh seorang penyair:
Tiada manusia yang lebih nestapa dibanding orang yang sedang dirundung asmara
Ia mabuk kepayang karna mengharap manisnya asmara.
Tangis dan duka tak kunjung berpisah darinya
takut akan perpisahan atau rindu yang slalu melandanya.
Ia menangis bila jauh karena rindu kepayang
Ia menangis bila dekat, karna perpisahan yang akan datang menghadang.
Panas slalu matanya tatkala berjumpa
dan panas slalu matanya karna perpisahan telah menerpa. (Ighatsatul Lahafan 1/39-40)
Demikianlah gambarannya anak manusia yang dilanda asmara dan cinta terhadap sesuatu dari kehidupan dunia.
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاء وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (Qs. Ali Imran: 14)
Saudaraku! sudikah kiranya anda aku tunjukkan terhadap cinta yang pasti mendatangkan kebahagiaan yang abadi dan tak akan pernah sirna? Cinta yang pasti mewujudkan kedamaian dan riang gembira sepanjang masa? Walau badai kehidupan datang menerpa, walau cobaan dunia silih berganti, kebahagiaan anda tidak akan lekang karenanya dan juga tak kan pernah padam olehnya.Itulah cinta kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya.
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إن أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ، فَكَانَ خَيْرًا له، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ، صَبَرَ، فَكَانَ خَيْرًا له
“Sungguh mengherankan urusan seorang yang beriman, sungguh seluruh urusannya baik, dan hal itu tidak mungkin dimiliki melainkan oleh orang yang beriman. Bila ia ditimpa kesenangan, ia bersyukur, maka kesenangan itu baik baginya. Dan bila ia ditimpa kesusahan, ia bersabar, maka kesusahan itu baik baginya.” (Riwayat Muslim)
Cinta kepada Allah yang senantiasa membangkitkan rasa syukur dan kesabaran.
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
“Sesungguhnya besarnya pahala bersama besarnya ujian, dan sesungguhnya bila Allah Azza wa Jalla bila mencintai suatu kaum, maka Ia akan menguji mereka, barang siapa yang ridha (lapang dada) niscaya ia mendapatkan keridhaan pula, dan barang siapa yang benci, niscaya iapun mendapatkan kebencian.” (Riwayat Ahmad, At Tirmizi dan dinyatakan sebagai hadits shahih oleh Al Albani)
Hanya dengan kedua amalan inilah anda akan benar-benar merasakan nimatnya hidup dan indahnya dunia.
عَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه و سلم قَالَ: ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا ، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ
Diriwayatkan dari sahabat Anas radhiallahu ‘anhu, ia meriwayatkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tiga perangai, barang siapa yang ketiga-tiganya telah terealisasi pada dirinya, niscaya ia merasakan manisnya keimanan: Apabila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding selain keduanya, ia mencintai orang lain, tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, dan ia membenci untuk kembali kepada kekufuran, bagaikan kebenciannya bila akan dicampakkan ke dalam kobaran api.” (Muttafaqun ‘alaih)
Saudaraku! Dalam mengarungi kehidupan dunia ini, anda pasti melalui dua jenis kejadian; yaitu kesenangan atau kesusahan. Agar kedua hal ini tidak merusak kedamaian dan kebahagiaan anda, maka dalam menghadapinya, anda membutuhkan kepada dua hal:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan ingatlah tatkala Tuhanmu mengumandangkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku) maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Qs. Ibrahim: 7)
Dan dengan bersabar, berarti ketabahan anda dalam menghindarkan segala hal yang dapat membinasakan kenikmatan anda, serta mewujudkan segala hal yang dapat menjaga keutuhannya.
Bila anda sedang dalam kesusahan, maka anda bersabar untuk tidak berkeluh kesah, karena kesusahan sebenarnya diwujudkan demi kemaslahatan anda. Betapa tidak, anda merasa susah dengan panasnya terik matahari, akan tetapi betapa banyak kemaslahatan yang anda peroleh darinya. Betapa banyak kemaslahatan yang dapat anda petik dari berbagai musibah dan kesusahan lainnya.
Coba renungkan, dengan seksama, pelajaran dan pengalaman berharga dalam hidup anda lebih banyak didapatkan dari kegagalan atau kesusahan yang pernah menimpa anda atau orang lain daripada dari keberhasilan dan kemudahan. Karenanya, dahulu orang-orang tua kita berpetuah: kegagalan adalah awal dari keberhasilan.
Dengan demikian, walaupun awalnya adalah pedih dan susah, akan tetapi akhirnya adalah manis dan keberhasilan, dengan demikian kesusahan dan musibah di dunia dapat berubah menjadi kenikmatan yang patut disyukuri. Oleh karena itu, ‘Aisyah mengisahkan kepada kita sikap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menghadapi dua keadaan ini dengan berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا رَأَى مَا يُحِبُّ قَالَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ. وَإِذَا رَأَى مَا يَكْرَهُ قَالَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ. رواه ابن ماجة وابن السني والطبراني وصححه الألباني
Dahulu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bila mendapatkan sesuatu yang beliau senangi, beliau segera berucap: “Segala puji syukur hanya milik Allah yang atas karunia-Nyalah segala kebaikan dapat terwujud”, dan bila mendapatkan sesuatu yang beliau benci, beliau berucap: “Segala puji syukur hanya milik Allah dalam segala keadaan yang menimpa.” (Riwayat Ibnu Majah, Ibnu As Sunni, At Thabrani dan dinyatakan sebagai hadits shohih oleh Al Albani)
Dengan senantiasa menyandingklan syukur dan sabar yang merupakan aplikasi langsung dari kecintaan kepada Allah demikian inilah, kebahagian hidup dan kedamaian cinta akan terwujud dalam hidup anda.
Inilah hikmah dijadikannya kecintaan kepada Allah sebagai inti dari seluruh syari’at Isalam, bahkan syari’at seluruh nabi yang pernah diutus ke dunia.
Ibnul Qayyim berkata: “Inti ajaran kitab-kitab Allah Ta’ala yang pernah diturunkan dari yang pertama hingga yang terakhir adalah perintah untuk mencintai Allah dan segala konsekwensinya serta larangan dari mencintai yang menyelisihi kecintaan kepada Allah dan segala yang menjadi konsekwensinya.” (Ighatsatul Lahafan 2/133)
Saudaraku! apapun aktifitas dan profesi anda di dunia ini, bila kecintaan kepada Allah telah tumbuh-subur dalam jiwa anda, niscaya anda menjadi ringan hati dalam menjalankan setiap ketataan dan menjauhi setiap kemaksiatan.
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ . قُلْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَالرَّسُولَ فإِن تَوَلَّوْاْ فَإِنَّ اللّهَ لاَ يُحِبُّ الْكَافِرِينَ
“Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah, “Taatilah Allah dan Rasul-Nya; Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir.” (Qs. Ali Imran: 31-32)
Bila kecintaan kepada Allah telah tumbuh subur dalam jiwa anda, maka kecintaan ini akan tercermin pada setiap aktifitas anda:
مَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ، وَأَبْغَضَ لِلَّهِ، وَأَعْطَى لِلَّهِ، وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ الإِيمَانَ. رواه أبو داود والطبراني وصححه الألباني
“Barang siapa yang mencintai karenma Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, dan mencegahpun karena Allah, berarti ia telah mencapai kesempurnaan iman.” (Riwayat Abu Dawud, At Thabrani dan dinyatakan sebagai hadits shahih oleh Al Albani)
Peranan Cinta Kepada Allah Dalam Kehidupan Pengusaha Muslim
Telah disinggung di atas bahwa kecintaan kepada Allah yang telah tertanam dalam jiwa seorang muslim akan menjadi asas setiap aktifitasnya. Bila dia adalah seorang negarawan, maka kecintaan kepada Allah akan terpancar pada setiap kebijaksanaan dan keputusan yang ia lahirkan. Bila ia adalah seorang petani, maka kecintaan kepada Allah-pun akan terpancar pada kegiatan pertaniannya. Dan bila ia adalah seorang pengusaha alias pedagang, maka perdagangannya pasti mencerminkan akan kecintaanya kepada Allah.
Berikut beberapa cerminan nyata dalam kehidupan seorang pengusaha yang benar-benar mencintai Allah Ta’ala:
CERMINAN PERTAMA: Perniagaannya tidak menjadikannya melalaikan Allah.
Ini adalah cerminan utama seorang yang beriman dan cinta kepada Allah. Perniagaan baginya adalah sarana penunjang untuk melancarkan amalannya berzikir dan beribadah kepada Allah.
رِجَالٌ لَّا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَن ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاء الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ
“Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, mendirikan shalat, dan membayarkan zakat. Mereka takut pada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.” (Qs. An Nur: 37)
Ibnu Katsir menafsirkan ayat in dengan berkata: “Mereka tidak disibukkan oleh urusan, perhiasan, kenikmatan dan keuntungan dunia dari mengingat Tuhan mereka yang telah menciptakan dan melimpahkan rizki kepada mereka. Mereka senantiasa sadar bahwa kenikmatan di sisi Allah lebih baik dan berguna dibanding segala kekayan yang ada padanya. Yangd demikian itu karena kekayan yang mereka miliki akan sirna sedangkan kenikmatan di sisi Allah kekal abadi.” (Tafsir Ibnu katsir 6/68)
Keuntungan dunia bagi seorang mukmin adalah modal untuk menggapai keuntungan di sisi Allah. Betapa meruginya bila keuntungan dunia digapai dengan mengorbankan keuntungan akhirat.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَن ذِكْرِ اللَّهِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (Qs. Al Munafiqun: 9)
CERMINAN KEDUA: Tujuan perniagaan yang luhur.
Setiap manusia yang berakal sehat pasti memiliki tujuan dari setiap aktifitas yang ia lakukan. Hanya orang yang kurang sempurna akalnya sajalah yang beraktifitas tanpa tujuan yang jelas. Karena perbuatan yang tidak memiliki tujuan yang jelas adalah perbuatan sia-sia. Dan perbuatan yang sia-sia adalah kebiasan orang-orang yang jahil alias bodoh:
Sebagai seorang muslim yang cinta kepada Allah pasti memiliki tujuan-tujuan yang luhur dari setiap perniagaannya. Berikut beberapa tujuan terpuji nan luhur yang seyogyanya dimiliki oleh seorang pengusaha muslim:
1. Dapat hidup layak dan terhormat.
عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ صَدَقَةٌ، قِيلَ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ يَجِدْ؟ قَالَ: يَعْتَمِلُ بِيَدَيْهِ فَيَنْفَعُ نَفْسَهُ وَيَتَصَدَّقُ، قَالَ: قِيلَ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ؟ قَالَ: يُعِينُ ذَا الْحَاجَةِ الْمَلْهُوفَ، قَالَ: قِيلَ لَهُ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ؟ قَالَ: يَأْمُرُ بِالْمَعْرُوفِ أَوِ الْخَيْرِ، قَالَ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ يَفْعَلْ؟ قَالَ: يُمْسِكُ عَنِ الشَّرِّ فَإِنَّهَا صَدَقَةٌ. رواه متفق عليه
“Wajib atas setiap orang muslim untuk bersedekah.” Dikatakan kepada beliau: “Bagaimana bila ia tidak mampu?” Beliau menjawab: “Ia bekerja dengan kedua tangannya, sehingga ia menghasilkan kemanfaatan untuk dirinya sendiri dan (dengannya ia dapat) bersedekah.” Dikatakan lagi kepadanya: “Bagaimana bila ia tidak mampu juga?” Beliau menjawab: “Ia dapat membantu orang yang benar-benar dalam kesusahan.” Dikatakan lagi kepada beliau: “Bagaimana bila ia tidak mampu juga?” Beliau menjawab: “Ia memerintahkan yang ma’ruf atau kebaikan.” Penanya kembali berkata: “Bagaimana bila ia tetap saja tidak (mampu) melakukannya?” Beliau menjawab: “Ia menahan diri dari perbuatan buruk, maka sesungguhnya itu adalah sedekah.” (Muttafaqun ‘alaih)
Pada suatu hari Al Fudhail bin ‘Iyaadh berkata kepada Abdullah bin Al Mubarak: “Engkau menganjurkan kami untuk berzuhud, hidup sederhana, dan hanya mencukupkan diri dengan sedikit harta, sedangkan kami menyaksikanmu terus-menerus berniaga, bagaimana ini?” Abdullah bin Al Mubarak menjawab: “Wahai Abu Ali, sesungguhnya aku melakukan ini semua hanyalah untuk menjaga kehormatan dan harga diriku, dan sebagai bekal untuk menjalankan keta’atan kepada Allah.” Mendengar jawaban ini Al Fudhail berkata: “Betapa indahnya hal ini wahai Ibnul Mubarak bila benar-benar dapat terwujud.” (Siyar A’alam An Nubala’ 8/387).
Saudaraku! bila anda sedikit merenung lalu bertanya kepada diri sendiri? Mengapa saya harus capek-capek bekerja, bating tulang dan peras keringat? Saya kira jawaban pertama yang akan terbetik di benak anda ialah: “Ya agar dapat mencukupi kebutuhan sendiri dan kalo bisa agar dapat makan enak, tidur nyenyak, berpakaian layak dan memiliki tabungan banyak, alias hidup kaya raya.”
Saudaraku! tahukah anda bahwa Allah Ta’ala telah menjanjikan hal itu kepada anda bila anda memusatkan perhatian dan pikiran anda pada kecintaan kepada Allah?
من كانت همه الآخرة جمع الله له شمله و جعل غناه في قلبه و أتته الدنيا راغمة و من كانت همه الدنيا فرق الله عليه أمره و جعل فقره بين عينيه و لم يأته من الدنيا إلا ما كتب الله لهز رواه هناد في الزهد وصححه الألباني
“Barang siapa yang pikirannya terpusat pada urusan akhirat, niscaya Allah akan menyatukan urusannya, menjadikan kekayaannya ada pada hatinya, dan kekayaan dunia akan menghampirinya dengan tunduk lagi mudah. Sedangkan barang siapa yang pikirannya terpusat pada urusan dunia, niscaya Allah akan mencerai-beraikan urusannya, kemiskinan selalu berada di depan matanya, dan tidak ada dari kekayaan dunia yang menghampirinya selain yang telah Allah tuliskan untuknya.” (Riwayat Al Hannad dalam kitab Az Zuhud dan dinyatakan oleh Al Albani sebagai hadits shahih)
Nuruddin bin Abdul Hadi As Sindy mengomentari hadits ini dengan berkata: “Kesimpulannya, setiap rizqi yang telah dituliskan untuk seorang hamba pasti akan datang menghampirinya. Hanya saja barang siapa yang berjuang membangun kehidupan akhirat, niscaya rizkinya akan menghampirinya dengan begitu mudah. Sedangkan orang yang hanya berpikir mengejar keuntungan dunia, rizkinya hanya akan ia peroleh dengan penuh susah payah. Dengan demikian orang yang berjuang membina kehidupan akhirat berhasil menggabung keuntungan dunia dan akhirat. Sedangkan tujuan utama dari mencari rizki adalah untuk dapat hidup dengan nyaman, dan itu benar-benar berhasil digapai oleh pejuang akhirat. Sedangkan pejuang dunia ditimpa kerugian di dunia dan akhirat, karena selama di dunia ia senantiasa menanggung kesusahan dalam upaya mencari harta. Bila demikian adanya, maka apalah gunanya harta benda bila pemiliknya tidak pernah merasakan kenyamanan?”
2. Memenuhi kebutuhan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya.
Nafkah yang kita berikan kepada anak dan istri serta orang-orang yang menjadi tanggung jawab anda merupakan infak yang paling utama.
دِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى رَقَبَةٍ وَدِينَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِينٍ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ أَعْظَمُهَا أَجْرًا الَّذِى أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ. رواه مسلم
“(Perbandingan pahala antara) uang satu dinar yang engkau infakkan di jalan Allah (jihad di jalan Allah), satu dinar yang engkau belanjakan untuk memerdekakan budak, satu dinar yang engkau infakkan kepada orang miskin, dan satu dinar yang engkau infakkan untuk memenuhi kebutuhan keluargamu, yang paling besar pahalanya ialah yang engkau infakkan untuk menafkahi keluargamu.” (Riwayat Muslim)
Pada riwayat lain nabi berpesan kepada sahabat Sa’ad bin Abi Waqqaas radhiallahu ‘anhu dengan sabdanya:
إنك أن تذر ورثتك أغنياء خير من أن تذرهم عالة يتكففون الناس، وإنك لن تنفق نفقة تبتغي بها وجه الله إلا أجرت بها حتى ما تجعل في في امرأتك. متفق عليه
“Sesungguhnya bila engkau meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya, lebih baik daripada engkau meninggalkan mereka dalam keadaan miskin dan meminta-minta kepada orang lain. Dan sesungguhnya engkau tidaklah menafkahkan suatu nafkah yang engkau mengharap dengannya keridhaan Allah, melainkan engkau akan diberi pahala karenanya, sampaipun suapan makanan yang engkau suapkan ke mulut istrimu.” (Muttafaqun ‘alaih)
Sebaliknya, menterlantarkan orang-orang yang wajib anda nafkahi, adalah perbuatan dosa yang sangat besar:
كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يَحْبِسَ عَمَّنْ يَمْلِكُ قُوتَهُ. رواه أحمد والبيهقي وأصل الحديث رواه مسلم
“Cukuplah sebagi dosa (yang akan membinakan-pen) seseorang, bila ia menterlantarkan nafkah orang-orang yang wajib ia nafkahi.” (HR. Ahmad, dan Al Baihaqy dan hadits ini diriwayatkan juga oleh Imam Muslim tanpa menyebutkan kisah sebelumnya)
Imam Al Khatthabi menjelaskan: “Hadits ini adalah suatu isyarat bahwa tidak sepantasnya seseorang itu bersedekah dengan hartanya, sehingga menjadikan nafkah keluarganya tidak tercukupi. Bila ia melakukan hal ini, maka bukannya pahala yang ia peroleh, akan tetapi dosa besar yang ia sandang.” (‘Aunul Ma’bud 5/76)
3. Keuntungan dunia adalah ladang untuk menyemai bekal bagi kehidupan di akhirat.
Sebagai anggota masyarakat, tentunya anda beritikad untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna. Dan diantara bentuk jasa yang dapat anda berikan kepada masyarakat anda ialah dengan banyak-banyak memberikan uluran tangan kepada anggota masyarakat lain yang membutuhkannya
Dengan cara ini kita dapat menjadikan kehidupan dunia sebagai ladang untuk menyemai bekal kehidupan di akhirat.
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
“Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negri di akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari kenikmatan kehidupan dunia, dan berbuatlah baik sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. Janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Qs. Al Qashash: 77)
عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ صَدَقَةٌ، قِيلَ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ يَجِدْ؟ قَالَ: يَعْتَمِلُ بِيَدَيْهِ فَيَنْفَعُ نَفْسَهُ وَيَتَصَدَّقُ، قَالَ: قِيلَ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ؟ قَالَ: يُعِينُ ذَا الْحَاجَةِ الْمَلْهُوفَ، قَالَ: قِيلَ لَهُ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ؟ قَالَ: يَأْمُرُ بِالْمَعْرُوفِ أَوِ الْخَيْرِ، قَالَ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ يَفْعَلْ؟ قَالَ: يُمْسِكُ عَنِ الشَّرِّ فَإِنَّهَا صَدَقَةٌ. رواه متفق عليه
“Wajib atas setiap orang muslim untuk bersedekah.” Dikatakan kepada beliau: “Bagaimana bila ia tidak mampu?” Beliau menjawab: “Ia bekerja dengan kedua tangannya, sehingga ia menghasilkan kemanfaatan untuk dirinya sendiri dan (dengannya ia dapat) bersedekah.” Dikatakan lagi kepadanya: “Bagaiman bila ia tidak mampu juga?” Beliau menjawab: “Ia dapat membantu orang yang benar-benar dalam kesusahan.” Dikatakan lagi kepada beliau: “Bagaimana bila ia tidak mampu juga?” Beliau menjawab: “Ia memerintahkan yang ma’ruf atau kebaikan.” Penanya kembali berkata: “Bagaimana bila ia tetap saja tidak (mampu) melakukannya?” Beliau menjawab: “Ia menahan diri dari perbuatan buruk, maka sesungguhnya itu adalah sedekah.” (Muttafaqun ‘alaih)
Pada riwayat lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا ، أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا ، فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ أَوْ إِنْسَانٌ أَوْ بَهِيمَةٌ ، إِلاَّ كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ. متفق عليه
“Tidaklah ada seorang muslim yang menanam pepohonan, atau tanaman lalu ada seekor burung atau manusia atau binatang ternak yang memakannya, melainkan apa yang dimakan itu akan menjadi pahala sedekah bagi penanamnya.” (Muttafaqun ‘alaih)
Penjelasan ini membuktikan kepada anda bahwa begitu pentingnya peranan niat dan seluk-beluknya dalam kehidupan anda. Dahulu sebagian orang bijak menyatakan:
عِبَادَاتُ أَهْلِ الغَفْلَةِ عَادَاتٌ، وَعَادَاتُ أَهْلِ اليَقَظَةِ عِبَادَاتٌ.
Amal ibadah orang bodoh itu hanya sekedar adat kebiasaan, sedangkan kegiatan rutinitas orang yang berilmu itu adalah ibadah.
Saudaraku! Tidakkah anda merasa tertarik untuk menjadi orang-orang yang berilmu, sehingga apapun aktifitas anda semuanya bermaknakan ibadah? Anda di pasar, di kantor, di pabrik, di ladang di rumah atau di masjid, semuanya bermakna ibadah dan mendatangkan pahala serta keberkahan bagi hidup anda, di dunia dan di akhirat.
Coba anda bayangkan: semasa hidup di dunia anda adalah seorang pengusaha sukses, sehingga hidup kecukupan, kaya raya dan ketika mati dimasukkan ke surga.
Ini adalah sebagian dari makna sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
نِعْمَ الْمَالُ الصَّالِحُ لِلْمَرْءِ الصَّالِحِ. رواه أحمد وابن حبان وصححه الألباني
“Sebaik-baik harta yang berharga ialah yang dimiliki oleh orang yang sholeh.” (Riwayat Imam Ahmad, Ibnu Hibban dan dinyatakan sebagai hadits yang shahih oleh Al Albani)
Kisah berikut adalah gambaran para pengusaha sukses yang beriman dan berilmu: Pada suatu hari sekelompok fakir-miskin dari sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menemui beliau dan mengeluhkan perihal hidup mereka:
ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ بِالدَّرَجَاتِ الْعُلَى وَالنَّعِيمِ الْمُقِيمِ. فَقَالَ وَمَا ذَاكَ. قَالُوا: يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّى، وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُوم،ُ وَيَتَصَدَّقُونَ وَلاَ نَتَصَدَّقُ، وَيُعْتِقُونَ وَلاَ نُعْتِقُ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم : أَفَلاَ أُعَلِّمُكُمْ شَيْئًا تُدْرِكُونَ بِهِ مَنْ سَبَقَكُمْ وَتَسْبِقُونَ بِهِ مَنْ بَعْدَكُمْ وَلاَ يَكُونُ أَحَدٌ أَفْضَلَ مِنْكُمْ إِلاَّ مَنْ صَنَعَ مِثْلَ مَا صَنَعْتُمْ ؟. قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ: تُسَبِّحُونَ، وَتُكَبِّرُونَ، وَتَحْمَدُونَ، دُبُرَ كُلِّ صَلاَةٍ، ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ مَرَّةً. فَرَجَعَ فُقَرَاءُ الْمُهَاجِرِينَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم فَقَالُوا: سَمِعَ إِخْوَانُنَا أَهْلُ الأَمْوَالِ بِمَا فَعَلْنَا، فَفَعَلُوا مِثْلَهُ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم : ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ. متفق عليه
“Orang-orang yang kaya raya telah berhasil menggapai kedudukan yang tinggi dan kenikmatan yang kekal abadi.” Mendengar keluhan sahabatnya itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Mengapa demikian?” Para sahabat menjawab: “Mereka (orang-orang kaya) menunaikan sholat, sebagaimana kita juga sholat, mereka berpuasa sebagaimana kita berpuasa, dan mereka bersedekah, sedangkan kita tidak mampu untuk bersedekah, mereka memerdekakan budak, sedangkan kami tidak mampu melakukannya.” Menanggapi keluha sahabatnya ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidakkah kalian mau aku ajari suatu amalan yang dengannya kalian mampu menyusul orang-orang yang mendahului kalian, mendahului orang-orang yang datang setelah kalian, dan tidak akan ada orang yang melebih keutamaan kalian, selain orang yang turut mengamalkan amalan kalian?” Spontan seluruh sahabat itu menjawab tawaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan berkata: “Tentu kami semua mau ya Rasulullah!” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Betasbih, bertakbir, bertahmidlah setiap kali usai mendirikan sholat sebanyak 33 kali. Tak selang berapa lama, orang-orang fakir-miskin itu kembali menjumpai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan melapor kepada beliau: “Saudara-saudara kita yang kaya raya mengetahui apa yang kami amalkan, lalu merekapun turut mengamalkannya.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada mereka: “Itu adalah kemurahan dari Allah yang dikaruniakan kepada orang-orang yang Ia kehendaki.” (Muttafaqun ‘alaih)
Demikianlah gambaran lehidupan seorang pengusaha muslim sukses, kaya harta dan pahala. Bagaimana pendapatmu wahai saudaraku? Anda ingin seperti mereka? Selamat mencoba.
Hikmah Bersedekah
Saudaraku, mungkin setelah menyimak pemaparan di atas, anda akan berkata: “Mengapa syari’at Islam menganjurkan umatnya untuk banyak-banyak bersedekah, terlebih-lebih kepada fakir miskin?”
Ketahuilah saudaraku, anjuran bersedekah, terutama kepada fakir dan miskin memiliki banyak hikmah:
Hikmah pertama: Sebagai wujud nyata dari penghargaan atas hak kepemilikan.
Anda pasti telah merasakan betapa lelah dan susah untuk mendapatkan harta benda. Pengorbanan demi pengorbanan anda lakukan demi mendapatkan harta benda, maka Islam mengarahkan agar jerih payah anda ini tidak sia-sia. Islam menghendaki agar anda yang telah bersusah payah benar-benar merasakan kegunaan dan manfaat harta benda anda. Islam menginginkan agar anda benar-benar diuntungkan oleh harta benda anda dan tidak bertambah sengsara setelah mendapatkan harta.
Saudaraku! Pada suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menemui sahabatnya dan bertanya kepada mereka:
أَيُّكُمْ مَالُ وَارِثِهِ أَحَبُّ إِلَيْهِ مِنْ مَالِهِ
“Siapakah yang lebih mencintai harta ahli warisnya dibanding hartanya sendiri?” Spontan seluruh sahabat menjawab pertanyaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan berkata:
يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا مِنَّا أَحَدٌ إِلاَّ مَالُهُ أَحَبُّ إِلَيْهِ .
“Ya Rasulullah, setiap kita pasti lebih mencintai harta bendanya sendiri dibanding harta benda ahli warisnya.” Mendengar jawaban sahabatnya ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menimpalinya dengan bersabda:
فَإِنَّ مَالَهُ مَا قَدَّمَ ، وَمَالُ وَارِثِهِ مَا أَخَّرَ
“Sesungguhnya harta-bendamu ialah seluruh harta-benda yang telah engkau infakkan, sedangkan harta ahli-warimu ialah seluruh harta-benda yang ia sisakan (tabungkan).” (Riwayat Al Bukhari)
Pada hadits lain Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan fakta umat manusia dengan harta kekayaan mereka:
يقول ابن آدَمَ: مَالِي مَالِي قال: وَهَلْ لك يا بن آدَمَ من مَالِكَ إلاَّ ما أَكَلْتَ فَأَفْنَيْتَ أو لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ أو تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ . رواه مسلم
“Anak keturunan Adam (senantiasa) berkata: Hartaku, hartaku! Apakah engkau wahai anak Adam mendapatkan bagian dari hartamu selain yang engkau makan sehingga engkau habiskan, atau engkau pakai sehingga engkau rusakkan atau yang engkau shadaqohkan sehingga engkau sisakan (untuk kehidupan akhirat)” (Riwayat Muslim)
Saudaraku! Hanya dengan cara inilah anda benar-benar dapat menikmati harta bendamu, maka perbanyaklah infak di jalan-jalan yang dicintai Allah, niscaya anda akan menemukan nikmatnya memiliki harta-benda.
Tidak heran bila anda mendapatkan pada biografi para ulama’ dan tokoh zaman dahulu, mereka sangat dermawan dalam urusan sedekah.
Dikisahkan bahwa penghasilan Al Laits bin Saad setiap tahun berkisar antara 20 hingga 25 ribu dinar, walau demikian ia tidak pernah berkewajiban membayar zakat. Bila anda menghitung penghasilannya maka akan anda temukan angka yang sangat besar:
20.000 x 3,75 gram (berat satu dinar) = 75.000 gram atau 75 Kg emas
25.000 x 3,75 gram = 93.750 gram atau 93,75 Kg emas
Bila harga 1 gram emas adalah Rp.100.000,-, maka penghasilan beliau berkisar antara:
7,5 miliar rupiah s/d 9,375 miliar rupiah. Sedemikian besar penghasilan beliau setiap tahun, akan tetapi beliau tidak pernah berkewajiban membayar zakat. Kemanakah uang sebanyak itu ia belanjakan? Semuanya dibelanjakan di jalan-jalan Allah.
Adapun membelanjakan harta benda dengan sesuka-hati, sering kali menjadi sumber petaka dan bencana, sebagaiman yang dialami oleh orang yang membelanjakan hartanya pada khomer, makanan haram, dan perbuatan haram. Berbagai azab Allah Ta’ala baik di dunia atau di akhir berdatangan silih berganti. Sehingga pada akhirnya terbukti bahwa ia tidak dapat menikmati harta kekayaannya, dan hanya petaka serta bencanalah yang ia tuai.
Hikmah kedua: Sebagai upaya melipatgandakan kekayaan.
Bila anda telah menempuh segala cara untuk melipatgandakan harta kekayaan anda dan ternyata tak juga kunjung berhasil, maka masih ada satu jalan yang mungkin belum anda tempuh.
Tahukah anda, apa jalan itu? Jalan itu adalah jalan sedekah.
Mengherankan bukan? Mungkin selama ini anda berpikiran bahwa sedekah hanya akan menguras harta kekayaan belaka? Betapa tidak, anda memberi, akan tetapi tidak boleh ada pamprih dari pemberian tersebut.
وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَى حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا . إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَاء وَلَا شُكُورًا
“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.” (Qs. Al Insan: 8-9)
Akan tetapi demikianlah fakta dan kenyataannya. Tidak pernah ada orang kaya atau pengusaha yang menjadi rugi atau bangkrut gara-gara sedekah atau zakat. Yang terjadi malah sebaliknya, yang kaya semakin kaya sebagai akibat dari keberkahan sedekahnya.
Anda tidak percaya? Simaklah janji Allah dan rasul-Nya berikut:
يَمْحَقُ اللّهُ الْرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ وَاللّهُ لاَ يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.” (Qs. Al Baqarah: 276)
Pada ayat lain, Allah Ta’ala berfirman:
مَّثَلُ الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنبُلَةٍ مِّئَةُ حَبَّةٍ وَاللّهُ يُضَاعِفُ لِمَن يَشَاء وَاللّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tidap-tiap bulir terdapat seratus biji. Allah melipat gandakan bagi orang yang Ia kehendaki. Dan Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.” (Qs. Al Baqarah: 261)
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ. رواه مسلم
“Tidaklah shodaqoh itu akan mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba dengan memaafkan melainkan kemuliaan, dan tidaklah seseorang bertawadhu’/merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan meninggikannya.” (Riwayat Muslim)
Anda tidak percaya? Silahkan dibuktikan, bila anda takut membuktikan, maka silahkan anda menyaksikan buktinya yang banyak anda temui di masyarakat.
CERMINAN KETIGA: Bersikap baik dan tidak melanggar batasan Allah.
Sebagai bagian dari aplikasi keimanan anda kepada Allah Ta’ala Yang Maha Kuasa atas penciptaan dan pengaturan alam semesta, ialah dengan meyakini bahwa Allah-lah yang mengatur dan membagi rizqi hamba-Nya.
أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَةَ رَبِّكَ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُم مَّعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُم بَعْضًا سُخْرِيًّا وَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Rabbmu Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain beberapa derajat, agar sebahagian mereka dapat mempergunakan sebahagian yang lain. Dan rahmat Rabbmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (Qs. Az Zukhruf: 32)
Saudaraku! Bila Allah Ta’ala telah menentukan jatah rizki anda, maka tidak ada gunanya anda memaksakan diri dengan melanggar syari’at Allah dalam mencari rizki. Bekerja dan berusahalah tanpa harus melalaikan ibadah kepada Allah dan tanpa melanggar syari’at-Nya.
لاَ تَسْتَبْطِئُوا الرِّزْقَ فَإِنَّهُ لَمْ يَكُنْ عَبْدٌ يَمُوتُ حَتَّى يَبْلُغَهُ آخِرُ رِزْقٍ هُوَ لَهُ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ مِنَ الْحَلاَلِ وَتَرْكِ الْحَرَامِ. رواه ابن ماجة وعبد الرزاق والحاكم، وصححه الألباني.
“Janganlah kamu merasa bahwa rizqimu telat datangnya, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga telah datang kepadanya rizqi terakhir (yang telah ditentukan) untuknya, maka tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rizqi, yaitu dengan mengambil yang halal dan meninggalkan yang haram.” (Riwayat Ibnu Majah, Abdurrazzaq, Ibnu Hibban, dan Al Hakim, serta dishohihkan oleh Al Albani)
Penutup
Saudaraku, mungkin hitungan harta kekayaan pada zaman sekarang yang begitu besar menjadikan anda tergiur dan lalai akan kehidupan akhirat. Ketahuilah saudaraku, bahwa dunia beserta isinya ini walau nampak di mata kita begitu besar dan berharga, akan tetapi di sisi Allah tidaklah lebih berat bila dibanding sehelai sayap seekor nyamuk.
لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ الله جَنَاحَ بَعُوضَةٍ مَا سَقَى كَافِراً مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ. رواه الترمذي ابن ماجه
“Andai dunia ini di sisi Allah senilai sehelai sayap nyamuk, niscaya Allah tidak akan memberi minum kepada orang kafir walau hanya seteguk air.” (Riwayat At Tirmizy, Ibnu Majah)
Demikianlah nilai dunia dan segala isinya di sisi Allah. Bila anda telah mengetahui itu, layakkah anda mempertaruhkan segala yang anda miliki demi mendapatkan kehidupan dunia ini?
Bahkan bila anda semakin jauh mengkaji dalil-dalil yang berkaitan dengan dunia, maka anda akan dapatkan bahwa nilai dunia sangat tergantung dengan kecintaan kepada Allah. Apabila suatu bagian dari kehidupan dunia mendukung terwujudnya kecintaan anda kepada Allah, maka hal tersebut menjadi terpuji. Sebaliknya bila malah menjadi penghalang atau menyibukkan anda dari merealisasikan kecintan kepada Allah, maka hal itu menjadi tercela. Oleh karena itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الدُنْيَا مَلْعُونَةٌ، مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلاَّ مَا ابْتُغِيَ بِهَ وَجْهُ اللهِ تَعَالَى. رواه الطبراني وحسنه الألباني
“Dunia itu terlaknat (jauh dari Allah) dan seluruh isinya terlaknat pula, kecuali sesuatu yang dilakukan demi mencari keridhaan Allah Ta’ala.” (Riwayat At Thabrani dan dinyatakan sebagai hadits hasan oleh Al Albani)
Pada riwayat lain, beliau bersabda:
الدُنْيَا مَلْعُونَةٌ، مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلاَّ ذِكْرَ اللهِ وَمَا وَالاَهُ، أَوْ عَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّماً. رواه الترمذي وابن ماجة وصححه الألباني.
“Dunia itu terlaknat (jauh dari Allah) dan seluruh isinya terlaknat pula, kecuali dzikir kepada Allah, atau yang semakna dengannya atau seorang yang berilmu (ulama’) atau penuntut ilmu.” (Riwayat At Tirmizy, Ibnu Majah dan dinyatakan sebagai hadits shahih oleh Al Albani)
Imam Ibnul Qayyim menjelaskan hadits ini dengan berkata: “Dikarenakan dunia itu tiada harganya di sisi Allah, sampai-sampai lebih remeh dibanding sehelai sayap nyamuk, maka ini adalah bukti bahwa dunia dan seluruh isinya benar-benar jauh dari Allah, dan inilah hakekat dari makna laknat. Allah Yang Maha Suci hanyalah menciptakannya agar menjadi tempat menyemai benih-benih kehidupan akhirat dan sebagai jembatan menuju kepadanya. Pada kehidupan dunia inilah umat manusia mengumpulkan bekal berupa amal ibadah untuk meniti perjalanan menuju ke akhirat. Dengan demikian, tidak ada suatu apapun dari urusan dunia yang dapat mendekatkan manusia dari kehidupan akhirat selain yang mengandung dzikir kepada Allah dan bermuara pada kecintaan-Nya, yaitu ilmu; dengannya anda mengenal, beribadah, berzikir, memuji dan menyanjung Allah. Untuk tujuan inilah Allah menciptakan dunia dan penghuninya, sebagaimana ditegaskan pada firman-Nya:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Qs. Az Dzariyat: 56)” (Miftah Darissa’adah 1/69-70)
Saudaraku: Pada suatu hari Ibnu As Simaak menemui Harun Ar Rasyid di dalam istananya. Tak berapa lama, Harun Ar Rasyid merasa haus, sehingga iapun segera minta agar diambilkan air minum. Tanpa pikir panjang seorang pelayan segera membawa bejana yang berisi air yang sebelumnya telah didinginkan. Sebelum Harun Ar Rasyid meminum air itu, ia berkata kepada Ibnu As Simaak: “Berilah aku petuah!” Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan Ibnu As Simaak pun segera berkata kepadanya: “Wahai Amirul Mukminin! Berapakah engkau akan menghargai air minum itu bila engkau sedang kehausan dan ternyata aku menghalangimu darinya?” Harun pun menjawab: “Dengan separoh kerajaanku.” Selanjutnya Ibnu As Simaak berkata: “Silahkan engkau menikmati air minummu.” Dan seusai Harun Ar Rasyid meminum air itu, Ibnu As Simaak kembali bertanya: “Bayangkan andai aku menghalang-halangi air minum yang telah engkau minum untuk keluar dari tubuhmu (menyumbat saluran air senimu), berapakah biaya yang akan engkau keluarkan agar air senimu dapat keluar?” Harun Ar Rasyid pun kembali menjawab: “Sebesar sisa kerajaanku.” Mendengar jawaban ini, Ibnu As Simak pun menimpalinya dengan berkata: “Suatu kerajaan yang separohnya dihargai dengan seteguk air, dan sisanya dihargai dengan air seni, tidaklah pantas untuk diperebutkan.” Mendengar petuah ini, spontan Harun Ar Rasyid pun menangis tersendu-sendu. (Tarikh At Thobary 6/538 & Al Bidayah wa An Nihayah 10234)
اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الإِيْمَانَ وَزَيِّنْهُ فِيْ قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنِ. اللَّهُمَّ تَوَفَّنَا مُسْلِمِيْنَ وَأَحْيِنَا مُسْلِمِيْنَ وَأَلْحِقْنَا بِالصَّالِحِيْنَ غَيْرَ خَزَايَا وَلاَ مَفْتُوْنِيْنَ. آمين
“Ya Allah, limpahkanlah kepada kami kecintaan kepada keimanan dan jadikanlah keimanan itu indah dalam hati kami. Limpahkanlah kepada kami kebencian kepada kekufuran, kefasikan, dan kemaksiatan. Jadikanlah kami termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk. Ya Allah wafatkanlah kami dalam keadaan muslim, dan hidupkanlah kami dalam keadaan muslim, dan kumpulkanlah kami dengan orang-orang sholeh tidak dalam keadaan hina, tidak juga tertimpa fitnah.” Amiin.
***
Penulis: Ustadz Muhammad Arifin Badri, M.A.
Artikel www.pengusahamuslim.com
Siapa Bilang Pengusaha bukan Hamba Tuhan!
Pernahkah Anda mendengar gurauan ini?
Ada lima kategori hamba Tuhan yang sesuai dengan nama kitab-kitab Taurat:
a. Orang yang lebih suka mendengar suara setan yang memelintir firman Tuhan alias hamba Tuhan jadi-jadian (“Kejadian”).
b. Orang yang disebut hamba Tuhan karena “keluaran” sekolah teologi.
c. Hamba Tuhan kategori ketiga adalah orang yang mengalami lahir baru alias dilahirkan kembali sebagai keturunan imam (“Imamat”).
d. Hamba Tuhan yang blessing minded, yaitu orang yang suka hitung-hitungan dengan Tuhan (“Bilangan”).
e. Yang terakhir adalah orang yang masih senang mengulang perbuatan manusia lama alias hamba Tuhan “ulangan”, Anda mau termasuk kategori yang mana?
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib. (I Petrus 2:9).
Salah satu implikasi dari reformasi gereja adalah pemulihan “keimaman semua orang percaya” (the priesthood of all believers). Ini amat penting, namun sering dilupakan. Sampai saat ini, kita masih sering mendengar pembedaan kelompok imam dan awam. Pilihan tegasnya adalah menjadi hamba Tuhan atau menjadi hamba setan. Semestinya kita semua adalah hamba Tuhan. Pendeta adalah hamba Tuhan. Doker adalah hamba Tuhan. Profesional, karyawan, atau pengusaha, semua adalah hamba Tuhan.
Jika Anda adalah seorang pengusaha, buku ini ditujukan bagi Anda dan mengajak Anda untuk menjadi pengusaha yang diurapi untuk memberkati banyak orang melalui bisnis Anda, melalui karunia yang Tuhan percayakan kepada Anda, dan melalui segenap kehidupan Anda!
Wirausahawan (Inggris : Entrepreneur) adalah orang yg pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.[1]
Kelebihan - kelebihan yang dimiliki,yaitu:
1. Kesempatan untuk mewujudkan cita-cita.
2. Kesempatan untuk menciptakan perubahan.
3. Untuk mencapai potensi penuh Anda.
4. Untuk menuai keuntungan yang mengesankan.
5. Memberikan kontribusi kepada masyarakat dan mendapatkan pengakuan untuk usaha Anda.
6. Dapat melakukan apa yang disukai dan bersenang-senang.
Kekurangan yang dimiliki,yakni:
1. Ketidakpastian pendapatan, mendirikan dan menjalankan bisnis tidak memberikan jaminan akan mendapatkan cukup uang untuk bertahan hidup.
2. Risiko kehilangan seluruh investasi, tingkat kegagalan bisnis kecil relatif tinggi.
3. Jam kerja yang panjang dan bekerja keras, dun & Survei bradsheet melakukan survey, 65% dari wirausahawan mencurahkan waktunya 40 jam atau lebih setiap minggunya untuk perusahaan mereka.
4. Kualitas hidup lebih rendah sampai bisnis didirikan.
5. Tanggung jawab kompleks, banyak pengusaha diharuskan untuk membuat keputusan mengenai isu-isu di luar bidang ilmu.
6. Putus asa,sangat membutuhkan dedikasi, disiplin, dan keuletan untuk mengatasinya.
1. Keinginan untuk preferensi tanggung jawab atas risiko yang lebih besar, wirausahawan tidak mengambil resiko secara liar melainkan memperhitungkan terlebih dahulu risiko yang akan diambil.
2. Keyakinan akan kemampuan mereka untuk berhasil. Biasanya memiliki kepercayan diri terhadap kemampuan mereka untuk berhasil.
3. Keinginan untuk hasil segera.
4. Tingkat tinggi energi, lebih energik daripada rata-rata orang.
5. Orientasi terhadap masa depan. Berorientasi pada masa depan, wirausahawan kurang peduli dengan apa yang telah mereka lakukan kemarin dibandingkan dengan apa yang akan mereka lakukan besok.
6. Keahlian dalam pengorganisasian, tahu bagaimana menempatkan orang yang tepat di tempat yang tepat.
7. Secara efektif mencipatakan sinergi antara orang dan pekerjaan, sehingga memungkinkan wirausahawan untuk mewujudkan visi mereka menjadi kenyataan.
8. Nilai prestasi atas uang.
1.Penemu, mendefinisikan konsep, unik, baru, penemuan atau metodologi
2.Inovator, menerapkan sebuah teknologi baru atau metodologi untuk memecahkan masalah baru.
3.Marketer, mengidentifikasi kebutuhan di pasar dan memenuhinya dengan produk baru atau produk substitusi yang lebih efisien.
4.Oportunis, pada dasarnya sebuah broker, pialang, yang menyesuaikan antara kebutuhan dengan jasa diberikan dan komisi.
1. Kesalahan Dalam Mengelola
2. Kurangnya Pengalaman
Manajer bisnis kecil perlu memiliki pengalaman jika mereka ingin mengembangkan usahanya.
3. Kontrol Keuangan Kurang
Bisnis yang sukses membutuhkan kontrol keuangan yang tepat.
4. Upaya Pemasaran yang Lemah,
Membangun konsumen untuk bertambah secara berkesinambungan membutuhkan usaha, pemasaran secara terus-menerus dan kreatif. Slogan, pelanggan secara otomatis akan datang, hampir tidak pernah terjadi.
5. Kegagalan untuk Mengembangkan Rencana Strategis.
Gagal dalam merencanakan, berarti gagal untuk bertahan .
6. Pertumbuhan Tidak Terkendali
Pertumbuhan adalah hal yang alami, sehat dan diinginkan oleh setiap perusahaan. Namun, harus direncanakan dan dikendalikan. Pakar manajemen Peter Drucker berkata perusahaan-perusahaan baru lebih baik untuk memperkirakan pertumbuhan modal hanya setiap peningkatan penjualan 40 hingga 50 persen.
7. Lokasi Kurang Strategis
Memilih lokasi yang tepat adalah sebagian seni dan sebagian ilmu. Seringkali, lokasi bisnis dipilih tanpa penelitian yang benar, investigasi, dan perencanaan.
8. Kontrol Persediaan yang Barang Buruk
Pengendalian persediaan barang adalah salah satu tanggung jawab manajerial yang sering terabaikan.
9. Harga Tidak Tepat
Menetapkan harga yang tepat sehingga menghasilkan keuntungan yang diperkirakan menuntut pemilik bisnis mengerti berapa biaya untuk membuat, memaasarkan dan mendistribusikan barang dan jasa.
10. Ketidakmampuan dalam Membuat Transisi Entreprenurial
Setelah memulai,akan terjadi pertumbuhan, biasanya membutuhkan gaya manajemen yang sangat berbeda. Pertumbuhan mengharuskan wirausahawan untuk mendelegasikan wewenangnya dan tidak menangani - kegiatan operasional sehari-hari - sesuatu yang tidak bisa dilakukan olehnya.
Berikut adalah solusi untuk mengatasinya:[8]
1. Mengenal bisnis secara mendalam.
2. Mengembangkan rencana bisnis yang matang.
3. Mengelola keuangan.
4. Memahami laporan keuangan.
5. Belajar mengelola manusia secara efektif.
6. Jaga kondisi Anda.
Banyak orang menganggap bahwa modal utama untuk mulai menjadi
pengusaha adalah uang sejuta, dua juta, semilyar, sepuluh milyar dan
sebagainya.
Ada juga yang menganggap menjadi pengusaha harus dimulai dengan membuka warung, toko, kantor atau bahkan pabrik. Kalau benar anggapan ini, tentu sama saja membenarkan anggapan bahwa modal utama menjadi pengusaha adalah modal uang yang besar. Padahal kenyataannya, modal utama menjadi pengusaha bukanlah modal uang yang besar atau harus dimulai dari membuka warung, toko, kantor atau pabrik dengan modal uang besar.
Yang benar adalah, modal uang yang besar baru dibutuhkan nanti bila usaha kita sudah berkembang menjadi besar, dan pada saat usaha kita berkembang besar, akan ada banyak sekali pihak yang berlomba-lomba meminjamkan uangnya untuk diputar pada usaha kita. Kenapa mereka berlomba-lomba? Karena mereka yang berlomba memberi pinjaman modal kepada kita itu mengharapkan bagi hasil atau bunga, atau apa pun istilahnya, agar jumlah uang mereka bertambah setelah diputar pada usaha kita, yang sudah terbukti sukses berkembang.
Tentang toko, warung, kantor, apalagi pabrik, semuanya juga bukanlah syarat utama untuk merintis jalan menjadi pengusaha. Toko, warung, kantor, atau pabrik baru diperlukan nanti ketika usaha kita sudah berkembang sedemikian rupa sehingga benar-benar membutuhkannya.
Sedikit berbagi kisah nyata...Saya bersama dengan 2 adik kandung mendirikan S1TOK Communication, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang desain grafis & offset, hanya dengan modal uang Rp 225.000 pada pertengahan tahun 2003. Itu pun yang Rp 25.000 hasil ngutang kepada teman, dan tanpa kantor atau toko sama sekali. Pada awalnya, semua operasi kami kendalikan dari sebuah rumah tua di sebuah gang yang merupakan pinjaman gratis 100% dari teman kami yang baik hati. Peralatan untuk mendesain dan memproduksi pesanan? Kami pinjam dari teman juga, dengan berbagi hasil bila ada untungnya. Bila tidak? Ucapan terima kasih dan sikap baik untunglah sudah mereka anggap cukup.
Mulai tahun 2006, omzet kami sudah dalam angka ratusan juta/ tahun, mampu menyewa kantor 10 meter dari jalan utama kota kami, memiliki beberapa alat produksi sendiri, dan mencermati perkembangan yang ada, pada tahun 2010 semoga kami mulai memperoleh omzet hitungan milyar pertama kami. Tidak buruk untuk sebuah perusahaan yang dimulai dengan modal seadanya bukan?
Jadi, jika bukan modal uang yang besar, apa modal utama menjadi pengusaha? Salah satunya adalah PERMINTAAN. Maksudnya? Pernahkah Anda mengalami salah satu atau beberapa situasi berikut ini?
1. Anda pandai bermain musik atau menyanyi. Teman-teman sekolah atau kantor Anda suka jika Anda bermain musik atau bernyanyi. Karena kecanduan, beberapa teman mulai meminta Anda untuk memeriahkan acara ulang tahun mereka dengan musik atau nyanyian Anda.
2. Anda mampu menggambar dengan baik. Banyak yang meminta Anda untuk menggambar sesuatu untuk menghias pintu kamar, komputer, atau tas mereka.
3. Orang mengagumi cara Anda berbicara. Akhirnya banyak dari mereka yang meminta Anda menjadi pemandu acara ulang tahun, reuni sekolah atau pernikahan mereka.
4. Anda termasuk orang yang memiliki kemampuan menulis yang baik. Banyak dari teman Anda yang meminta Anda menuliskan laporan atau makalah yang harus mereka buat.
5. Anda terkenal sebagai orang yang jago memilih barang berkualitas tinggi atau berharga miring. Banyak dari teman yang akhirnya sering nitip uang minta dibelikan segala sesuatu yang mereka inginkan kepada Anda, karena yakin kalau pilihan Anda pasti benar-benar bagus atau berharga miring.
6. Siapa pun mengakui kalau Anda mampu menghasilkan masakan yang lezat. Banyak tetangga yang akhirnya minta tolong dibuatkan masakan ini-itu kepada Anda.
7. Anda memiliki rumah dengan pekarangan yang lumayan luas. Anda hobi menanaminya dengan berbagai macam buah-buahan. Biasanya, saat panen banyak dari teman atau tetangga yang meminta hasil kebun Anda.
8. Soal elektronik Anda jagonya. TV, radio, CD, AC, komputer, HP atau benda apa pun asalkan elektronik, Anda mampu memperbaiki atau menjadikannya lebih baik. Gara-gara kemampuan ini, Anda sering diminta membetulkan atau meng-upgrade alat-alat elektronik tetangga atau teman.
9. Anda paling hobi menciptakan keindahan ruang di manapun Anda tinggal. Banyak dari teman atau keluarga yang heran tiap kali Anda menginap di rumah mereka, ruangan yang Anda tinggali jadi lebih rapi dan enak dipandang mata. Akhirnya beberapa di antara kenalan Anda ada yang meminta Anda membantu menatakan rumah baru mereka atau ruangan tempat mereka akan mengadakan acara khusus.
10. Anda adalah internet dan komputer mania. Karena hobi yang satu ini, Anda jadi punya banyak sekali wawasan tentang sumber-sumber freeware, dan banyak dari teman Anda yang meminta dicarikan dan diinstallkan macam-macam freeware bagi mereka.
11. Entah karena apa, banyak dari teman atau saudara Anda yang ketika ingin menjual miliknya, meminta Anda untuk membantu menjualkannya. Dan anehnya, banyak di antaranya yang benar-benar laku terjual berkat jasa tangan dingin Anda.
Dalam 11 contoh di atas Anda pasti berhasil melihat dengan jelas ada orang lain yang meminta Anda melakukan sesuatu untuk mereka. Dengan kata lain, di sana telah terjadi sesuatu yang bernama PERMINTAAN. Masih banyak contoh lain, yang dengan kreativitas dan kecerdasan Anda bisa Anda temukan sendiri.
فإن أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه و سلم ،
وشر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة في النار.
Segala puji hanya milik Allah Ta’ala, Dzat yang telah mengaruniakan
berbagai kenikmatan kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga
senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga, dan seluruh
sahabatnya. Amiin.Pendahuluan
Bumi beserta isinya yang demikian luas dan besar, tidaklah terwujud begitu saja.Tidaklah langit dan bumi beserta seluruh makhluq yang berada diantara keduanya diciptakan begitu saja alias sia-sia.
وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لَاعِبِينَ . مَا خَلَقْنَاهُمَا إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ .
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (Qs. Ad Dukhan: 38-39)
Saudaraku! Tahukah anda bahwa bumi beserta isinya adalah milik anda. Bumi beserta segala isinya adalah karunia Allah untuk anda.
Bila anda adalah seorang yang benar-benar beriman, niscaya anda benar-benar merasakan karunia Allah ini. Di mata anda, bumi beserta isinya ada untuk anda bukan sebaliknya, anda ada untuk bumi beserta isinya.
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُم مَّا فِي الأَرْضِ جَمِيعاً
“Dialah Allah Yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu.” (Qs. Al Baqarah: 29)
Imam para ahli tafsir, yaitu Ibnu Jarir At Thabari menafsirkan ayat ini dengan berkata:
فأخبرهم جل ذكره أنه خلق لهم ما في الأرض جميعًا، لأنّ الأرضّ وجميعَ ما فيها لبني آدم منافعُ. أما في الدين، فدليلٌ على وحدانية ربهم، وأما في الدنيا فمعاشٌ وبلاغ لهم إلى طاعته وأداء فرائضه. فلذلك قال جل ذكره:”هو الذي خلق لكم ما في الأرض جميعًا”.
“Allah Ta’ala Yang Maha Agung mengabarkan bahwa Ia menciptakan segala yang ada di bumi hanyalah untuk kepentingan umat manusia. Karena bumi beserta isinya berfungsi untuk memenuhi kepentingan umat manusia. Adapun dalam urusan agama, maka bumi beserta isinya merupakan bukti nyata akan ke-Esaan Allah. Sedangkan dalam urusan dunia, maka padanya terdapat sumber-sumber kehidupan dan bekal mereka untuk menjalankan ketataan kepada Allah. Oleh karena itu Allah Ta’ala menegaskan bahwa: Dialah Yang telah menciptakan segala isi bumi demi kepentinganmu.” (Tafsir At Thabari 1/426)
Tujuan Hidup Seorang Muslim
Allahu Akbar! Bumi beserta isinya diciptakan demi kemaslahatan kita; umat manusia.
Tidakkah anda bertanya: Bumi yang begitu luas, beserta isinya yang begitu beraneka ragam, diciptakan untuk kepentingan saya? Mengapa demikian besar karunia Allah kepada saya?
Saudaraku, ketahuilah bahwa jawaban pertanyaan anda ini hanya ada satu, yaitu yang termaktub pada firman Allah Ta’ala berikut:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Qs. Az Dzariyat: 56)
Sikap ini tentu berbeda dengan sikap sebagian kita yang silau oleh gemerlap kehidupan dunia, hingga mengalahkan akal sehat dan imannya. Perhiasan hidup dunia lebih ia cintai dibanding lainnya, sehingga segala aktifitasnya bertujuan untuk menumpuk keuntungan dunia.
ذَلِكَ بِأَنَّهُمُ اسْتَحَبُّواْ الْحَيَاةَ الْدُّنْيَا عَلَى الآخِرَةِ وَأَنَّ اللّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
“Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.” (Qs. An Nahl: 107)
Ia mengorbankan jiwa, raga dan bahkan agamanya guna mendapatkan keuntungan dunia. Dunia adalah cita-cita dan tujuan hidupnya, kemewahan harta benda adalah harapan tertingginya:
أُولَـئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُاْ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِالآَخِرَةِ فَلاَ يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلاَ هُمْ يُنصَرُونَ
“Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat, maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong.” (Qs. Al Baqarah : 86)
Saudaraku! Mungkin anda akan berkata bahwa anda pasti bahagia dengan harta benda yang melimpah, istana yang megah dan kendaraan yang mewah. Demikianlah persepsi banyak orang, dan demikianlah impian mereka.
Ketahuilah, saudaraku! Sesungguhnya masing-masing kita adalah hamba sahaya bagi rasa cintanya. Bila anda mencintai wanita, maka anda pasti rela untuk mengabdi dan berkorban dengan apa saja demi menuruti keinginan wanita idaman anda. Bila anda adalah pencinta harta benda, maka andapun pasti rela mengorbankan segala yang anda punya demi mendapatkan dan menjaganya. Inilah yang mendasari nenek moyang kita untuk berpetuah: cinta adalah pengorbanan.
Tatkala anda mencintai sesuatu dari apa yang telah saya sebutkan di atas, dan berkorban untuknya, pasti anda meyakini bahwa kebahagiaan anda akan terwujud dengannya. Akan tetapi apakah keyakinan anda ini benar-benar nyata? Coba renungkan baik-baik.
Imam Ibnul Qayyim menjelaskan tentang kaitan kebahagian dengan kecintaan seseorang terhadap hal-hal tersebut: “Barang siapa mencintai sesuatu selain Allah Azza wa Jalla, pasti ia merasakan penderitaan karenanya. Baik ia berhasil mendapatkan hal yang ia cintai atau tidak. Bila ia tidak berhasil mendapatkannya, pasti ia tersiksa dan menderita, Sebesar rasa cintanyalah siksa dan derita yang ia rasakan. Dan bila ia berhasil mendapatkannya, maka sebelum berhasil mendapatkannya ia pasti terlebih dahulu menderita, setelah ia mendapatkannya penderitaanya pun terus berlanjut hingga setelah sesuatu yang ia cintai itu sirna, derita dan penyesalan tetap merudung hidupnya. Dengan demikian, derita dan lara yang menderanya melebihi kesenangan yang berhasil ia rasakan. Dinyatakan oleh seorang penyair:
Tiada manusia yang lebih nestapa dibanding orang yang sedang dirundung asmara
Ia mabuk kepayang karna mengharap manisnya asmara.
Tangis dan duka tak kunjung berpisah darinya
takut akan perpisahan atau rindu yang slalu melandanya.
Ia menangis bila jauh karena rindu kepayang
Ia menangis bila dekat, karna perpisahan yang akan datang menghadang.
Panas slalu matanya tatkala berjumpa
dan panas slalu matanya karna perpisahan telah menerpa. (Ighatsatul Lahafan 1/39-40)
Demikianlah gambarannya anak manusia yang dilanda asmara dan cinta terhadap sesuatu dari kehidupan dunia.
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاء وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (Qs. Ali Imran: 14)
Saudaraku! sudikah kiranya anda aku tunjukkan terhadap cinta yang pasti mendatangkan kebahagiaan yang abadi dan tak akan pernah sirna? Cinta yang pasti mewujudkan kedamaian dan riang gembira sepanjang masa? Walau badai kehidupan datang menerpa, walau cobaan dunia silih berganti, kebahagiaan anda tidak akan lekang karenanya dan juga tak kan pernah padam olehnya.Itulah cinta kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya.
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إن أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ، فَكَانَ خَيْرًا له، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ، صَبَرَ، فَكَانَ خَيْرًا له
“Sungguh mengherankan urusan seorang yang beriman, sungguh seluruh urusannya baik, dan hal itu tidak mungkin dimiliki melainkan oleh orang yang beriman. Bila ia ditimpa kesenangan, ia bersyukur, maka kesenangan itu baik baginya. Dan bila ia ditimpa kesusahan, ia bersabar, maka kesusahan itu baik baginya.” (Riwayat Muslim)
Cinta kepada Allah yang senantiasa membangkitkan rasa syukur dan kesabaran.
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
“Sesungguhnya besarnya pahala bersama besarnya ujian, dan sesungguhnya bila Allah Azza wa Jalla bila mencintai suatu kaum, maka Ia akan menguji mereka, barang siapa yang ridha (lapang dada) niscaya ia mendapatkan keridhaan pula, dan barang siapa yang benci, niscaya iapun mendapatkan kebencian.” (Riwayat Ahmad, At Tirmizi dan dinyatakan sebagai hadits shahih oleh Al Albani)
Hanya dengan kedua amalan inilah anda akan benar-benar merasakan nimatnya hidup dan indahnya dunia.
عَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه و سلم قَالَ: ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا ، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ
Diriwayatkan dari sahabat Anas radhiallahu ‘anhu, ia meriwayatkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tiga perangai, barang siapa yang ketiga-tiganya telah terealisasi pada dirinya, niscaya ia merasakan manisnya keimanan: Apabila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding selain keduanya, ia mencintai orang lain, tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, dan ia membenci untuk kembali kepada kekufuran, bagaikan kebenciannya bila akan dicampakkan ke dalam kobaran api.” (Muttafaqun ‘alaih)
Saudaraku! Dalam mengarungi kehidupan dunia ini, anda pasti melalui dua jenis kejadian; yaitu kesenangan atau kesusahan. Agar kedua hal ini tidak merusak kedamaian dan kebahagiaan anda, maka dalam menghadapinya, anda membutuhkan kepada dua hal:
- Syukur.
- Kesabaran.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan ingatlah tatkala Tuhanmu mengumandangkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku) maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Qs. Ibrahim: 7)
Dan dengan bersabar, berarti ketabahan anda dalam menghindarkan segala hal yang dapat membinasakan kenikmatan anda, serta mewujudkan segala hal yang dapat menjaga keutuhannya.
Bila anda sedang dalam kesusahan, maka anda bersabar untuk tidak berkeluh kesah, karena kesusahan sebenarnya diwujudkan demi kemaslahatan anda. Betapa tidak, anda merasa susah dengan panasnya terik matahari, akan tetapi betapa banyak kemaslahatan yang anda peroleh darinya. Betapa banyak kemaslahatan yang dapat anda petik dari berbagai musibah dan kesusahan lainnya.
Coba renungkan, dengan seksama, pelajaran dan pengalaman berharga dalam hidup anda lebih banyak didapatkan dari kegagalan atau kesusahan yang pernah menimpa anda atau orang lain daripada dari keberhasilan dan kemudahan. Karenanya, dahulu orang-orang tua kita berpetuah: kegagalan adalah awal dari keberhasilan.
Dengan demikian, walaupun awalnya adalah pedih dan susah, akan tetapi akhirnya adalah manis dan keberhasilan, dengan demikian kesusahan dan musibah di dunia dapat berubah menjadi kenikmatan yang patut disyukuri. Oleh karena itu, ‘Aisyah mengisahkan kepada kita sikap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menghadapi dua keadaan ini dengan berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا رَأَى مَا يُحِبُّ قَالَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ. وَإِذَا رَأَى مَا يَكْرَهُ قَالَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ. رواه ابن ماجة وابن السني والطبراني وصححه الألباني
Dahulu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bila mendapatkan sesuatu yang beliau senangi, beliau segera berucap: “Segala puji syukur hanya milik Allah yang atas karunia-Nyalah segala kebaikan dapat terwujud”, dan bila mendapatkan sesuatu yang beliau benci, beliau berucap: “Segala puji syukur hanya milik Allah dalam segala keadaan yang menimpa.” (Riwayat Ibnu Majah, Ibnu As Sunni, At Thabrani dan dinyatakan sebagai hadits shohih oleh Al Albani)
Dengan senantiasa menyandingklan syukur dan sabar yang merupakan aplikasi langsung dari kecintaan kepada Allah demikian inilah, kebahagian hidup dan kedamaian cinta akan terwujud dalam hidup anda.
Inilah hikmah dijadikannya kecintaan kepada Allah sebagai inti dari seluruh syari’at Isalam, bahkan syari’at seluruh nabi yang pernah diutus ke dunia.
Ibnul Qayyim berkata: “Inti ajaran kitab-kitab Allah Ta’ala yang pernah diturunkan dari yang pertama hingga yang terakhir adalah perintah untuk mencintai Allah dan segala konsekwensinya serta larangan dari mencintai yang menyelisihi kecintaan kepada Allah dan segala yang menjadi konsekwensinya.” (Ighatsatul Lahafan 2/133)
Saudaraku! apapun aktifitas dan profesi anda di dunia ini, bila kecintaan kepada Allah telah tumbuh-subur dalam jiwa anda, niscaya anda menjadi ringan hati dalam menjalankan setiap ketataan dan menjauhi setiap kemaksiatan.
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ . قُلْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَالرَّسُولَ فإِن تَوَلَّوْاْ فَإِنَّ اللّهَ لاَ يُحِبُّ الْكَافِرِينَ
“Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah, “Taatilah Allah dan Rasul-Nya; Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir.” (Qs. Ali Imran: 31-32)
Bila kecintaan kepada Allah telah tumbuh subur dalam jiwa anda, maka kecintaan ini akan tercermin pada setiap aktifitas anda:
مَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ، وَأَبْغَضَ لِلَّهِ، وَأَعْطَى لِلَّهِ، وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ الإِيمَانَ. رواه أبو داود والطبراني وصححه الألباني
“Barang siapa yang mencintai karenma Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, dan mencegahpun karena Allah, berarti ia telah mencapai kesempurnaan iman.” (Riwayat Abu Dawud, At Thabrani dan dinyatakan sebagai hadits shahih oleh Al Albani)
Peranan Cinta Kepada Allah Dalam Kehidupan Pengusaha Muslim
Telah disinggung di atas bahwa kecintaan kepada Allah yang telah tertanam dalam jiwa seorang muslim akan menjadi asas setiap aktifitasnya. Bila dia adalah seorang negarawan, maka kecintaan kepada Allah akan terpancar pada setiap kebijaksanaan dan keputusan yang ia lahirkan. Bila ia adalah seorang petani, maka kecintaan kepada Allah-pun akan terpancar pada kegiatan pertaniannya. Dan bila ia adalah seorang pengusaha alias pedagang, maka perdagangannya pasti mencerminkan akan kecintaanya kepada Allah.
Berikut beberapa cerminan nyata dalam kehidupan seorang pengusaha yang benar-benar mencintai Allah Ta’ala:
CERMINAN PERTAMA: Perniagaannya tidak menjadikannya melalaikan Allah.
Ini adalah cerminan utama seorang yang beriman dan cinta kepada Allah. Perniagaan baginya adalah sarana penunjang untuk melancarkan amalannya berzikir dan beribadah kepada Allah.
رِجَالٌ لَّا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَن ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاء الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ
“Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, mendirikan shalat, dan membayarkan zakat. Mereka takut pada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.” (Qs. An Nur: 37)
Ibnu Katsir menafsirkan ayat in dengan berkata: “Mereka tidak disibukkan oleh urusan, perhiasan, kenikmatan dan keuntungan dunia dari mengingat Tuhan mereka yang telah menciptakan dan melimpahkan rizki kepada mereka. Mereka senantiasa sadar bahwa kenikmatan di sisi Allah lebih baik dan berguna dibanding segala kekayan yang ada padanya. Yangd demikian itu karena kekayan yang mereka miliki akan sirna sedangkan kenikmatan di sisi Allah kekal abadi.” (Tafsir Ibnu katsir 6/68)
Keuntungan dunia bagi seorang mukmin adalah modal untuk menggapai keuntungan di sisi Allah. Betapa meruginya bila keuntungan dunia digapai dengan mengorbankan keuntungan akhirat.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَن ذِكْرِ اللَّهِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (Qs. Al Munafiqun: 9)
CERMINAN KEDUA: Tujuan perniagaan yang luhur.
Setiap manusia yang berakal sehat pasti memiliki tujuan dari setiap aktifitas yang ia lakukan. Hanya orang yang kurang sempurna akalnya sajalah yang beraktifitas tanpa tujuan yang jelas. Karena perbuatan yang tidak memiliki tujuan yang jelas adalah perbuatan sia-sia. Dan perbuatan yang sia-sia adalah kebiasan orang-orang yang jahil alias bodoh:
Sebagai seorang muslim yang cinta kepada Allah pasti memiliki tujuan-tujuan yang luhur dari setiap perniagaannya. Berikut beberapa tujuan terpuji nan luhur yang seyogyanya dimiliki oleh seorang pengusaha muslim:
1. Dapat hidup layak dan terhormat.
عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ صَدَقَةٌ، قِيلَ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ يَجِدْ؟ قَالَ: يَعْتَمِلُ بِيَدَيْهِ فَيَنْفَعُ نَفْسَهُ وَيَتَصَدَّقُ، قَالَ: قِيلَ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ؟ قَالَ: يُعِينُ ذَا الْحَاجَةِ الْمَلْهُوفَ، قَالَ: قِيلَ لَهُ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ؟ قَالَ: يَأْمُرُ بِالْمَعْرُوفِ أَوِ الْخَيْرِ، قَالَ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ يَفْعَلْ؟ قَالَ: يُمْسِكُ عَنِ الشَّرِّ فَإِنَّهَا صَدَقَةٌ. رواه متفق عليه
“Wajib atas setiap orang muslim untuk bersedekah.” Dikatakan kepada beliau: “Bagaimana bila ia tidak mampu?” Beliau menjawab: “Ia bekerja dengan kedua tangannya, sehingga ia menghasilkan kemanfaatan untuk dirinya sendiri dan (dengannya ia dapat) bersedekah.” Dikatakan lagi kepadanya: “Bagaimana bila ia tidak mampu juga?” Beliau menjawab: “Ia dapat membantu orang yang benar-benar dalam kesusahan.” Dikatakan lagi kepada beliau: “Bagaimana bila ia tidak mampu juga?” Beliau menjawab: “Ia memerintahkan yang ma’ruf atau kebaikan.” Penanya kembali berkata: “Bagaimana bila ia tetap saja tidak (mampu) melakukannya?” Beliau menjawab: “Ia menahan diri dari perbuatan buruk, maka sesungguhnya itu adalah sedekah.” (Muttafaqun ‘alaih)
Pada suatu hari Al Fudhail bin ‘Iyaadh berkata kepada Abdullah bin Al Mubarak: “Engkau menganjurkan kami untuk berzuhud, hidup sederhana, dan hanya mencukupkan diri dengan sedikit harta, sedangkan kami menyaksikanmu terus-menerus berniaga, bagaimana ini?” Abdullah bin Al Mubarak menjawab: “Wahai Abu Ali, sesungguhnya aku melakukan ini semua hanyalah untuk menjaga kehormatan dan harga diriku, dan sebagai bekal untuk menjalankan keta’atan kepada Allah.” Mendengar jawaban ini Al Fudhail berkata: “Betapa indahnya hal ini wahai Ibnul Mubarak bila benar-benar dapat terwujud.” (Siyar A’alam An Nubala’ 8/387).
Saudaraku! bila anda sedikit merenung lalu bertanya kepada diri sendiri? Mengapa saya harus capek-capek bekerja, bating tulang dan peras keringat? Saya kira jawaban pertama yang akan terbetik di benak anda ialah: “Ya agar dapat mencukupi kebutuhan sendiri dan kalo bisa agar dapat makan enak, tidur nyenyak, berpakaian layak dan memiliki tabungan banyak, alias hidup kaya raya.”
Saudaraku! tahukah anda bahwa Allah Ta’ala telah menjanjikan hal itu kepada anda bila anda memusatkan perhatian dan pikiran anda pada kecintaan kepada Allah?
من كانت همه الآخرة جمع الله له شمله و جعل غناه في قلبه و أتته الدنيا راغمة و من كانت همه الدنيا فرق الله عليه أمره و جعل فقره بين عينيه و لم يأته من الدنيا إلا ما كتب الله لهز رواه هناد في الزهد وصححه الألباني
“Barang siapa yang pikirannya terpusat pada urusan akhirat, niscaya Allah akan menyatukan urusannya, menjadikan kekayaannya ada pada hatinya, dan kekayaan dunia akan menghampirinya dengan tunduk lagi mudah. Sedangkan barang siapa yang pikirannya terpusat pada urusan dunia, niscaya Allah akan mencerai-beraikan urusannya, kemiskinan selalu berada di depan matanya, dan tidak ada dari kekayaan dunia yang menghampirinya selain yang telah Allah tuliskan untuknya.” (Riwayat Al Hannad dalam kitab Az Zuhud dan dinyatakan oleh Al Albani sebagai hadits shahih)
Nuruddin bin Abdul Hadi As Sindy mengomentari hadits ini dengan berkata: “Kesimpulannya, setiap rizqi yang telah dituliskan untuk seorang hamba pasti akan datang menghampirinya. Hanya saja barang siapa yang berjuang membangun kehidupan akhirat, niscaya rizkinya akan menghampirinya dengan begitu mudah. Sedangkan orang yang hanya berpikir mengejar keuntungan dunia, rizkinya hanya akan ia peroleh dengan penuh susah payah. Dengan demikian orang yang berjuang membina kehidupan akhirat berhasil menggabung keuntungan dunia dan akhirat. Sedangkan tujuan utama dari mencari rizki adalah untuk dapat hidup dengan nyaman, dan itu benar-benar berhasil digapai oleh pejuang akhirat. Sedangkan pejuang dunia ditimpa kerugian di dunia dan akhirat, karena selama di dunia ia senantiasa menanggung kesusahan dalam upaya mencari harta. Bila demikian adanya, maka apalah gunanya harta benda bila pemiliknya tidak pernah merasakan kenyamanan?”
2. Memenuhi kebutuhan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya.
Nafkah yang kita berikan kepada anak dan istri serta orang-orang yang menjadi tanggung jawab anda merupakan infak yang paling utama.
دِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى رَقَبَةٍ وَدِينَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِينٍ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ أَعْظَمُهَا أَجْرًا الَّذِى أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ. رواه مسلم
“(Perbandingan pahala antara) uang satu dinar yang engkau infakkan di jalan Allah (jihad di jalan Allah), satu dinar yang engkau belanjakan untuk memerdekakan budak, satu dinar yang engkau infakkan kepada orang miskin, dan satu dinar yang engkau infakkan untuk memenuhi kebutuhan keluargamu, yang paling besar pahalanya ialah yang engkau infakkan untuk menafkahi keluargamu.” (Riwayat Muslim)
Pada riwayat lain nabi berpesan kepada sahabat Sa’ad bin Abi Waqqaas radhiallahu ‘anhu dengan sabdanya:
إنك أن تذر ورثتك أغنياء خير من أن تذرهم عالة يتكففون الناس، وإنك لن تنفق نفقة تبتغي بها وجه الله إلا أجرت بها حتى ما تجعل في في امرأتك. متفق عليه
“Sesungguhnya bila engkau meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya, lebih baik daripada engkau meninggalkan mereka dalam keadaan miskin dan meminta-minta kepada orang lain. Dan sesungguhnya engkau tidaklah menafkahkan suatu nafkah yang engkau mengharap dengannya keridhaan Allah, melainkan engkau akan diberi pahala karenanya, sampaipun suapan makanan yang engkau suapkan ke mulut istrimu.” (Muttafaqun ‘alaih)
Sebaliknya, menterlantarkan orang-orang yang wajib anda nafkahi, adalah perbuatan dosa yang sangat besar:
كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يَحْبِسَ عَمَّنْ يَمْلِكُ قُوتَهُ. رواه أحمد والبيهقي وأصل الحديث رواه مسلم
“Cukuplah sebagi dosa (yang akan membinakan-pen) seseorang, bila ia menterlantarkan nafkah orang-orang yang wajib ia nafkahi.” (HR. Ahmad, dan Al Baihaqy dan hadits ini diriwayatkan juga oleh Imam Muslim tanpa menyebutkan kisah sebelumnya)
Imam Al Khatthabi menjelaskan: “Hadits ini adalah suatu isyarat bahwa tidak sepantasnya seseorang itu bersedekah dengan hartanya, sehingga menjadikan nafkah keluarganya tidak tercukupi. Bila ia melakukan hal ini, maka bukannya pahala yang ia peroleh, akan tetapi dosa besar yang ia sandang.” (‘Aunul Ma’bud 5/76)
3. Keuntungan dunia adalah ladang untuk menyemai bekal bagi kehidupan di akhirat.
Sebagai anggota masyarakat, tentunya anda beritikad untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna. Dan diantara bentuk jasa yang dapat anda berikan kepada masyarakat anda ialah dengan banyak-banyak memberikan uluran tangan kepada anggota masyarakat lain yang membutuhkannya
Dengan cara ini kita dapat menjadikan kehidupan dunia sebagai ladang untuk menyemai bekal kehidupan di akhirat.
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
“Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negri di akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari kenikmatan kehidupan dunia, dan berbuatlah baik sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. Janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Qs. Al Qashash: 77)
عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ صَدَقَةٌ، قِيلَ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ يَجِدْ؟ قَالَ: يَعْتَمِلُ بِيَدَيْهِ فَيَنْفَعُ نَفْسَهُ وَيَتَصَدَّقُ، قَالَ: قِيلَ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ؟ قَالَ: يُعِينُ ذَا الْحَاجَةِ الْمَلْهُوفَ، قَالَ: قِيلَ لَهُ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ؟ قَالَ: يَأْمُرُ بِالْمَعْرُوفِ أَوِ الْخَيْرِ، قَالَ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ يَفْعَلْ؟ قَالَ: يُمْسِكُ عَنِ الشَّرِّ فَإِنَّهَا صَدَقَةٌ. رواه متفق عليه
“Wajib atas setiap orang muslim untuk bersedekah.” Dikatakan kepada beliau: “Bagaimana bila ia tidak mampu?” Beliau menjawab: “Ia bekerja dengan kedua tangannya, sehingga ia menghasilkan kemanfaatan untuk dirinya sendiri dan (dengannya ia dapat) bersedekah.” Dikatakan lagi kepadanya: “Bagaiman bila ia tidak mampu juga?” Beliau menjawab: “Ia dapat membantu orang yang benar-benar dalam kesusahan.” Dikatakan lagi kepada beliau: “Bagaimana bila ia tidak mampu juga?” Beliau menjawab: “Ia memerintahkan yang ma’ruf atau kebaikan.” Penanya kembali berkata: “Bagaimana bila ia tetap saja tidak (mampu) melakukannya?” Beliau menjawab: “Ia menahan diri dari perbuatan buruk, maka sesungguhnya itu adalah sedekah.” (Muttafaqun ‘alaih)
Pada riwayat lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا ، أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا ، فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ أَوْ إِنْسَانٌ أَوْ بَهِيمَةٌ ، إِلاَّ كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ. متفق عليه
“Tidaklah ada seorang muslim yang menanam pepohonan, atau tanaman lalu ada seekor burung atau manusia atau binatang ternak yang memakannya, melainkan apa yang dimakan itu akan menjadi pahala sedekah bagi penanamnya.” (Muttafaqun ‘alaih)
Penjelasan ini membuktikan kepada anda bahwa begitu pentingnya peranan niat dan seluk-beluknya dalam kehidupan anda. Dahulu sebagian orang bijak menyatakan:
عِبَادَاتُ أَهْلِ الغَفْلَةِ عَادَاتٌ، وَعَادَاتُ أَهْلِ اليَقَظَةِ عِبَادَاتٌ.
Amal ibadah orang bodoh itu hanya sekedar adat kebiasaan, sedangkan kegiatan rutinitas orang yang berilmu itu adalah ibadah.
Saudaraku! Tidakkah anda merasa tertarik untuk menjadi orang-orang yang berilmu, sehingga apapun aktifitas anda semuanya bermaknakan ibadah? Anda di pasar, di kantor, di pabrik, di ladang di rumah atau di masjid, semuanya bermakna ibadah dan mendatangkan pahala serta keberkahan bagi hidup anda, di dunia dan di akhirat.
Coba anda bayangkan: semasa hidup di dunia anda adalah seorang pengusaha sukses, sehingga hidup kecukupan, kaya raya dan ketika mati dimasukkan ke surga.
Ini adalah sebagian dari makna sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
نِعْمَ الْمَالُ الصَّالِحُ لِلْمَرْءِ الصَّالِحِ. رواه أحمد وابن حبان وصححه الألباني
“Sebaik-baik harta yang berharga ialah yang dimiliki oleh orang yang sholeh.” (Riwayat Imam Ahmad, Ibnu Hibban dan dinyatakan sebagai hadits yang shahih oleh Al Albani)
Kisah berikut adalah gambaran para pengusaha sukses yang beriman dan berilmu: Pada suatu hari sekelompok fakir-miskin dari sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menemui beliau dan mengeluhkan perihal hidup mereka:
ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ بِالدَّرَجَاتِ الْعُلَى وَالنَّعِيمِ الْمُقِيمِ. فَقَالَ وَمَا ذَاكَ. قَالُوا: يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّى، وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُوم،ُ وَيَتَصَدَّقُونَ وَلاَ نَتَصَدَّقُ، وَيُعْتِقُونَ وَلاَ نُعْتِقُ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم : أَفَلاَ أُعَلِّمُكُمْ شَيْئًا تُدْرِكُونَ بِهِ مَنْ سَبَقَكُمْ وَتَسْبِقُونَ بِهِ مَنْ بَعْدَكُمْ وَلاَ يَكُونُ أَحَدٌ أَفْضَلَ مِنْكُمْ إِلاَّ مَنْ صَنَعَ مِثْلَ مَا صَنَعْتُمْ ؟. قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ: تُسَبِّحُونَ، وَتُكَبِّرُونَ، وَتَحْمَدُونَ، دُبُرَ كُلِّ صَلاَةٍ، ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ مَرَّةً. فَرَجَعَ فُقَرَاءُ الْمُهَاجِرِينَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم فَقَالُوا: سَمِعَ إِخْوَانُنَا أَهْلُ الأَمْوَالِ بِمَا فَعَلْنَا، فَفَعَلُوا مِثْلَهُ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم : ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ. متفق عليه
“Orang-orang yang kaya raya telah berhasil menggapai kedudukan yang tinggi dan kenikmatan yang kekal abadi.” Mendengar keluhan sahabatnya itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Mengapa demikian?” Para sahabat menjawab: “Mereka (orang-orang kaya) menunaikan sholat, sebagaimana kita juga sholat, mereka berpuasa sebagaimana kita berpuasa, dan mereka bersedekah, sedangkan kita tidak mampu untuk bersedekah, mereka memerdekakan budak, sedangkan kami tidak mampu melakukannya.” Menanggapi keluha sahabatnya ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidakkah kalian mau aku ajari suatu amalan yang dengannya kalian mampu menyusul orang-orang yang mendahului kalian, mendahului orang-orang yang datang setelah kalian, dan tidak akan ada orang yang melebih keutamaan kalian, selain orang yang turut mengamalkan amalan kalian?” Spontan seluruh sahabat itu menjawab tawaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan berkata: “Tentu kami semua mau ya Rasulullah!” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Betasbih, bertakbir, bertahmidlah setiap kali usai mendirikan sholat sebanyak 33 kali. Tak selang berapa lama, orang-orang fakir-miskin itu kembali menjumpai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan melapor kepada beliau: “Saudara-saudara kita yang kaya raya mengetahui apa yang kami amalkan, lalu merekapun turut mengamalkannya.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada mereka: “Itu adalah kemurahan dari Allah yang dikaruniakan kepada orang-orang yang Ia kehendaki.” (Muttafaqun ‘alaih)
Demikianlah gambaran lehidupan seorang pengusaha muslim sukses, kaya harta dan pahala. Bagaimana pendapatmu wahai saudaraku? Anda ingin seperti mereka? Selamat mencoba.
Hikmah Bersedekah
Saudaraku, mungkin setelah menyimak pemaparan di atas, anda akan berkata: “Mengapa syari’at Islam menganjurkan umatnya untuk banyak-banyak bersedekah, terlebih-lebih kepada fakir miskin?”
Ketahuilah saudaraku, anjuran bersedekah, terutama kepada fakir dan miskin memiliki banyak hikmah:
Hikmah pertama: Sebagai wujud nyata dari penghargaan atas hak kepemilikan.
Anda pasti telah merasakan betapa lelah dan susah untuk mendapatkan harta benda. Pengorbanan demi pengorbanan anda lakukan demi mendapatkan harta benda, maka Islam mengarahkan agar jerih payah anda ini tidak sia-sia. Islam menghendaki agar anda yang telah bersusah payah benar-benar merasakan kegunaan dan manfaat harta benda anda. Islam menginginkan agar anda benar-benar diuntungkan oleh harta benda anda dan tidak bertambah sengsara setelah mendapatkan harta.
Saudaraku! Pada suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menemui sahabatnya dan bertanya kepada mereka:
أَيُّكُمْ مَالُ وَارِثِهِ أَحَبُّ إِلَيْهِ مِنْ مَالِهِ
“Siapakah yang lebih mencintai harta ahli warisnya dibanding hartanya sendiri?” Spontan seluruh sahabat menjawab pertanyaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan berkata:
يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا مِنَّا أَحَدٌ إِلاَّ مَالُهُ أَحَبُّ إِلَيْهِ .
“Ya Rasulullah, setiap kita pasti lebih mencintai harta bendanya sendiri dibanding harta benda ahli warisnya.” Mendengar jawaban sahabatnya ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menimpalinya dengan bersabda:
فَإِنَّ مَالَهُ مَا قَدَّمَ ، وَمَالُ وَارِثِهِ مَا أَخَّرَ
“Sesungguhnya harta-bendamu ialah seluruh harta-benda yang telah engkau infakkan, sedangkan harta ahli-warimu ialah seluruh harta-benda yang ia sisakan (tabungkan).” (Riwayat Al Bukhari)
Pada hadits lain Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan fakta umat manusia dengan harta kekayaan mereka:
يقول ابن آدَمَ: مَالِي مَالِي قال: وَهَلْ لك يا بن آدَمَ من مَالِكَ إلاَّ ما أَكَلْتَ فَأَفْنَيْتَ أو لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ أو تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ . رواه مسلم
“Anak keturunan Adam (senantiasa) berkata: Hartaku, hartaku! Apakah engkau wahai anak Adam mendapatkan bagian dari hartamu selain yang engkau makan sehingga engkau habiskan, atau engkau pakai sehingga engkau rusakkan atau yang engkau shadaqohkan sehingga engkau sisakan (untuk kehidupan akhirat)” (Riwayat Muslim)
Saudaraku! Hanya dengan cara inilah anda benar-benar dapat menikmati harta bendamu, maka perbanyaklah infak di jalan-jalan yang dicintai Allah, niscaya anda akan menemukan nikmatnya memiliki harta-benda.
Tidak heran bila anda mendapatkan pada biografi para ulama’ dan tokoh zaman dahulu, mereka sangat dermawan dalam urusan sedekah.
Dikisahkan bahwa penghasilan Al Laits bin Saad setiap tahun berkisar antara 20 hingga 25 ribu dinar, walau demikian ia tidak pernah berkewajiban membayar zakat. Bila anda menghitung penghasilannya maka akan anda temukan angka yang sangat besar:
20.000 x 3,75 gram (berat satu dinar) = 75.000 gram atau 75 Kg emas
25.000 x 3,75 gram = 93.750 gram atau 93,75 Kg emas
Bila harga 1 gram emas adalah Rp.100.000,-, maka penghasilan beliau berkisar antara:
7,5 miliar rupiah s/d 9,375 miliar rupiah. Sedemikian besar penghasilan beliau setiap tahun, akan tetapi beliau tidak pernah berkewajiban membayar zakat. Kemanakah uang sebanyak itu ia belanjakan? Semuanya dibelanjakan di jalan-jalan Allah.
Adapun membelanjakan harta benda dengan sesuka-hati, sering kali menjadi sumber petaka dan bencana, sebagaiman yang dialami oleh orang yang membelanjakan hartanya pada khomer, makanan haram, dan perbuatan haram. Berbagai azab Allah Ta’ala baik di dunia atau di akhir berdatangan silih berganti. Sehingga pada akhirnya terbukti bahwa ia tidak dapat menikmati harta kekayaannya, dan hanya petaka serta bencanalah yang ia tuai.
Hikmah kedua: Sebagai upaya melipatgandakan kekayaan.
Bila anda telah menempuh segala cara untuk melipatgandakan harta kekayaan anda dan ternyata tak juga kunjung berhasil, maka masih ada satu jalan yang mungkin belum anda tempuh.
Tahukah anda, apa jalan itu? Jalan itu adalah jalan sedekah.
Mengherankan bukan? Mungkin selama ini anda berpikiran bahwa sedekah hanya akan menguras harta kekayaan belaka? Betapa tidak, anda memberi, akan tetapi tidak boleh ada pamprih dari pemberian tersebut.
وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَى حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا . إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَاء وَلَا شُكُورًا
“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.” (Qs. Al Insan: 8-9)
Akan tetapi demikianlah fakta dan kenyataannya. Tidak pernah ada orang kaya atau pengusaha yang menjadi rugi atau bangkrut gara-gara sedekah atau zakat. Yang terjadi malah sebaliknya, yang kaya semakin kaya sebagai akibat dari keberkahan sedekahnya.
Anda tidak percaya? Simaklah janji Allah dan rasul-Nya berikut:
يَمْحَقُ اللّهُ الْرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ وَاللّهُ لاَ يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.” (Qs. Al Baqarah: 276)
Pada ayat lain, Allah Ta’ala berfirman:
مَّثَلُ الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنبُلَةٍ مِّئَةُ حَبَّةٍ وَاللّهُ يُضَاعِفُ لِمَن يَشَاء وَاللّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tidap-tiap bulir terdapat seratus biji. Allah melipat gandakan bagi orang yang Ia kehendaki. Dan Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.” (Qs. Al Baqarah: 261)
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ. رواه مسلم
“Tidaklah shodaqoh itu akan mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba dengan memaafkan melainkan kemuliaan, dan tidaklah seseorang bertawadhu’/merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan meninggikannya.” (Riwayat Muslim)
Anda tidak percaya? Silahkan dibuktikan, bila anda takut membuktikan, maka silahkan anda menyaksikan buktinya yang banyak anda temui di masyarakat.
CERMINAN KETIGA: Bersikap baik dan tidak melanggar batasan Allah.
Sebagai bagian dari aplikasi keimanan anda kepada Allah Ta’ala Yang Maha Kuasa atas penciptaan dan pengaturan alam semesta, ialah dengan meyakini bahwa Allah-lah yang mengatur dan membagi rizqi hamba-Nya.
أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَةَ رَبِّكَ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُم مَّعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُم بَعْضًا سُخْرِيًّا وَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Rabbmu Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain beberapa derajat, agar sebahagian mereka dapat mempergunakan sebahagian yang lain. Dan rahmat Rabbmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (Qs. Az Zukhruf: 32)
Saudaraku! Bila Allah Ta’ala telah menentukan jatah rizki anda, maka tidak ada gunanya anda memaksakan diri dengan melanggar syari’at Allah dalam mencari rizki. Bekerja dan berusahalah tanpa harus melalaikan ibadah kepada Allah dan tanpa melanggar syari’at-Nya.
لاَ تَسْتَبْطِئُوا الرِّزْقَ فَإِنَّهُ لَمْ يَكُنْ عَبْدٌ يَمُوتُ حَتَّى يَبْلُغَهُ آخِرُ رِزْقٍ هُوَ لَهُ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ مِنَ الْحَلاَلِ وَتَرْكِ الْحَرَامِ. رواه ابن ماجة وعبد الرزاق والحاكم، وصححه الألباني.
“Janganlah kamu merasa bahwa rizqimu telat datangnya, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga telah datang kepadanya rizqi terakhir (yang telah ditentukan) untuknya, maka tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rizqi, yaitu dengan mengambil yang halal dan meninggalkan yang haram.” (Riwayat Ibnu Majah, Abdurrazzaq, Ibnu Hibban, dan Al Hakim, serta dishohihkan oleh Al Albani)
Penutup
Saudaraku, mungkin hitungan harta kekayaan pada zaman sekarang yang begitu besar menjadikan anda tergiur dan lalai akan kehidupan akhirat. Ketahuilah saudaraku, bahwa dunia beserta isinya ini walau nampak di mata kita begitu besar dan berharga, akan tetapi di sisi Allah tidaklah lebih berat bila dibanding sehelai sayap seekor nyamuk.
لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ الله جَنَاحَ بَعُوضَةٍ مَا سَقَى كَافِراً مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ. رواه الترمذي ابن ماجه
“Andai dunia ini di sisi Allah senilai sehelai sayap nyamuk, niscaya Allah tidak akan memberi minum kepada orang kafir walau hanya seteguk air.” (Riwayat At Tirmizy, Ibnu Majah)
Demikianlah nilai dunia dan segala isinya di sisi Allah. Bila anda telah mengetahui itu, layakkah anda mempertaruhkan segala yang anda miliki demi mendapatkan kehidupan dunia ini?
Bahkan bila anda semakin jauh mengkaji dalil-dalil yang berkaitan dengan dunia, maka anda akan dapatkan bahwa nilai dunia sangat tergantung dengan kecintaan kepada Allah. Apabila suatu bagian dari kehidupan dunia mendukung terwujudnya kecintaan anda kepada Allah, maka hal tersebut menjadi terpuji. Sebaliknya bila malah menjadi penghalang atau menyibukkan anda dari merealisasikan kecintan kepada Allah, maka hal itu menjadi tercela. Oleh karena itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الدُنْيَا مَلْعُونَةٌ، مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلاَّ مَا ابْتُغِيَ بِهَ وَجْهُ اللهِ تَعَالَى. رواه الطبراني وحسنه الألباني
“Dunia itu terlaknat (jauh dari Allah) dan seluruh isinya terlaknat pula, kecuali sesuatu yang dilakukan demi mencari keridhaan Allah Ta’ala.” (Riwayat At Thabrani dan dinyatakan sebagai hadits hasan oleh Al Albani)
Pada riwayat lain, beliau bersabda:
الدُنْيَا مَلْعُونَةٌ، مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلاَّ ذِكْرَ اللهِ وَمَا وَالاَهُ، أَوْ عَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّماً. رواه الترمذي وابن ماجة وصححه الألباني.
“Dunia itu terlaknat (jauh dari Allah) dan seluruh isinya terlaknat pula, kecuali dzikir kepada Allah, atau yang semakna dengannya atau seorang yang berilmu (ulama’) atau penuntut ilmu.” (Riwayat At Tirmizy, Ibnu Majah dan dinyatakan sebagai hadits shahih oleh Al Albani)
Imam Ibnul Qayyim menjelaskan hadits ini dengan berkata: “Dikarenakan dunia itu tiada harganya di sisi Allah, sampai-sampai lebih remeh dibanding sehelai sayap nyamuk, maka ini adalah bukti bahwa dunia dan seluruh isinya benar-benar jauh dari Allah, dan inilah hakekat dari makna laknat. Allah Yang Maha Suci hanyalah menciptakannya agar menjadi tempat menyemai benih-benih kehidupan akhirat dan sebagai jembatan menuju kepadanya. Pada kehidupan dunia inilah umat manusia mengumpulkan bekal berupa amal ibadah untuk meniti perjalanan menuju ke akhirat. Dengan demikian, tidak ada suatu apapun dari urusan dunia yang dapat mendekatkan manusia dari kehidupan akhirat selain yang mengandung dzikir kepada Allah dan bermuara pada kecintaan-Nya, yaitu ilmu; dengannya anda mengenal, beribadah, berzikir, memuji dan menyanjung Allah. Untuk tujuan inilah Allah menciptakan dunia dan penghuninya, sebagaimana ditegaskan pada firman-Nya:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Qs. Az Dzariyat: 56)” (Miftah Darissa’adah 1/69-70)
Saudaraku: Pada suatu hari Ibnu As Simaak menemui Harun Ar Rasyid di dalam istananya. Tak berapa lama, Harun Ar Rasyid merasa haus, sehingga iapun segera minta agar diambilkan air minum. Tanpa pikir panjang seorang pelayan segera membawa bejana yang berisi air yang sebelumnya telah didinginkan. Sebelum Harun Ar Rasyid meminum air itu, ia berkata kepada Ibnu As Simaak: “Berilah aku petuah!” Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan Ibnu As Simaak pun segera berkata kepadanya: “Wahai Amirul Mukminin! Berapakah engkau akan menghargai air minum itu bila engkau sedang kehausan dan ternyata aku menghalangimu darinya?” Harun pun menjawab: “Dengan separoh kerajaanku.” Selanjutnya Ibnu As Simaak berkata: “Silahkan engkau menikmati air minummu.” Dan seusai Harun Ar Rasyid meminum air itu, Ibnu As Simaak kembali bertanya: “Bayangkan andai aku menghalang-halangi air minum yang telah engkau minum untuk keluar dari tubuhmu (menyumbat saluran air senimu), berapakah biaya yang akan engkau keluarkan agar air senimu dapat keluar?” Harun Ar Rasyid pun kembali menjawab: “Sebesar sisa kerajaanku.” Mendengar jawaban ini, Ibnu As Simak pun menimpalinya dengan berkata: “Suatu kerajaan yang separohnya dihargai dengan seteguk air, dan sisanya dihargai dengan air seni, tidaklah pantas untuk diperebutkan.” Mendengar petuah ini, spontan Harun Ar Rasyid pun menangis tersendu-sendu. (Tarikh At Thobary 6/538 & Al Bidayah wa An Nihayah 10234)
اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الإِيْمَانَ وَزَيِّنْهُ فِيْ قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنِ. اللَّهُمَّ تَوَفَّنَا مُسْلِمِيْنَ وَأَحْيِنَا مُسْلِمِيْنَ وَأَلْحِقْنَا بِالصَّالِحِيْنَ غَيْرَ خَزَايَا وَلاَ مَفْتُوْنِيْنَ. آمين
“Ya Allah, limpahkanlah kepada kami kecintaan kepada keimanan dan jadikanlah keimanan itu indah dalam hati kami. Limpahkanlah kepada kami kebencian kepada kekufuran, kefasikan, dan kemaksiatan. Jadikanlah kami termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk. Ya Allah wafatkanlah kami dalam keadaan muslim, dan hidupkanlah kami dalam keadaan muslim, dan kumpulkanlah kami dengan orang-orang sholeh tidak dalam keadaan hina, tidak juga tertimpa fitnah.” Amiin.
***
Penulis: Ustadz Muhammad Arifin Badri, M.A.
Artikel www.pengusahamuslim.com
Menjadi Pengusaha Muslim? Siapa Takut |
Friday, 09 April 2010 | |
ALHIKMAHONLINE.COM-- Selama ini umat muslim banyak yang enggan untuk
menjadi seorang pengusaha. Padahal, menjadi pengusaha adalah hal yang
mudah. Umat muslim saat ini hanya menjadi penonton dan sasaran konsumen
dalam percaturan global.
“Islam itu luar biasa! Banyak potensi yang dapat dikembangkan agar umat Islam maju!” kata Nandang Komara, seorang praktisi dan konsultan SDM, saat membuka seminar di Rabbani, Jumat, 9 april 2010.
Dengan
tajuk, Bisnis-Bisnis Akhir Zaman: Peluang dan Tantangan Di Indonesia,
Rabbani Hamas Institute mengadakan seminar untuk menjawab permasalahan
tersebut.
Di dalam seminar dikemukakan hal-hal apa saja yang menjadi ganjalan umat muslim untuk bangkit menjadi seorang pengusaha.
“Tidak
ada perbedaan antara umat Islam dengan yang lainnya. Semuanya hanya
dibedakan berdasar, perilaku, pendidikan dan kebudayaan yang mengatur
pola hidup dimana umat itu berada. Mengapa banyak umat muslim sekarang
terpuruk? Sebab jauh dari nilai-nilai Islam,” lanjut Nandang.
Lebih jauh, Nandang Komara mengemukakan bahwa sudah saatnya umat Islam bangkit. Menjadi pengusaha-pengusaha andal. “Umat Islam adalah pangsa potensial, maka umat Islam sendirilah yang harus memanfaatkan hal itu,” katanya.
Selama ini, hal-hal seperti kerudung, peci, bahkan sandal
bakiak pun masih banyak diproduksi oleh pengusaha umat lain. Dapat
dibayangkan berapa keuntungan yang dapat diambil oleh seorang pengusaha
muslim ketika memroduksi hal tersebut. Tentu saja, banyak lapangan pekerjaan yang dapat dibangun. Lantas pada akhirnya, umat Islam dapat keluar dari keterpurukan.
“Ini
adalah titik tolak kebangkitan umat Islam. Seluruh elemen umat, harus
mampu meraih hal itu,” pungkas Nandang mengakhiri pembicaraannya.
|
Siapa Bilang Pengusaha bukan Hamba Tuhan!
Pernahkah Anda mendengar gurauan ini?
Ada lima kategori hamba Tuhan yang sesuai dengan nama kitab-kitab Taurat:
a. Orang yang lebih suka mendengar suara setan yang memelintir firman Tuhan alias hamba Tuhan jadi-jadian (“Kejadian”).
b. Orang yang disebut hamba Tuhan karena “keluaran” sekolah teologi.
c. Hamba Tuhan kategori ketiga adalah orang yang mengalami lahir baru alias dilahirkan kembali sebagai keturunan imam (“Imamat”).
d. Hamba Tuhan yang blessing minded, yaitu orang yang suka hitung-hitungan dengan Tuhan (“Bilangan”).
e. Yang terakhir adalah orang yang masih senang mengulang perbuatan manusia lama alias hamba Tuhan “ulangan”, Anda mau termasuk kategori yang mana?
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib. (I Petrus 2:9).
Salah satu implikasi dari reformasi gereja adalah pemulihan “keimaman semua orang percaya” (the priesthood of all believers). Ini amat penting, namun sering dilupakan. Sampai saat ini, kita masih sering mendengar pembedaan kelompok imam dan awam. Pilihan tegasnya adalah menjadi hamba Tuhan atau menjadi hamba setan. Semestinya kita semua adalah hamba Tuhan. Pendeta adalah hamba Tuhan. Doker adalah hamba Tuhan. Profesional, karyawan, atau pengusaha, semua adalah hamba Tuhan.
Jika Anda adalah seorang pengusaha, buku ini ditujukan bagi Anda dan mengajak Anda untuk menjadi pengusaha yang diurapi untuk memberkati banyak orang melalui bisnis Anda, melalui karunia yang Tuhan percayakan kepada Anda, dan melalui segenap kehidupan Anda!
Wirausahawan (Inggris : Entrepreneur) adalah orang yg pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.[1]
Pengertian
Wirausahawan menciptakan sebuah bisnis baru dalam menghadapi risiko dan ketidakpastian untuk tujuan mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan mengidentifikasi peluang signifikan dan sumber daya yang diperlukan.[2]. Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI) mendefinisikan wirausahawan sebagai "orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta memasarkannya. Sedangkan, Louis Jacques Filion menggambarkan wirausahawan sebagai orang yang imajinatif, yang ditandai dengan kemampuannya dalam menetapkan sasaran serta dapat mencapai sasaran-sasaran itu. Ia juga memiliki kesadaran tinggi untuk menemukan peluang-peluang dan membuat keputusan. Persamaannya dari pengertian - pengertian tersebut yaitu wirausahawan memiliki dan mampu berpikir kreatif-imajinatif, melihat peluang dan membuat bisnis baru. Seorang wirausahawan adalah seorang manajer, tetapi melakukan kegiatan tambahan yang tidak dilakukan semua manajer.[3] Manajer bekerja dalam hierarki manajemen yang lebih formal, dengan kewenangan dan tanggung jawab yang didefinisikan secara jelas sedangkan pengusaha menggunakan jaringan daripada dari kewenangan formal. [3]Mitos - Mitos
Mitos- mitos tentang wirausahawan katanya wirausahawan adalah pelaku, bukan pemikir.[4] Seringkali mereka adalah orang yang sangat metodis sehingga merencanakan tindakan mereka dengan hati-hati.[4] Mereka dilahirkan, tidak diciptakan. Hari ini, pengakuan EAS Adiscipline membantu untuk menghilangkan mitos ini.[4] Seperti semua disiplin ilmu, wirausahawan memiliki model, proses, dan kasus yang memungkinkan topik untuk dipelajari.[4]- Mereka adalah penemu, misalnya Ray Kroc, bukan ia yang menemukan waralaba makanan, tetapi ide-ide inovatifnya membuat McDonalds terbesar ke seluruh dunia.
- Mereka adalah orang aneh akademik dan sosial, keyakinan bahwa pengusaha adalah akademisi dan sosialisi yang tidak berhasil akibat dari beberapa pemilik usaha yang memulai perusahaan yang sukses setelah putus sekolah atau berhenti bekerja tapi tidak lagi dipandang demikian, saat ini dipandang sebagai seorang profesional.
- Orientasi wirausahawan adalah uang, uang adalah sumber daya tetapi tidak pernah menjadi tujuan akhir.
- Semua membutuhkan keberuntungan, benar bila keberuntungan berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat akan selalu menghasilkan keuntungan. Tapi keberuntungan terjadi ketika persiapan bertemu kesempatan.
- Wirausahawan adalah pengambil risiko yang ekstrim (penjudi), sebaliknya bekerja dengan resiko yang diperhitungkan.[4] Wirausahawan bekerja paling sukses keras lewat perencanaan dan persiapan untuk meminimalkan risiko yang terlibat dalam rangka untuk lebih mengontrol nasib visi mereka.
Perbedaan-Perbedaan
Antara wirausahawan dengan profesi lainnya:Kelebihan - kelebihan yang dimiliki,yaitu:
1. Kesempatan untuk mewujudkan cita-cita.
2. Kesempatan untuk menciptakan perubahan.
3. Untuk mencapai potensi penuh Anda.
4. Untuk menuai keuntungan yang mengesankan.
5. Memberikan kontribusi kepada masyarakat dan mendapatkan pengakuan untuk usaha Anda.
6. Dapat melakukan apa yang disukai dan bersenang-senang.
Kekurangan yang dimiliki,yakni:
1. Ketidakpastian pendapatan, mendirikan dan menjalankan bisnis tidak memberikan jaminan akan mendapatkan cukup uang untuk bertahan hidup.
2. Risiko kehilangan seluruh investasi, tingkat kegagalan bisnis kecil relatif tinggi.
3. Jam kerja yang panjang dan bekerja keras, dun & Survei bradsheet melakukan survey, 65% dari wirausahawan mencurahkan waktunya 40 jam atau lebih setiap minggunya untuk perusahaan mereka.
4. Kualitas hidup lebih rendah sampai bisnis didirikan.
5. Tanggung jawab kompleks, banyak pengusaha diharuskan untuk membuat keputusan mengenai isu-isu di luar bidang ilmu.
6. Putus asa,sangat membutuhkan dedikasi, disiplin, dan keuletan untuk mengatasinya.
[sunting] Sikap- sikap
yang umum ditemui,yaitu:[2]1. Keinginan untuk preferensi tanggung jawab atas risiko yang lebih besar, wirausahawan tidak mengambil resiko secara liar melainkan memperhitungkan terlebih dahulu risiko yang akan diambil.
2. Keyakinan akan kemampuan mereka untuk berhasil. Biasanya memiliki kepercayan diri terhadap kemampuan mereka untuk berhasil.
3. Keinginan untuk hasil segera.
4. Tingkat tinggi energi, lebih energik daripada rata-rata orang.
5. Orientasi terhadap masa depan. Berorientasi pada masa depan, wirausahawan kurang peduli dengan apa yang telah mereka lakukan kemarin dibandingkan dengan apa yang akan mereka lakukan besok.
6. Keahlian dalam pengorganisasian, tahu bagaimana menempatkan orang yang tepat di tempat yang tepat.
7. Secara efektif mencipatakan sinergi antara orang dan pekerjaan, sehingga memungkinkan wirausahawan untuk mewujudkan visi mereka menjadi kenyataan.
8. Nilai prestasi atas uang.
[sunting] Menjadi Wirausahawan
[sunting] Menggali Diri
Kunci untuk mengidentifikasi jiwa pengusaha adalah dengan cara melihat karakter seseorang, khususnya pada hal-hal yang menjadi kebiasaan, alami dan dilakukan dengan baik. Setiap dari kita, memiliki susunan karakter tertentu yang menjadikan kita, apa adanya. Kami menggunakan kata Tema Karakter untuk menggambarkan unsur-unsur yang membentuk susunan karakter. Mengetahui Tema Karakter Seseorang adalah permulaan.[5] Tema Karakter adalah inti, seperti pusat bola salju yang mengumpulkan lebih banyak salju ketika menggelinding menuruni bukit. Ia mengumpulkan pengetahuan dan pengalaman dalam prosesnya. Tema Karakter membentuk pengetahuan dan pengalaman dalam satu wilayah yang berhubungan. Bila seseorang dengan kreativitas sebagai tema karakter yang dominan, akan memiliki kemampuan lebih untuk mengatasi situasi yang membutuhkan adaptasi dan perubahan dibandingkan dengan yang memiliki tema karakter dengan kreativitas yang lebih rendah. Pengalaman Hidup dapat mengembangkan dan memperkuat tema karakter, tetapi dapat juga menguranginya. Pendidikan dan latihan juga memberikan bentuk dan ukuran bola salju, pentingnya mengetahui tema karakter kita tidak dapat diremehkan sebaliknya semakin cepat kita mengetahuinya akan lebih baik. [6] Wirausahawan memiliki enam tema karakter utama yang membentuk akronim: F(Focus) untuk fokus, A(Advantage) untuk keuntungan, C(Creativity) untuk kreativitas, E(Ego) untuk ego, T(Team) untuk tim, S(Social) untuk sosial.[sunting] Memulai Usaha
Ada empat subkategori menjadi wirausahawan:[5]1.Penemu, mendefinisikan konsep, unik, baru, penemuan atau metodologi
2.Inovator, menerapkan sebuah teknologi baru atau metodologi untuk memecahkan masalah baru.
3.Marketer, mengidentifikasi kebutuhan di pasar dan memenuhinya dengan produk baru atau produk substitusi yang lebih efisien.
4.Oportunis, pada dasarnya sebuah broker, pialang, yang menyesuaikan antara kebutuhan dengan jasa diberikan dan komisi.
[sunting] Kemampuan yang Diperlukan
Keterampilan yang dibutuhkan oleh para pengusaha dapat dikelompokkan menjadi tiga area utama: keterampilan teknis seperti menulis, mendengarkan, presentasi lisan, pengorganisasian, pembinaan, bekerja dalam tim, dan teknis tahu-bagaimana(know-how), keterampilan manajemen usaha termasuk hal-hal dalam memulai , mengembangkan, dan mengelola perusahaan. Keterampilan dalam membuat keputusan, pemasaran, manajemen, pembiayaan, akuntansi, produksi, kontrol, dan negosiasi juga sangat penting dalam membangun dan mengembangkan usaha baru. Keterampilan terakhir melibatkan keterampilan kewirausahaan. Beberapa keterampilan ini, membedakan pengusaha dari manajer termasuk disiplin, pengambil risiko, inovatif, teguh, kepemimpinan visioner, dan yang berorientasi perubahan.[7][sunting] Kesalahan umum dan Solusi
Berikut adalah sepuluh kesalahan umum yang sering dilakukan oleh wirausahawan, saat awal menjalankan bisnisnya:[3]1. Kesalahan Dalam Mengelola
2. Kurangnya Pengalaman
Manajer bisnis kecil perlu memiliki pengalaman jika mereka ingin mengembangkan usahanya.
3. Kontrol Keuangan Kurang
Bisnis yang sukses membutuhkan kontrol keuangan yang tepat.
4. Upaya Pemasaran yang Lemah,
Membangun konsumen untuk bertambah secara berkesinambungan membutuhkan usaha, pemasaran secara terus-menerus dan kreatif. Slogan, pelanggan secara otomatis akan datang, hampir tidak pernah terjadi.
5. Kegagalan untuk Mengembangkan Rencana Strategis.
Gagal dalam merencanakan, berarti gagal untuk bertahan .
6. Pertumbuhan Tidak Terkendali
Pertumbuhan adalah hal yang alami, sehat dan diinginkan oleh setiap perusahaan. Namun, harus direncanakan dan dikendalikan. Pakar manajemen Peter Drucker berkata perusahaan-perusahaan baru lebih baik untuk memperkirakan pertumbuhan modal hanya setiap peningkatan penjualan 40 hingga 50 persen.
7. Lokasi Kurang Strategis
Memilih lokasi yang tepat adalah sebagian seni dan sebagian ilmu. Seringkali, lokasi bisnis dipilih tanpa penelitian yang benar, investigasi, dan perencanaan.
8. Kontrol Persediaan yang Barang Buruk
Pengendalian persediaan barang adalah salah satu tanggung jawab manajerial yang sering terabaikan.
9. Harga Tidak Tepat
Menetapkan harga yang tepat sehingga menghasilkan keuntungan yang diperkirakan menuntut pemilik bisnis mengerti berapa biaya untuk membuat, memaasarkan dan mendistribusikan barang dan jasa.
10. Ketidakmampuan dalam Membuat Transisi Entreprenurial
Setelah memulai,akan terjadi pertumbuhan, biasanya membutuhkan gaya manajemen yang sangat berbeda. Pertumbuhan mengharuskan wirausahawan untuk mendelegasikan wewenangnya dan tidak menangani - kegiatan operasional sehari-hari - sesuatu yang tidak bisa dilakukan olehnya.
Berikut adalah solusi untuk mengatasinya:[8]
1. Mengenal bisnis secara mendalam.
2. Mengembangkan rencana bisnis yang matang.
3. Mengelola keuangan.
4. Memahami laporan keuangan.
5. Belajar mengelola manusia secara efektif.
6. Jaga kondisi Anda.
Modal Utama Menjadi Pengusaha
Ada juga yang menganggap menjadi pengusaha harus dimulai dengan membuka warung, toko, kantor atau bahkan pabrik. Kalau benar anggapan ini, tentu sama saja membenarkan anggapan bahwa modal utama menjadi pengusaha adalah modal uang yang besar. Padahal kenyataannya, modal utama menjadi pengusaha bukanlah modal uang yang besar atau harus dimulai dari membuka warung, toko, kantor atau pabrik dengan modal uang besar.
Yang benar adalah, modal uang yang besar baru dibutuhkan nanti bila usaha kita sudah berkembang menjadi besar, dan pada saat usaha kita berkembang besar, akan ada banyak sekali pihak yang berlomba-lomba meminjamkan uangnya untuk diputar pada usaha kita. Kenapa mereka berlomba-lomba? Karena mereka yang berlomba memberi pinjaman modal kepada kita itu mengharapkan bagi hasil atau bunga, atau apa pun istilahnya, agar jumlah uang mereka bertambah setelah diputar pada usaha kita, yang sudah terbukti sukses berkembang.
Tentang toko, warung, kantor, apalagi pabrik, semuanya juga bukanlah syarat utama untuk merintis jalan menjadi pengusaha. Toko, warung, kantor, atau pabrik baru diperlukan nanti ketika usaha kita sudah berkembang sedemikian rupa sehingga benar-benar membutuhkannya.
Sedikit berbagi kisah nyata...Saya bersama dengan 2 adik kandung mendirikan S1TOK Communication, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang desain grafis & offset, hanya dengan modal uang Rp 225.000 pada pertengahan tahun 2003. Itu pun yang Rp 25.000 hasil ngutang kepada teman, dan tanpa kantor atau toko sama sekali. Pada awalnya, semua operasi kami kendalikan dari sebuah rumah tua di sebuah gang yang merupakan pinjaman gratis 100% dari teman kami yang baik hati. Peralatan untuk mendesain dan memproduksi pesanan? Kami pinjam dari teman juga, dengan berbagi hasil bila ada untungnya. Bila tidak? Ucapan terima kasih dan sikap baik untunglah sudah mereka anggap cukup.
Mulai tahun 2006, omzet kami sudah dalam angka ratusan juta/ tahun, mampu menyewa kantor 10 meter dari jalan utama kota kami, memiliki beberapa alat produksi sendiri, dan mencermati perkembangan yang ada, pada tahun 2010 semoga kami mulai memperoleh omzet hitungan milyar pertama kami. Tidak buruk untuk sebuah perusahaan yang dimulai dengan modal seadanya bukan?
Jadi, jika bukan modal uang yang besar, apa modal utama menjadi pengusaha? Salah satunya adalah PERMINTAAN. Maksudnya? Pernahkah Anda mengalami salah satu atau beberapa situasi berikut ini?
1. Anda pandai bermain musik atau menyanyi. Teman-teman sekolah atau kantor Anda suka jika Anda bermain musik atau bernyanyi. Karena kecanduan, beberapa teman mulai meminta Anda untuk memeriahkan acara ulang tahun mereka dengan musik atau nyanyian Anda.
2. Anda mampu menggambar dengan baik. Banyak yang meminta Anda untuk menggambar sesuatu untuk menghias pintu kamar, komputer, atau tas mereka.
3. Orang mengagumi cara Anda berbicara. Akhirnya banyak dari mereka yang meminta Anda menjadi pemandu acara ulang tahun, reuni sekolah atau pernikahan mereka.
4. Anda termasuk orang yang memiliki kemampuan menulis yang baik. Banyak dari teman Anda yang meminta Anda menuliskan laporan atau makalah yang harus mereka buat.
5. Anda terkenal sebagai orang yang jago memilih barang berkualitas tinggi atau berharga miring. Banyak dari teman yang akhirnya sering nitip uang minta dibelikan segala sesuatu yang mereka inginkan kepada Anda, karena yakin kalau pilihan Anda pasti benar-benar bagus atau berharga miring.
6. Siapa pun mengakui kalau Anda mampu menghasilkan masakan yang lezat. Banyak tetangga yang akhirnya minta tolong dibuatkan masakan ini-itu kepada Anda.
7. Anda memiliki rumah dengan pekarangan yang lumayan luas. Anda hobi menanaminya dengan berbagai macam buah-buahan. Biasanya, saat panen banyak dari teman atau tetangga yang meminta hasil kebun Anda.
8. Soal elektronik Anda jagonya. TV, radio, CD, AC, komputer, HP atau benda apa pun asalkan elektronik, Anda mampu memperbaiki atau menjadikannya lebih baik. Gara-gara kemampuan ini, Anda sering diminta membetulkan atau meng-upgrade alat-alat elektronik tetangga atau teman.
9. Anda paling hobi menciptakan keindahan ruang di manapun Anda tinggal. Banyak dari teman atau keluarga yang heran tiap kali Anda menginap di rumah mereka, ruangan yang Anda tinggali jadi lebih rapi dan enak dipandang mata. Akhirnya beberapa di antara kenalan Anda ada yang meminta Anda membantu menatakan rumah baru mereka atau ruangan tempat mereka akan mengadakan acara khusus.
10. Anda adalah internet dan komputer mania. Karena hobi yang satu ini, Anda jadi punya banyak sekali wawasan tentang sumber-sumber freeware, dan banyak dari teman Anda yang meminta dicarikan dan diinstallkan macam-macam freeware bagi mereka.
11. Entah karena apa, banyak dari teman atau saudara Anda yang ketika ingin menjual miliknya, meminta Anda untuk membantu menjualkannya. Dan anehnya, banyak di antaranya yang benar-benar laku terjual berkat jasa tangan dingin Anda.
Dalam 11 contoh di atas Anda pasti berhasil melihat dengan jelas ada orang lain yang meminta Anda melakukan sesuatu untuk mereka. Dengan kata lain, di sana telah terjadi sesuatu yang bernama PERMINTAAN. Masih banyak contoh lain, yang dengan kreativitas dan kecerdasan Anda bisa Anda temukan sendiri.
Diposting oleh
ARIP PRASETYO OK
0 komentar :
Posting Komentar