apa itu franchise?
Franchise, atau
waralaba dalam bahasa Indonesia, adalah sebuah metode dalam sistem
distribusi barang atau jasa. Dalam sistem franchise ini paling sedikit
ada dua pihak yang terlibat, yaitu
- Franchisor, yaitu pihak yang menjual atau meminjamkan hak dagangnya, atau merk dagangnya serta sebuah sistem bisnis untuk menjalankan bisnis tersebut.
- Franchisee, yaitu pihak yang membayar royalti dan biaya lainnnya yang dipersyaratkan oleh franchisor untuk dapat menggunakan merk dagangnya serta sistem bisnis yang dirancang oleh franchisor.
Dalam metode bisnis franchise, franchisor mempersiapkan rencana lengkap tentang bagaimana cara mengatur dan menjalankan bisnis bagi franchisee, misalnya adalah bagaimana franchisor yang bergerak di bidang kursus musik membantu franchisee dalam mengelola bisnis, mentediakan alat-alat musik yang digunakan seperti drums, gitar, membagi kelas-kelas musik berdasarkan jenis musik seperti jazz, rock and roll, dan lain sebagainya. Dalam rancangan bisnis tersebut disediakan langkah-langkah atau prosedur untuk aspek utama dari bisnis dan manajemen untuk mengantisipasi masalah, menyediakan lengkap matriks keputusan manajemen untuk kepentingan franchisee. Keuntungan terbesar dari membeli bisnis franchise ini adalah sistem atau metode yamg digunakan dalam mendistribusikan atau memasarkan barang dan jasa telah dikembangkan dan diuji, sehingga franchisee tidak perlu melakukan atau membuat rancangan baru untuk dapat menjalankan bisnisnya. Selain itu, frnachisee juga tidak perlu melakukan penetrasi pasar dengan memasang iklan agar produknya dikenal, karena hal itu sudah dilakukan oleh franchisor.
tips memilih franchise
Tujuan utama dalam menjalankan bisnis adalah untuk mendapatkan laba. Hal inilah yang harus dipegang oleh para calon franchisee sebelum memilih franchise. Janji franchisor yang mengatakan bahwa bisnisnya dapat membukukan BEP dalam waktu singkat jangan langsung dipercaya begitu saja, karena diperlukan survey mendalam untuk dapat memutuskan franchise mana yang memiliki prospek yang bagus. Sampai saat ini franchise telah banyak memberikan keuntungan kepada franchisee-nya sehingga kecurigaan yeng berlebihan kepada franchisor pun tidak dibenarkan, yang penting adalah franchisee wajib melakukan penelitian mengenai franchise yang diinginkannya secara mendalam sebelum memutuskan untuk membeli franchise tersebut.
Lalu apa saja yang harus dilakukan oleh calon franchisee untuk dapat mengetahui propek franchise yang akan dibelinya?
- Pertama, lihatlah bisnis yang sudah berjalan, apakah sukses atau tidak. Sukses atau tidaknya suatu bisnis secara detail dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan tersebut, atau secara kasat mata dapat dilihat dari jumlah pelanggan dan jumlah franchise yang sudah lebih dulu berjalan.
- Kedua, lihatlah apa yang menjadi daya tarik dari bisnis tersebut. Apakah kelebihan bisnis tersebut yang dapat menarik pengunjung labih banyak dibandingkan dengan bisnis sejenis. Hal ini penting karena dalam memasarkan sebuah barang atau jasa, differensiasi atau keunikan menjadi hal utama dalam menarik minat pengunjung.
- Ketiga, telitilah apakah perusahaan tersebut sudah memiliki sebuah sistem dan prosedur standar dalam menjalankan bisnisnya. Sistem ini harus sudah teruji mampu mengatasi masalah yang mungkin terjadi dilapangan. Selain itu program promosi yang dilakukan oleh franchisor harus diketahui oleh franchisee, karena promosi ini sangat berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis.
- Keempat, cari tahu sudah berapa banyak franchisee yang menjalankan franchise tersebut, dan jika memungkinkan carilah informasi dari para franchisee itu mengenai bisnis yang sudah berjalan, dukungan dari franchisor dalam mengatasi masalah dan prospek kedepan mengenai bisnis tersebut.
- Kelima, cari tahu mengenai franchise lain yang bergerak di bidang usaha yang sama, apa saja kelebihan dan kekurangan franchise tersebut dibandingkan franchise yang sedang kita bidik, untuk mendapatkan pandangan yang lebih objektif dalam menentukan pilihan. Siapa tahu ada franchise lain yang memiliki prospek lebih baik.
tips membangun bisnis franchise
Membangun sebuah bisnis diperlukan kerja keras dari pelakunya, hal ini juga berlaku dalam membangun bisnis franchise. Bukanlah hal mudah bagi franchisor dalam memperoleh kepercayaan dari calon franchisee untuk membeli franchise-nya. Diperlukan persiapan matang dan lengkap sebelum franchisor dapat memasarkan bisnisnya kepada calon franchisee. Apa sajakah hal yang harus dilakukan oleh franchisor untuk dapat memenuhi syarat sebagai franchisor yang tangguh?
- Pertama, buatlah sebuah konsep bisnis yang dapat menarik minat dari calon franchisee, konsep bisnis inilah senjata utama dalam membangun sebuah bisnis franchise. Konsep bisnis ini dibuktikan ketangguhannya dengan diaplikasikan pada bisnis di lapangan. Tidak mudah membuktikan ketangguhan konsep bisnis ini kepada calon franchisee karea diperlukan waktu sampai mereka melihat kesuksesan bisnis yang diperoleh melalui konsep bisnis ini. Konsep bisnis ini meliputi program promosi yang akan dilakukan dalam memasarkan produk.
- Kedua, bentuklah sebuah tim yang dapat membantu kita dalam membangun bisnis ini, baik dalam segi strategi bisnis, hukum serta etika franchise. Tim inilah juga yang nantinya membentuk format mengenai dukungan yang dapat diberikan kepada franchisee dalam menegatasi masalah yang mucul di lapangan. Hal ini jugalah yang dapat kita jual kepada calon franchisee sebagai daya tarik franchise kita.
- Ketiga, seperti yang dikatakan oleh ilmu pemasaran, carilah keunikan dari barang atau jasa yang akan dijual, karena hal inilah yang dapat menentukan laku atau tidaknya barang atau jasa yang kita jual kepada konsumen, dan juga memudahkan kita untuk melakukan penetrasi pasar dalam persaingan dengan perusahaan lain yang sejenis.
- Keempat, susunlah secara paket-paket franchise yang dapat dipilih oleh calon franchisee, hal ini untuk memberikan kesempatan kepada calon franchisee untuk membeli franchise kita sesuai dengan kemampuannnya. Paket-paket ini dapat dibedakan dari harga, dukungan franchisor dan fasilitas yang diperoleh.
- Kelima, berkonsultasilah dengan pihak yang sudah berpengalaman di bidang franchise atau konsultan untuk memastikan legalitas usaha kita.
- Keenam, setelah semua matang, mulailah lakukan pemasaran dan promosi baik produk maupun sistem kepada konsumen dan calon franchisee.
Kerjasama waralaba melibatkan:
1. Hubungan yang berkesinambungan
dalam jangka tertentu antara pewaralaba dengan terwaralaba.
2. Kontrak secara hukum
yang menjelaskan hubungan usaha dan hak/kewajiban masing-masing
pihak.
3. Penyerahan aset tertentu
oleh pewaralaba sebagai dampak dari investasi yang diberikan oleh
terwaralaba, baik aset nyata dan tak nyata.
4. Aktivitas usaha yang
dilakukan atas nama pewaralaba dengan pengaturan dan standar mengenai
prosedur kerja yang ditetapkan oleh franchisor.
(artikel oleh: franchise-id.com)
Berikut ini adalah beberapa informasi yang berguna untuk Anda yang sedang melakukan pertimbangan berdasarkan hal tersebut di atas:
Apakah sebuah waralaba adalah baru ataupun lama, terkadang bukanlah menjadi patokan mengenai keberhasilan dan pertumbuhan, bisa saja waralaba yang baru didirikan menjadi sangat prospektif dan memberikan keuntungan, dan juga bisa berkembang sangat baik di masa depan, dan sebaliknya, bukan tidak mungkin waralaba yang telah lama berdiri ternyata memberikan hanya sedikit return. Namun demikian faktor resiko memang dapat dikatakan berhubungan dengan berapa lama sebuah franchise telah berdiri, untuk waralaba yang baru saja hadir, tentu faktor resiko menjadi relatif lebih tinggi daripada waralaba yang telah lama tersedia, namun dapat dilihat apakah waralaba yang baru tersebut adalah bagian dari sebuah group yang terdiri dari beberapa waralaba lain yang telah sukses.
Bila dikaitkan dengan individu yang akan menjalankan waralaba tersebut (franchisee), maka dapat dikelompokan menjadi type: risk taker, moderate, dan risk avoider. Bila seseorang adalah type pengambil resiko, maka ada kecenderungan ia dapat mengambil sebuah waralaba yang baru berdiri, dengan harapan menjadi pendahulu dari merk tersebut, dengan berbagai keuntungan dalam hal kemudahan proses, biaya setup yang lebih rendah, penguasaan pasar, dan lain sebagainya. Sebaliknya bagi penghindar resiko, maka cenderung untuk mengambil jenis franchise yang telah lebih lama established untuk meminimalkan resiko, dengan konsekuensi bahwa waralaba tersebut telah memiliki jauh lebih banyak unit/cabang, biaya setup yang lebih tinggi, dan menawarkan lebih sedikit kemudahan sehubungan lebih banyak peminatnya.
Terlepas dari baru atau lamanya sebuah waralaba, hal terpenting yang perlu diketahui adalah konsep bisnis dari sebuah waralaba, apakah cukup solid, memiliki target/potensial market yang baik, dan sesuai dengan minat calon terwaralaba? Untuk mengetahui hal ini perlu dilakukan riset, yang dapat dimulai dengan menghadiri expo franchise dan meminta business proposal kit dari pewaralaba. Di luar negeri kit sejenis ini telah menjadi standar, dimana pewaralaba telah menyiapkan berbagai media cetak dan video untuk memberikan penjelasan mengenai bidang usahanya agar pencari informasi bisa mendapatkan pemahaman yang baik mengenai usaha franchisor.
Walau di berbagai restaurant siap saji telah menyediakan berbagai tambahan makanan fresh seperti salad, juice buah, dan lain-lain, namun kebutuhan akan specialized fresh food lambat laun semakin nyata. Di beberapa negara bahkan telah berdiri restaurant-restaurant siap saji dengan menu utama fresh food, sebagai contoh adalah "Salad Creation", restaurant franchise yang memiliki menu utama salad ini didirikan sejak tahun 2005 di Ohio dan menyediakan berbagai menu pilihan khusus salad yang jauh lebih lengkap dari salad yang dapat ditemui di restaurant fast food manapun.
Sebuah riset mengenai hal ini menunjukkan bahwa konsumen yang teredukasi dengan baik akan memilih produk makanan yang akan dikonsumsinya dalam keadaan yang lebih segar, tanpa pengolahan berlebih yang menyebabkan makanan menjadi lebih tidak menyehatkan, dan untuk hal ini, konsumen ternyata bersedia membayar lebih mahal daripada makanan yang lebih enak tapi kurang menyehatkan (junk food). Siapkah Anda memanfaatkan peluang ini?
2. Miliki Goal yang jelas dan terukur, dengan jangka waktu yang masuk akal/realistis, dan sesuaikan kebijakan-kebijakan jangka pendek Anda dengan tujuan yang telah dirumuskan tersebut. Pilah-pilah hal yang perlu dilakukan sekarang, ditunda, atau dihapuskan sama sekali untuk menghemat waktu dan sejalan dengan prioritas kerja.
3. Rumuskan rencana-rencana yang akan mendukung goal Anda tersebut, dan lakukan dengan kegigihan dan semangat, jangan lupa berdoa dan tingkatkan rasa kepedulian terhadap sesama, jangan lupa bahwa dalam setiap kesuksesan, selalu ada kepedulian terhadap sesama dan pelayanan untuk meningkatkan kualitas hidup orang lain, makin banyak seseorang berkontribusi, maka makin banyak pula seseorang akan menerima imbalannya, hal ini berlaku dalam setiap bisnis, termasuk bisnis franchise.
4. Dapatkan info sebanyak-banyaknya dari pewaralaba dalam setiap kesempatan, baik dalam training, dalam pertemuan, khususnya dalam pertemuan awal, misalnya pada saat franchise expo. Bertanya sebanyak mungkin untuk memperoleh pengetahuan maksimal mengenai bidang usaha yang akan dijalani. Hadiri pameran dan seminar yang berhubungan dengan franchise sebanyak mungkin untuk memperoleh pembanding dan alternatif yagn terbaik.
5. Kerjakan segala sesuatu se-efisien mungkin. Dengan melakukan proses franchise, banyak pihak penerima franchise (terwaralaba) masuk ke dalam pola pemikiran bahwa mengeluarkan uang adalah cara untuk menghemat usaha dan tenaga, dalam titik yang ekstrem hal ini dapat mengakibatkan pengeluaran yang tidak perlu dan pemborosan.
6. Bina hubungan baik dan pertahankan kontak yang intensif dengan pihak pewaralaba dan pihak lain yang telah berhasil di bidang tersebut, dimana kita ketahui bahwa kesuksesan seringkali meninggalkan jejak untuk diikuti.
7. Bersikap jujur dan mempertahankan reputasi. Hal ini perlu diterapkan terhadap semua pihak, baik terhadap pewaralaba, terhadap staff, konsumen, dan bahkan anggota keluarga. Dengan bersikat jujur dan berintegritas tinggi, seorang pengusaha akan memperoleh rasa hormat dari lingkungannya yang akhirnya akan memberikan kemudahan dalam berbagai hal dan aspek usahanya.
8. Gali potensi dan kreativitas, walau dalam sebuah sistem waralaba telah digariskan banyak hal yang dapat mempermudah pelakunya untuk menjalankan usaha, bukan berarti membatasi diri dengan tidak melakukan inovasi dan memanfaatkan kreativitas yang dimiliki, tentunya dengan catatan hal tersebut masih ada dalam ruang lingkup standar yang diberlakukan pewaralaba.
9 Orientasi konsumen, dalam setiap bisnis tentunya harus berfokus terhadap kepuasan konsumen selain juga pada proses pengadaannya. Terlebih lagi pada sebuah usaha waralaba, konsumen akan memandang pelayanan dan kepuasan terhadap produk adalah sebagai bagian dari sebuah citra merk secara keseluruhan.
10. Tetap semangat, bekerja secara berkesinambungan dan terus mengembangkan diri demi tercapainya tujuan hidup, peningkatan dan pertumbuhan secara konstan, yang membuahkan hasil yang pasti dan bukan diperoleh dari jalan pintas dan tidak dapat bertahan lama.
terwaralaba membeli ijin usaha untuk melakukan bisnis yang sama persis dengan usaha yang telah ada sebelumnya dari pewaralaba, untuk jangka waktu tertentu, dengan menerima dukungan penuh dalam hal pelatihan dan saran-saran dalam kegiatan operasional yang tercakup dalam sebuah sistem yang telah dibuat sebelumnya dan terbukti keberhasilannya.
Pewaralaba menyediakan produk dan jasa yang siap untuk dipasarkan oleh terwaralaba, (telah teruji dan terbukti berhasil) termasuk diantaranya merk usaha, sistem pembukuan, sistem operasi, standar pelayanan, standar proses pembuatan produk, pelatihan, dan lain lain
Terwaralaba mendapatkan penghematan waktu dan usaha dalam rangka riset produk/tempat/kebutuhan karyawan, pembuatan merk dan sistem, jaringan pemasaran, dan lain-lainnya yang memungkinkan terwaralaba lebih cepat untuk menjalankan usahanya tanpa perlu memulai dari nol dan melakukan 'trial dan error'
Keuntungan dari sebuah sistem waralaba adalah relatif lebih amannya daripada memulai dari awal, lebih adanya struktur dalam usaha, dapat dikatakan sebagai sebuat usaha mandiri karena adanya juga batasan campur tangan dari pihal pewaralaba, merk yang relatif lebih mudah dikenal karena jumlah cabang yang dengan mudah bertambah, dengan kualitas produk yang sama dan telah dikenal oleh konsumen.
Pewaralaba memperluas usahanya dengan lebih cepat dan efektif dengan adanya investasi dan permodalan dari pembeli/terwaralaba.
2. Kesehatan keuangan dan track record yang baik. Banyak-banyaklah membaca majalah ataupun tabloid yang berhubungan dengan usaha dan bisnis, simak rubrik opini dan pertanyaan dari pembaca, karena seringkali dapat diperoleh insight yang bermanfaat mengenai sebuah usaha franchise yang sedang ditelaah.
3. Berapa banyak jumlah franchise yang telah berjalan atau juga berapa banyak jumlah cabang yang beroperasi.
4. Nilai dari produk dalam hubungannya dengan kemampuan bertahan produk / jasa dalam jangka panjang, apakah akan terpengaruh oleh teknologi, atau seberapa banyak pesaing yang ingin memasuki pasar, dll.
5. Keharusan untuk membeli bahan baku dari franchisor. Untuk beberapa jenis produk tertentu, adakalanya pewaralaba mengharuskan bahan baku dibeli dari pihak mereka, tergantung dari jenis produknya, hal ini bisa jadi menguntungkan atau malah merugikan.
6. Jenis promosi yang dilakukan oleh pihak franchisor, apakah memadai dan apakah metode komunikasinya dirasakan telah sesuai dengan target pasar.
7. Ada baiknya bila calon terwaralaba dapat melihat lebih dulu contoh kontrak yang akan disetujui.
8. Estimasi profit / keuntungan dan bahkan estimasi kerugian yang diproyeksikan dengan realistis.
9. Batasan-batasan yang diberlakukan oleh pewaralaba untuk kegiatan operasi dan keuangan.
10. Adanya target penjualan ataupun omzet yang diterapkan pada terwaralaba.
11. Batasan-batasan untuk melakukan penyesuaian ataupun modifikasi terhadap system yang berlaku ataupun modifikasi terhadap jenis layanan dan produk.
12. Kebijakan akan pelatihan yang akan diberlakukan, periode dan frekuensinya, agar terwaralaba dapat memahami secara baik dan benar.
13. Seberapa besar dukungan yang dapat diberikan oleh franchisor dalam men-support kegiatan operasional rutin dari usaha franchise tersebut.
14. Adakah keperluan investasi tambahan yang signifikan untuk meng-update fasilitas ataupun peralatan di masa mendatang.
15. Adanya biaya-biaya tambahan yang diperlukan untuk mendapatkan fasilitas dan dukungan bagi operasional usaha waralaba di masa mendatang.
16. Pengalaman dan keahlian utama dari pendiri franchise dalam bidang usaha yang akan di-franchisekan.
17. Apakah lisensi franchise dapat ditransfer atau dijual kembali kepada pihak lain.
18. Persyaratan ataupun kondisi untuk mengakhiri sebuat kontrak waralaba.
19. Ketentuan mengenai ahli waris apabila pemegang franchise tidak mampu menjalankan usahanya.
20. Penghitungan pembayaran atau pembagian keuntungan yang rinci dan detail.
21. Kebijakan pewaralaba mengenai berapa banyak franchise yang diperkenankan dalam sebuah teritori, untuk menghindarkan persaingan antar terwaralaba.
22. Apakah jenis waralaba memerlukan dan telah ter-cover perlindungan hukum dan asuransi tertentu, misalkan untuk melindungi dari tuntutan warga dan hukum, sebagai contoh adalah pembuangan limbah yang beresiko mencemari lingkungan, ataupun kesalahan resep makanan yang berpotensi untuk mengganggu kesehatan konsumen.
Namun pencari waralaba perlu menyikapi hal ini dengan bijaksana, khususnya terhadap franchise yang sangat baru dan belum dijalankan oleh banyak franchisee. Memang tidak selalu waralaba baru berarti resiko yang tinggi dan tidak menjamin keberhasilan, namun banyak unsur yang perlu ditelaah sebelum memutuskan menjalankan sebuah franchise yang memang baru ditawarkan.
Sekedar berbagi pengalaman, team redaksi kami pernah menyaksikan sendiri beberapa contoh waralaba baru yang telah established dan dikenal luas, yang kemudian membentuk divisi waralaba untuk mulai menawarkan lisensi bisnisnya kepada masyarakat, namun karena tampaknya kurang perencanaan dan koordinasi yang matang, sehingga mengakibatkan terpecahnya fokus antara pengembangan bisnis melalui waralaba dengan bisnis utama mereka sendiri, yang akhirnya malah mengakibatkan kemunduran bisnis utama perusahaan, terlebih lagi kondisi keuangan perusahaan yang memang sedang dalam posisi yang kurang baik saat keputusan menjual waralaba diambil, akibat kebijakan ekspansif perusahaan yang memakan dana yang tidak sedikit.
Sebagaimana dalam judul artikel ini kami menyebutnya sebagai waralaba jadi-jadian, karena memang seharusnya pada kondisi tertentu, pewaralaba sebaiknya tidak (atau miminal menunda) menjual lisensinya kepada masyarakat, sampai kondisi ideal tertentu tercapai dan dapat menawarkan program yang riil dan dapat dipertanggungjawabkan, bukan sebagai jalan keluar dari sebuah masalah yang dialami.
Sehubungan dengan hal ini, ada baiknya calon terwaralaba memperoleh info sebanyak mungkin mengenai kondisi usaha, keuangan, konsep bisnis, soliditas team pewaralaba. List kuesioner yang dapat ditanyakan kepada pewaralaba dalam rangka riset dan pengumpulan data dapat dibaca disini.
Didirikan oleh Raymond Albert Kroc (1902 - 1984), atau dikenal dengan nama singkat Ray Kroc. Merintis bisnis hamburger pada saat ia berusia 52 tahun, yaitu pada tahun 1954, dengan meyakinkan dua bersaudara Dick & Mac McDonald untuk membuka gerai siap saji untuk produk hamburger yang telah mereka jual sebelumnya.
McDonald's menjadi perusahaan publik di Amerika semenjak tahun 1965, dengan me-listing sekian ratus lembar saham dengan nilai hanya US$2.250 saja, yang hingga kini telah meningkat ribuan kali lipat baik dari jumlah saham maupun kapitalisasi pasar.
Di Asia Pasifik, timur tengah dan Africa, gerai waralaba mc Donald's memiliki lebih dari 7.000 gerai di lebih dari 34 negara, sementara di Eropa dapat ditemui lebih dari 6.000 gerai, dengan total lebih dari 30.000 gerai franchise di lebih dari 119 negara di dunia.
Iklan TV McDonalds mulai muncul pada tahun 1963, di saat tersebut komersial telah menampilkan maskot badut ber-rompi kuning dan kaus lengan panjang belang putih dan merah dengan rambut kribo berwarna merah yang selalu tersenyum, bernama Ronald McDonald yang hingga kini tetap menjadi maskot dari McDonald's dan disukai oleh anak-anak.
Menu fact: Big Mac mulai diperkenalkan pada konsumen pada tahun 1968
Temukan informasi franchise fast food lainnya disini
2. Berapa banyak jumlah uang yang dapat diatasi bila terjadi kerugian?
3. Apakah lebih baik menajalankan sebuah bisnis waralaba tersebut secara invidividu atau bersama partner lain?
4. Darimana sumber pendanaan untuk membeli lisensi franchise tersebut akan diupayakan? tabungan pribadi, pinjaman bank, pinjaman pada pihak lain, menjual aset lain?
5. Kegiatan usaha lain apa yang dapat dilakukan sebagai sumber pendapatan sampingan (atau utama) selain usaha franchise yang akan dilaksanakan?
6. Apakah franchise yang akan dibeli memerlukan keahlian pribadi dan pengalaman? Bila ya, apakah keahlian dan pengalaman yang diperlukan sesuai dengan minat dan keahlian Anda?
7. Apakah goal Anda akan sejalan dengan jenis usaha franchise yang akan dijalankan? dengan kata lain apakah bidang usaha waralaba yang dipilih mendukung pencapaian goal dalam hidup Anda?
8. Berapa jam waktu yang tersedia dan bersedia Anda luangkan untuk mengolah usaha, dan berapa banyak waktu yang diperlukan oleh usaha waralaba tersebut setiap harinya?
9. Apakah usaha waralaba tersebut memungkinkan untuk hadirnya seorang manajer yang menghandle aktivitas utama, atau haruskan Anda yang menangani operasional utama dalam bisnis waralaba tersebut?
10. Akankah usaha franchise tersebut akan bertahan dan berkembang dalam periode 15 tahun ke depan? (berapa lama product/service life cycle dari produk/jasa waralaba)
11. Seberapa besar resiko yang harus ditanggung dengan memilih sebuah franchise?
12. Apakah produk atau jasa yang ditawarkan dalam sebuah franchise betul-betul dapat memenuhi permintaan yang ada di pasar? Apakah kebutuhan tersebut primer, sekunder, tertier, atau bahkan seasonal?
13. Berapa banyak pesaing dengan kategori sejenis yang telah ada di pasar?
14. Seberapa besar pertumbuhan dari usaha waralaba yang Anda harapkan, dan berapa besar yang diproyeksikan oleh pewaralaba?
15. Pernahkan Anda bekerja ataupun memiliki usaha pada bidang yang akan Anda jalankan dalam bentuk franchise tersebut?
2. Diabaikannya minat dan kemampuan terwaralaba akan bidang usaha yang akan diwaralabakan.
3. Franchisor tidak dapat memaparkan rencana pengembangan jangka panjang dari bisnisnya.
4. Franchisor tidak meng-ekspos statistik dan laporan keuangan secara detail dan transparan.
5. Tidak terdapat aktivitas promosi ataupun beriklan yang memadai.
6. Minimnya support dari kantor pusat pewaralaba.
7. Kontrak yang tidak memadai dan cenderung merugikan.
8. Klaim untung sangat besar dengan investasi sangat minim.
9. Merk dari sebuah franchise yang secara gamblang meniru merk dari bisnis waralaba lainnya baik dari dalam maupun luar negri.
10. Ketidakmampuan franchisor untuk memaparkan laporan keuangan yang menunjukkan keberhasilan usahanya.
11. Tidak adanya informasi pimpinan (direktur utama atau eksekutif) yang jelas.
12. Kontrak yang diberikan tampak terlalu mudah dan bersifat jangka pendek (tidak meng-cover jangka panjang)
13. List testimoni yang sangat memuaskan bahkan berlebihan dari pelanggan ataupun terwaralaba lain.
14. Janji kembali modal yang sangat cepat dan tidak wajar.
15. Laporan keuangan yang tidak mencerminkan kondisi keuangan yang sesungguhnya.
Format waralaba
yang ada, antara lain:
1. Single
Unit Franchise
format ini adalah format yang paling
sederhana
dan paling banyak digunakan karena kemudahannya.
Pewaralaba memberikan
hak kepada terwaralaba untuk menjalankan usaha atas nama
usahanya,
dengan panduan prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya. Terwaralaba
hanya diperkenankan untuk menjalankan usahanya pada
sebuah cabang/unit
yang telah disepakati.
2. Area Franchise
Pada format ini, terwaralaba memperoleh
hak untuk
menjalankan usahanya dalam sebuah teritori tertentu,
misalkan
pada sebuah propinsi ataupun kota, dengan jumlah unit
usaha/cabang
yang lebih dari 1.
3. Master franchise
Format master franchise memberikan hak
pada pemegangnya
untuk menjalankan usahanya di sebuah teritori ataupun
sebuah negara,
dan bukan hanya membuka usaha, pemegang hak dapat
menjual lisensi
kepada sub franchise dengan ketentuan yang telah
disepakati.
Franchise baru
atau lama (established)?
Dengan banyaknya jenis franchise baru yang ditawarkan,
seringkali
pencari waralaba menjadi bingung, apakah harus memilih
waralaba
baru yang menawarkan berbagai fitur menarik dan
inovatif, atau
haruskan memilih waralaba yang telah berdiri lebih lama,
tampak
stabil dan dalam fase maturity.Berikut ini adalah beberapa informasi yang berguna untuk Anda yang sedang melakukan pertimbangan berdasarkan hal tersebut di atas:
Apakah sebuah waralaba adalah baru ataupun lama, terkadang bukanlah menjadi patokan mengenai keberhasilan dan pertumbuhan, bisa saja waralaba yang baru didirikan menjadi sangat prospektif dan memberikan keuntungan, dan juga bisa berkembang sangat baik di masa depan, dan sebaliknya, bukan tidak mungkin waralaba yang telah lama berdiri ternyata memberikan hanya sedikit return. Namun demikian faktor resiko memang dapat dikatakan berhubungan dengan berapa lama sebuah franchise telah berdiri, untuk waralaba yang baru saja hadir, tentu faktor resiko menjadi relatif lebih tinggi daripada waralaba yang telah lama tersedia, namun dapat dilihat apakah waralaba yang baru tersebut adalah bagian dari sebuah group yang terdiri dari beberapa waralaba lain yang telah sukses.
Bila dikaitkan dengan individu yang akan menjalankan waralaba tersebut (franchisee), maka dapat dikelompokan menjadi type: risk taker, moderate, dan risk avoider. Bila seseorang adalah type pengambil resiko, maka ada kecenderungan ia dapat mengambil sebuah waralaba yang baru berdiri, dengan harapan menjadi pendahulu dari merk tersebut, dengan berbagai keuntungan dalam hal kemudahan proses, biaya setup yang lebih rendah, penguasaan pasar, dan lain sebagainya. Sebaliknya bagi penghindar resiko, maka cenderung untuk mengambil jenis franchise yang telah lebih lama established untuk meminimalkan resiko, dengan konsekuensi bahwa waralaba tersebut telah memiliki jauh lebih banyak unit/cabang, biaya setup yang lebih tinggi, dan menawarkan lebih sedikit kemudahan sehubungan lebih banyak peminatnya.
Terlepas dari baru atau lamanya sebuah waralaba, hal terpenting yang perlu diketahui adalah konsep bisnis dari sebuah waralaba, apakah cukup solid, memiliki target/potensial market yang baik, dan sesuai dengan minat calon terwaralaba? Untuk mengetahui hal ini perlu dilakukan riset, yang dapat dimulai dengan menghadiri expo franchise dan meminta business proposal kit dari pewaralaba. Di luar negeri kit sejenis ini telah menjadi standar, dimana pewaralaba telah menyiapkan berbagai media cetak dan video untuk memberikan penjelasan mengenai bidang usahanya agar pencari informasi bisa mendapatkan pemahaman yang baik mengenai usaha franchisor.
Pergeseran trend konsumsi
Fast Food
Setelah sekian lama fast food (yang dikenal juga dengan
nama
junk food) merajalela dan menguasai pasaran franchise di
dunia,
maka belakangan ini, seiring dengan meningkatnya
kesadaran masyarakat
akan kesehatan, dan didukung pula oleh gencarnya promosi
kesehatan
di berbagai media cetak dan elektronik, maka
diperkirakan bahwa
kebiasaan mengkonsumsi makanan siap saji akan mengalami
pergeseran
ke arah makanan cepat saji yang menyehatkan, lebih
sedikit diolah,
dengan bahan yang sangat segar atau dinamai "Fresh
Food",
hal ini telah dibuktikan dengan mulai munculnya berbagai
produk
kesehatan yang terbuat dari bahan organik di berbagai
daerah dan
kesadaran untuk mengurangi konsumsi MSG.Walau di berbagai restaurant siap saji telah menyediakan berbagai tambahan makanan fresh seperti salad, juice buah, dan lain-lain, namun kebutuhan akan specialized fresh food lambat laun semakin nyata. Di beberapa negara bahkan telah berdiri restaurant-restaurant siap saji dengan menu utama fresh food, sebagai contoh adalah "Salad Creation", restaurant franchise yang memiliki menu utama salad ini didirikan sejak tahun 2005 di Ohio dan menyediakan berbagai menu pilihan khusus salad yang jauh lebih lengkap dari salad yang dapat ditemui di restaurant fast food manapun.
Sebuah riset mengenai hal ini menunjukkan bahwa konsumen yang teredukasi dengan baik akan memilih produk makanan yang akan dikonsumsinya dalam keadaan yang lebih segar, tanpa pengolahan berlebih yang menyebabkan makanan menjadi lebih tidak menyehatkan, dan untuk hal ini, konsumen ternyata bersedia membayar lebih mahal daripada makanan yang lebih enak tapi kurang menyehatkan (junk food). Siapkah Anda memanfaatkan peluang ini?
Hal-hal yang
perlu ditanyakan kepada pewaralaba:
Selain pertanyaan-pertanyaan yang bersifat teknis dan
prosedural,
adakalanya bermanfaat juga untuk mengetahui hal-hal yang
tidak
umum ditanyakan dan dapat menjadi bahan pertimbangan
dalam memilih
sebuah franchise, antara lain:- Apa yang dapat dijanjikan oleh pewaralaba mengenai keberhasilan usaha, dan standar-standar/pedoman yang perlu diikuti/dijalankan oleh terwaralaba.
- Apa kekuatan utama waralaba yang ditawarkan, dan juga adakah kelemahannya yang perlu diketahui pada saat ini.
- Sejak kapan melakukan waralaba dan telah berapa unit/pemegang lisensi waralaba yang tengah berjalan.
- Sebelum bergerak di bidang yang saat ini ditawarkan, adakah pengalaman perusahaan di bidang lain.
- Adakah pewaralaba memiliki bisnis lain yang diwaralabakan, bila ada, di bidang apa dan bagaimana kondisi perusahaan tersebut.
- Pernahkan ada kasus antara perawalaba dengan terwaralaba sebelumnya, bila ada, mengenai apa dan bagaimana penyelesaiannya.
- Dapatkah pewaralaba memberikan kontak dari franchisee lainnya untuk dilakukan tanya jawab.
- Adakah franchisee yang sebelumnya gagal dalam bisnis yang ditawarkan? Bila ada, apa penyebab utamanya.
- Apa motivasi perusahaan untuk mewaralabakan bisnisnya? (untuk waralaba yang relatif baru)
- Adakah point-point pada kontrak yang dapat dinegosiasikan.
- Adakah pembatasan pengadaan bahan baku maupun perangkat lain dari luar/pihak ketiga.
- Bolehkah dilakukan modifikasi tertentu terhadap produk/jasa atas sepengetahuan pewaralaba.
Point-point
kesuksesan usaha waralaba:
1 Pada fase pemilihan waralaba, pilihlah jenis waralaba
yang
sesuai dengan hasrat dan minat Anda, yang Anda yakin
akan berkembang
dan menguntungkan di masa dekat dan jangka panjang.
Hindari memilih
jenis waralaba untuk sekedar ikut trend dan sedang
banyak digemari
semata.2. Miliki Goal yang jelas dan terukur, dengan jangka waktu yang masuk akal/realistis, dan sesuaikan kebijakan-kebijakan jangka pendek Anda dengan tujuan yang telah dirumuskan tersebut. Pilah-pilah hal yang perlu dilakukan sekarang, ditunda, atau dihapuskan sama sekali untuk menghemat waktu dan sejalan dengan prioritas kerja.
3. Rumuskan rencana-rencana yang akan mendukung goal Anda tersebut, dan lakukan dengan kegigihan dan semangat, jangan lupa berdoa dan tingkatkan rasa kepedulian terhadap sesama, jangan lupa bahwa dalam setiap kesuksesan, selalu ada kepedulian terhadap sesama dan pelayanan untuk meningkatkan kualitas hidup orang lain, makin banyak seseorang berkontribusi, maka makin banyak pula seseorang akan menerima imbalannya, hal ini berlaku dalam setiap bisnis, termasuk bisnis franchise.
4. Dapatkan info sebanyak-banyaknya dari pewaralaba dalam setiap kesempatan, baik dalam training, dalam pertemuan, khususnya dalam pertemuan awal, misalnya pada saat franchise expo. Bertanya sebanyak mungkin untuk memperoleh pengetahuan maksimal mengenai bidang usaha yang akan dijalani. Hadiri pameran dan seminar yang berhubungan dengan franchise sebanyak mungkin untuk memperoleh pembanding dan alternatif yagn terbaik.
5. Kerjakan segala sesuatu se-efisien mungkin. Dengan melakukan proses franchise, banyak pihak penerima franchise (terwaralaba) masuk ke dalam pola pemikiran bahwa mengeluarkan uang adalah cara untuk menghemat usaha dan tenaga, dalam titik yang ekstrem hal ini dapat mengakibatkan pengeluaran yang tidak perlu dan pemborosan.
6. Bina hubungan baik dan pertahankan kontak yang intensif dengan pihak pewaralaba dan pihak lain yang telah berhasil di bidang tersebut, dimana kita ketahui bahwa kesuksesan seringkali meninggalkan jejak untuk diikuti.
7. Bersikap jujur dan mempertahankan reputasi. Hal ini perlu diterapkan terhadap semua pihak, baik terhadap pewaralaba, terhadap staff, konsumen, dan bahkan anggota keluarga. Dengan bersikat jujur dan berintegritas tinggi, seorang pengusaha akan memperoleh rasa hormat dari lingkungannya yang akhirnya akan memberikan kemudahan dalam berbagai hal dan aspek usahanya.
8. Gali potensi dan kreativitas, walau dalam sebuah sistem waralaba telah digariskan banyak hal yang dapat mempermudah pelakunya untuk menjalankan usaha, bukan berarti membatasi diri dengan tidak melakukan inovasi dan memanfaatkan kreativitas yang dimiliki, tentunya dengan catatan hal tersebut masih ada dalam ruang lingkup standar yang diberlakukan pewaralaba.
9 Orientasi konsumen, dalam setiap bisnis tentunya harus berfokus terhadap kepuasan konsumen selain juga pada proses pengadaannya. Terlebih lagi pada sebuah usaha waralaba, konsumen akan memandang pelayanan dan kepuasan terhadap produk adalah sebagai bagian dari sebuah citra merk secara keseluruhan.
10. Tetap semangat, bekerja secara berkesinambungan dan terus mengembangkan diri demi tercapainya tujuan hidup, peningkatan dan pertumbuhan secara konstan, yang membuahkan hasil yang pasti dan bukan diperoleh dari jalan pintas dan tidak dapat bertahan lama.
Beberapa hal
mendasar mengenai waralaba:
Waralaba adalah kerjasama usaha antara usaha yang telah
ada (franchisor)
dengan pelaku bisnis baru (franchisee) yang menjadi
pemilik dari
usaha yang telah berjalan tersebut dalam format lisensi.terwaralaba membeli ijin usaha untuk melakukan bisnis yang sama persis dengan usaha yang telah ada sebelumnya dari pewaralaba, untuk jangka waktu tertentu, dengan menerima dukungan penuh dalam hal pelatihan dan saran-saran dalam kegiatan operasional yang tercakup dalam sebuah sistem yang telah dibuat sebelumnya dan terbukti keberhasilannya.
Pewaralaba menyediakan produk dan jasa yang siap untuk dipasarkan oleh terwaralaba, (telah teruji dan terbukti berhasil) termasuk diantaranya merk usaha, sistem pembukuan, sistem operasi, standar pelayanan, standar proses pembuatan produk, pelatihan, dan lain lain
Terwaralaba mendapatkan penghematan waktu dan usaha dalam rangka riset produk/tempat/kebutuhan karyawan, pembuatan merk dan sistem, jaringan pemasaran, dan lain-lainnya yang memungkinkan terwaralaba lebih cepat untuk menjalankan usahanya tanpa perlu memulai dari nol dan melakukan 'trial dan error'
Keuntungan dari sebuah sistem waralaba adalah relatif lebih amannya daripada memulai dari awal, lebih adanya struktur dalam usaha, dapat dikatakan sebagai sebuat usaha mandiri karena adanya juga batasan campur tangan dari pihal pewaralaba, merk yang relatif lebih mudah dikenal karena jumlah cabang yang dengan mudah bertambah, dengan kualitas produk yang sama dan telah dikenal oleh konsumen.
Pewaralaba memperluas usahanya dengan lebih cepat dan efektif dengan adanya investasi dan permodalan dari pembeli/terwaralaba.
Beberapa hal
yang perlu diperhatikan pada saat seseorang melakukan
seleksi
atau memilih sebuah franchise untuk dijalankan antara
lain:
1. Berapa lama usaha tersebut telah
berjalan
dan berapa lama usaha tersebut di-franchisekan.
2. Kesehatan keuangan dan track record yang baik. Banyak-banyaklah membaca majalah ataupun tabloid yang berhubungan dengan usaha dan bisnis, simak rubrik opini dan pertanyaan dari pembaca, karena seringkali dapat diperoleh insight yang bermanfaat mengenai sebuah usaha franchise yang sedang ditelaah.
3. Berapa banyak jumlah franchise yang telah berjalan atau juga berapa banyak jumlah cabang yang beroperasi.
4. Nilai dari produk dalam hubungannya dengan kemampuan bertahan produk / jasa dalam jangka panjang, apakah akan terpengaruh oleh teknologi, atau seberapa banyak pesaing yang ingin memasuki pasar, dll.
5. Keharusan untuk membeli bahan baku dari franchisor. Untuk beberapa jenis produk tertentu, adakalanya pewaralaba mengharuskan bahan baku dibeli dari pihak mereka, tergantung dari jenis produknya, hal ini bisa jadi menguntungkan atau malah merugikan.
6. Jenis promosi yang dilakukan oleh pihak franchisor, apakah memadai dan apakah metode komunikasinya dirasakan telah sesuai dengan target pasar.
7. Ada baiknya bila calon terwaralaba dapat melihat lebih dulu contoh kontrak yang akan disetujui.
8. Estimasi profit / keuntungan dan bahkan estimasi kerugian yang diproyeksikan dengan realistis.
9. Batasan-batasan yang diberlakukan oleh pewaralaba untuk kegiatan operasi dan keuangan.
10. Adanya target penjualan ataupun omzet yang diterapkan pada terwaralaba.
11. Batasan-batasan untuk melakukan penyesuaian ataupun modifikasi terhadap system yang berlaku ataupun modifikasi terhadap jenis layanan dan produk.
12. Kebijakan akan pelatihan yang akan diberlakukan, periode dan frekuensinya, agar terwaralaba dapat memahami secara baik dan benar.
13. Seberapa besar dukungan yang dapat diberikan oleh franchisor dalam men-support kegiatan operasional rutin dari usaha franchise tersebut.
14. Adakah keperluan investasi tambahan yang signifikan untuk meng-update fasilitas ataupun peralatan di masa mendatang.
15. Adanya biaya-biaya tambahan yang diperlukan untuk mendapatkan fasilitas dan dukungan bagi operasional usaha waralaba di masa mendatang.
16. Pengalaman dan keahlian utama dari pendiri franchise dalam bidang usaha yang akan di-franchisekan.
17. Apakah lisensi franchise dapat ditransfer atau dijual kembali kepada pihak lain.
18. Persyaratan ataupun kondisi untuk mengakhiri sebuat kontrak waralaba.
19. Ketentuan mengenai ahli waris apabila pemegang franchise tidak mampu menjalankan usahanya.
20. Penghitungan pembayaran atau pembagian keuntungan yang rinci dan detail.
21. Kebijakan pewaralaba mengenai berapa banyak franchise yang diperkenankan dalam sebuah teritori, untuk menghindarkan persaingan antar terwaralaba.
22. Apakah jenis waralaba memerlukan dan telah ter-cover perlindungan hukum dan asuransi tertentu, misalkan untuk melindungi dari tuntutan warga dan hukum, sebagai contoh adalah pembuangan limbah yang beresiko mencemari lingkungan, ataupun kesalahan resep makanan yang berpotensi untuk mengganggu kesehatan konsumen.
Berbagai jenis
waralaba dapat ditemui pada saat ini, berikut ini adalah
beberapa
jenis kategori usaha waralaba yang dapat menjadi
pertimbangan
utama, antara lain:
Makanan siap saji dan restaurant,
antara lain: kedai penjualan hamburger, pizza, kentang
goreng,
friend chicken, kebab, kedai kopi, donat, es krim, ayam
bakar,
dll
Jasa: biro jasa,
pemesanan tiket,
travel agent, hiburan, rental vcd dvd, ink refill, real
estate,
dry cleaning, kursus anak (bahasa, menggambar,
berhitung) dan
jasa profesional lainnya.
Beberapa jenis usaha yang belum populer
sebagai
waralaba di dalam negeri, tetapi telah menjadi
trend di
luar negeri antara lain: jasa profesional
akuntansi dan
pembukuan, jasa legal/hukum, fasilitas kesehatan dan
gigi, jasa
konsultasi pemasaran dan arsitektur, jasa persewaan truk
dan mobil,
waralaba hotel dan motel, jasa penyediaan tenaga kerja
profesional,
home based advertising agency franchise, jasa
kepengurusan imigrasi,
jasa photography, dll.
Kerjasama waralaba melibatkan:
1. Hubungan yang
berkesinambungan
dalam jangka tertentu antara pewaralaba dengan
terwaralaba.
2. Kontrak secara
hukum
yang menjelaskan hubungan usaha dan hak/kewajiban
masing-masing
pihak.
3. Penyerahan aset
tertentu
oleh pewaralaba sebagai dampak dari investasi yang
diberikan oleh
terwaralaba, baik aset nyata dan tak nyata.
4. Aktivitas usaha
yang
dilakukan atas nama pewaralaba dengan pengaturan dan
standar mengenai
prosedur kerja yang ditetapkan oleh franchisor.
Waralaba jadi-jadian
Demikian baiknya perkembangan bisnis franchise di
Indonesia sehingga
hampir setiap triwulan dapat dijumpai seminar, expo,
ataupun eksibisi
franchise, dan juga banyak dijumpai merk-merk franchise
baru yang
mulai ditawarkan, baik jenis usaha yang telah berjalan
lama (established)
dan mulai diwaralabakan, maupun perusahaan yang relatif
baru dan
memang direncanakan untuk dikembangkan dengan model
franchise.Namun pencari waralaba perlu menyikapi hal ini dengan bijaksana, khususnya terhadap franchise yang sangat baru dan belum dijalankan oleh banyak franchisee. Memang tidak selalu waralaba baru berarti resiko yang tinggi dan tidak menjamin keberhasilan, namun banyak unsur yang perlu ditelaah sebelum memutuskan menjalankan sebuah franchise yang memang baru ditawarkan.
Sekedar berbagi pengalaman, team redaksi kami pernah menyaksikan sendiri beberapa contoh waralaba baru yang telah established dan dikenal luas, yang kemudian membentuk divisi waralaba untuk mulai menawarkan lisensi bisnisnya kepada masyarakat, namun karena tampaknya kurang perencanaan dan koordinasi yang matang, sehingga mengakibatkan terpecahnya fokus antara pengembangan bisnis melalui waralaba dengan bisnis utama mereka sendiri, yang akhirnya malah mengakibatkan kemunduran bisnis utama perusahaan, terlebih lagi kondisi keuangan perusahaan yang memang sedang dalam posisi yang kurang baik saat keputusan menjual waralaba diambil, akibat kebijakan ekspansif perusahaan yang memakan dana yang tidak sedikit.
Sebagaimana dalam judul artikel ini kami menyebutnya sebagai waralaba jadi-jadian, karena memang seharusnya pada kondisi tertentu, pewaralaba sebaiknya tidak (atau miminal menunda) menjual lisensinya kepada masyarakat, sampai kondisi ideal tertentu tercapai dan dapat menawarkan program yang riil dan dapat dipertanggungjawabkan, bukan sebagai jalan keluar dari sebuah masalah yang dialami.
Sehubungan dengan hal ini, ada baiknya calon terwaralaba memperoleh info sebanyak mungkin mengenai kondisi usaha, keuangan, konsep bisnis, soliditas team pewaralaba. List kuesioner yang dapat ditanyakan kepada pewaralaba dalam rangka riset dan pengumpulan data dapat dibaca disini.
Didirikan oleh Raymond Albert Kroc (1902 - 1984), atau dikenal dengan nama singkat Ray Kroc. Merintis bisnis hamburger pada saat ia berusia 52 tahun, yaitu pada tahun 1954, dengan meyakinkan dua bersaudara Dick & Mac McDonald untuk membuka gerai siap saji untuk produk hamburger yang telah mereka jual sebelumnya.
McDonald's menjadi perusahaan publik di Amerika semenjak tahun 1965, dengan me-listing sekian ratus lembar saham dengan nilai hanya US$2.250 saja, yang hingga kini telah meningkat ribuan kali lipat baik dari jumlah saham maupun kapitalisasi pasar.
Di Asia Pasifik, timur tengah dan Africa, gerai waralaba mc Donald's memiliki lebih dari 7.000 gerai di lebih dari 34 negara, sementara di Eropa dapat ditemui lebih dari 6.000 gerai, dengan total lebih dari 30.000 gerai franchise di lebih dari 119 negara di dunia.
Iklan TV McDonalds mulai muncul pada tahun 1963, di saat tersebut komersial telah menampilkan maskot badut ber-rompi kuning dan kaus lengan panjang belang putih dan merah dengan rambut kribo berwarna merah yang selalu tersenyum, bernama Ronald McDonald yang hingga kini tetap menjadi maskot dari McDonald's dan disukai oleh anak-anak.
Menu fact: Big Mac mulai diperkenalkan pada konsumen pada tahun 1968
Temukan informasi franchise fast food lainnya disini
Pertanyaan-pertanyaan
yang perlu disiapkan saat akan menjalankan bisnis
waralaba:
1. Berapa banyak uang yang ada untuk
diinvestasikan
dalam sebuah bisnis franchise?
2. Berapa banyak jumlah uang yang dapat diatasi bila terjadi kerugian?
3. Apakah lebih baik menajalankan sebuah bisnis waralaba tersebut secara invidividu atau bersama partner lain?
4. Darimana sumber pendanaan untuk membeli lisensi franchise tersebut akan diupayakan? tabungan pribadi, pinjaman bank, pinjaman pada pihak lain, menjual aset lain?
5. Kegiatan usaha lain apa yang dapat dilakukan sebagai sumber pendapatan sampingan (atau utama) selain usaha franchise yang akan dilaksanakan?
6. Apakah franchise yang akan dibeli memerlukan keahlian pribadi dan pengalaman? Bila ya, apakah keahlian dan pengalaman yang diperlukan sesuai dengan minat dan keahlian Anda?
7. Apakah goal Anda akan sejalan dengan jenis usaha franchise yang akan dijalankan? dengan kata lain apakah bidang usaha waralaba yang dipilih mendukung pencapaian goal dalam hidup Anda?
8. Berapa jam waktu yang tersedia dan bersedia Anda luangkan untuk mengolah usaha, dan berapa banyak waktu yang diperlukan oleh usaha waralaba tersebut setiap harinya?
9. Apakah usaha waralaba tersebut memungkinkan untuk hadirnya seorang manajer yang menghandle aktivitas utama, atau haruskan Anda yang menangani operasional utama dalam bisnis waralaba tersebut?
10. Akankah usaha franchise tersebut akan bertahan dan berkembang dalam periode 15 tahun ke depan? (berapa lama product/service life cycle dari produk/jasa waralaba)
11. Seberapa besar resiko yang harus ditanggung dengan memilih sebuah franchise?
12. Apakah produk atau jasa yang ditawarkan dalam sebuah franchise betul-betul dapat memenuhi permintaan yang ada di pasar? Apakah kebutuhan tersebut primer, sekunder, tertier, atau bahkan seasonal?
13. Berapa banyak pesaing dengan kategori sejenis yang telah ada di pasar?
14. Seberapa besar pertumbuhan dari usaha waralaba yang Anda harapkan, dan berapa besar yang diproyeksikan oleh pewaralaba?
15. Pernahkan Anda bekerja ataupun memiliki usaha pada bidang yang akan Anda jalankan dalam bentuk franchise tersebut?
Calon terwaralaba
(franchisee) diharapkan untuk tidak mudah terlena oleh
penawaran-penawaran
dan ketentuan dari sebuah franchise, dan waspada akan
beberapa
hal yang tidak dilakukan oleh franchisor antara lain:
1. Klaim bahwa produk dan jasa akan
dapat
dijual dengan sangat mudah, produk yang super laris, dan
keuntungan
luar biasa besar.
2. Diabaikannya minat dan kemampuan terwaralaba akan bidang usaha yang akan diwaralabakan.
3. Franchisor tidak dapat memaparkan rencana pengembangan jangka panjang dari bisnisnya.
4. Franchisor tidak meng-ekspos statistik dan laporan keuangan secara detail dan transparan.
5. Tidak terdapat aktivitas promosi ataupun beriklan yang memadai.
6. Minimnya support dari kantor pusat pewaralaba.
7. Kontrak yang tidak memadai dan cenderung merugikan.
8. Klaim untung sangat besar dengan investasi sangat minim.
9. Merk dari sebuah franchise yang secara gamblang meniru merk dari bisnis waralaba lainnya baik dari dalam maupun luar negri.
10. Ketidakmampuan franchisor untuk memaparkan laporan keuangan yang menunjukkan keberhasilan usahanya.
11. Tidak adanya informasi pimpinan (direktur utama atau eksekutif) yang jelas.
12. Kontrak yang diberikan tampak terlalu mudah dan bersifat jangka pendek (tidak meng-cover jangka panjang)
13. List testimoni yang sangat memuaskan bahkan berlebihan dari pelanggan ataupun terwaralaba lain.
14. Janji kembali modal yang sangat cepat dan tidak wajar.
15. Laporan keuangan yang tidak mencerminkan kondisi keuangan yang sesungguhnya.
Franchise lokal
|
Franchise
business
type: Mini Mart
Franchisee
requirement:
Franchise
capital investment:
Rp 45 Jt
Head office
address:
PT Sumber Alfaria Trijaya, Jl MH Thamrin No 9 Cikokol
Tangerang
Phone:
62
21 555 9776, 555 55966
Contact
person:
Ayam
Bakar Wong Solo
Paket Franchise Wong Solo menawarkan paket Franchise selama 10 tahun (hak waralaba) dengan paket-paket sebagai berikut 1. Paket A 1.000.000.000 dengan kapasitas 200 seats 2. Paket B 800.000.000 dengan kapasitas 150 seats 3. Paket C 600.000.000 dengan kapasitas 125 seats 4. Paket D 400.000.000 dengan kapasitas lebih kurang 80 seats Paket E 50.000.000 (kaki lima) Dana tersebut termasuk franchise fee 10 tahun, pembangunan rumah makan, pembelian peralatan, preparasi dan pra operasi (tidak termasuk sewa tanah) Rumah makan Wong Solo mengenakan royalti fee 6% dari penjualan setiap bulan Address: Jl SMA 2 Padang Golf Polonia Medan Phone: 061-7879061 Email address: wongsolo @ indosat.net.id
Franchise
business
type: Car rental, Travel
Number of
branches:
Franchise
capital investment:
Rp 50jt-1m
Available
package:
2 alternative packages
Franchisee
requirement:
Head office
address:
- Jl. Jend. Gatot
Subroto No.
94
Bandung - Jawa Barat. Phone. 022 731 9498 (Hunting) Fax. 022 733 3807 -Arteri Pondok Indah 60 Jakarta - DKI Jakarta. Phone: 021. 720 4616 / 720 4766
Franchise
business
type: Shoes Chain Store
Number of
branches:
over 50 outlets in Indonesia & Australia
Franchise
capital investment:
Rp 100jt - 900jt
Franchise
fee:
Rp 25jt - 100 jt
Franchise
package:
4 alternative packages
Royalti fee:
5% from gross profit
Head office
address:
Jl.Veteran 44 Bandung, West Java - Indonesia -
Franchise related
office contact: Jl.Ir.H.Juanda No.151 Bandung
Phone:
0811248960
Contact franchise[at]jcodonuts.com
Franchise
business:
Kebab counter
Franchiseeinvestment:
Rp 50-80 jt
• Satu Unit Counter • Alat Burner Kebab • Paket perlengkapan counter • Freezer Box • Paket promosi usaha ( Neon Box, Banner, dll ) • Bahan baku produksi pemakaian rutin • System operasional yang sudah terbukti • Training Karyawan • Quality Control dan maintenance • Asistensi survey lokasi • Manual Book (Standart Operational Procedure) • Software Keuangan • Masa Kerjasama Selama 5 Tahun
Head office
address:
Ruko Manyar Garden Regency Kav.30
Jl. Nginden Semolo 109 Surabaya Phone : +6231-5999712 / +6231-5992423 Fax: +6231-5992423 / +6231-5952291
Hotline:
+628123-580-791,
+6231-7064-1912
Franchise
business
type: Burger Counter
Franchise
fee:
Rp 25jt
Capital
investment:
Rp 85jt (termasuk fee)
Head office
address:
Jl. Raya Pekayon no. 31 Telp/Fax : +6221 8216450
Bekasi Selatan
INDONESIA
Phone:
0817
6681551
Franchise
business
type: Pizza, Pasta
Number of
branches:
40 locations nationally
Franchise
capital investment:
US$ 168,000 - 270,000 plus $ 25.000 for franchise
license (10
years)
Head office
address:
Jl. Pondok Pinang Center Blok C 46-48
Phone:
62
21 7591 5031
email:
hidayat [at] paparonspizza.com
Franchise
business
type: Education - Course
Number of
branches:
400 locations nationally
Franchise
fee:
Rp 150jt
Available
package:
Franchisee
requirement:
150m2 with minimum 6 rooms for class activity
Head office
address:
Graha Primagama
Jl. Diponegoro 89 Yogyakarta 55281
Phone:
+62
274-520418,520419 email :
info @ primagama.co.id
Contact
person:
Mohammad J. Prasetya
Franchise
business
type: Busana Muslim
Number of
branches:
50 counters
Franchise
capital investment:
Rp 50 million
Head office
address:
Jl Buah Batu 165 B - Bandung
Phone:
62
22 7316301
Franchise
business
type: Gown & Bridal
Franchise
fee:
Rp 175Jt untuk 5 tahun
Head office
address:
Muara Karang E IV Timur no 50
Phone:
(021)
661 0977
Contact:
info [at] yohannesbridal.com
Franchise
business
type: Mini Mart
Franchisee
requirement:
Franchise
capital investment:
Rp 201Jt - Rp 276Jt
Head office
address:
Jl Jakarta 48 Bandung
Phone:
62
22 720 8220, 0811232689, 08122002369, 08562262942
|
Franchise baru atau lama (established)?
Pergeseran trend konsumsi Fast Food
Hal-hal yang perlu ditanyakan kepada pewaralaba
Point-point kesuksesan usaha waralaba
Hal mendasar mengenai Waralaba
Hal yang perlu diperhatikan saat memilih Waralaba
Kategori Waralaba populer
Kerjasama Waralaba
Waralaba jadi-jadian
McDonald's Franchise History
Pertanyaan-pertanyaan sebelum memutuskan sebuah Waralaba
Hal yang perlu diwaspadai saat memilih Franchise
Diposting oleh
ARIP PRASETYO OK
0 komentar :
Posting Komentar